
Warga Di Bawah 45 Tahun Boleh Beraktivitas Lagi, Bahayakah?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
12 May 2020 14:01

Di China, bahkan anak-anak muda yang berusia kurang dari 25 tahun pun bisa terinfeksi. Justru di fase tanpa gejala ini mereka juga bisa menulari yang lain. Hal ini dibuktikan oleh studi yang dilakukan oleh para peneliti China yakni Huang Lei, dkk yang dipublikasikan ke Journal of Infection awal Maret lalu.
Dalam penelitian tersebut, Huang Lei dan rekan menyorot tingkat keterjangkitan Covid-19 di usia muda dan karakteristiknya karena sejauh ini yang dilaporkan hanya berfokus pada penderita usia tua saja.
Sebuah klaster yang dari seorang pasien positif Covid-19 di China yang berusia 22 tahun (Patient Index) dilacak dalam penelitian tersebut. Sebanyak 7 orang dinyatakan positif terjangkit Covid-19 setelah berinteraksi dengan Patient Index yang kembali dari Wuhan ke Hefei pada 19 Januari. Usia rata-rata 8 orang tersebut adalah 22 tahun, sementara rentang usianya berada pada 16–23 tahun yang terdiri dari enam pria.
Berdasarkan informasi yang diperoleh para peneliti, Patient-Index mengunjungi sepupu perempuannya yang berusia 16 tahun di malam hari sekembalinya dari Wuhan dan bertemu 15 teman sekelasnya dalam sebuah acara pada 21 Januari.
Pada 19-21 Januari Patient Index berada dalam kondisi sehat dan ini juga dikonfirmasi juga oleh teman-temannya. Gejala pertama yang dialami oleh Patient Index adalah mata. gatal dan demam di siang dan sore hari pada 22 Januari.
Tujuh anak muda (sepupunya dan enam teman sekelas) akhirnya terinfeksi COVID-19 setelah kontak beberapa jam dengan Patient-Index. Dari ketujuh orang tersebut tidak ada satu pasien pun telah mengunjungi Wuhan (kecuali Patient Index), terpapar ke pasar seafood [Huanan di Wuhan], terpapar ke binatang liar, atau mengunjungi lembaga medis dalam waktu tiga bulan terakhir.
Dalam kasus tersebut, periode inkubasi rata-rata adalah 2 hari (kisaran, 1-4). Interval serial-median adalah 1 hari (kisaran, 0-4). Setengah dari delapan anak yang terinfeksi Covid-19 mengalami demam, batuk berdahak, hidung tersumbat, dan kelelahan. Semua pasien mengalami gejala ringan ringan. Enam pasien mengalami pneumonia (semua ringan; satu bilateral) saat masuk ke RS. Pada 20 Februari, empat pasien sudah dipulangkan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah tingkat infeksi yang kuat terjadi selama masa inkubasi dan dengan cepat menular dalam klaster anak muda di luar Wuhan. Gejala yang dialami oleh anak klaster yang terdiri dari anak muda ini lebih ringan daripada gejala yang teramati pada orang dewasa.
Itu artinya anak muda juga rentan terhadap infeksi virus corona ini, mengingat virus yang menyebabkan penyakit adalah jenis yang baru. Selain gejala yang ringan, terkadang seorang yang menderita Covid-19 bahkan tak menunjukkan gejala sama sekali (asimptomatik).
Mengacu pada data Centre for Evidence Based Medicine (CEBM) ada 5% hingga 80% orang yang dites positif terinfeksi Covid-19 tak menunjukkan gejala sama sekali. Skrining penyakit berdasarkan gejala saja seringkali memberikan informasi yang tak tepat. Penderita Covid-19 tanpa gejala ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
(twg/twg)
Dalam penelitian tersebut, Huang Lei dan rekan menyorot tingkat keterjangkitan Covid-19 di usia muda dan karakteristiknya karena sejauh ini yang dilaporkan hanya berfokus pada penderita usia tua saja.
Sebuah klaster yang dari seorang pasien positif Covid-19 di China yang berusia 22 tahun (Patient Index) dilacak dalam penelitian tersebut. Sebanyak 7 orang dinyatakan positif terjangkit Covid-19 setelah berinteraksi dengan Patient Index yang kembali dari Wuhan ke Hefei pada 19 Januari. Usia rata-rata 8 orang tersebut adalah 22 tahun, sementara rentang usianya berada pada 16–23 tahun yang terdiri dari enam pria.
Pada 19-21 Januari Patient Index berada dalam kondisi sehat dan ini juga dikonfirmasi juga oleh teman-temannya. Gejala pertama yang dialami oleh Patient Index adalah mata. gatal dan demam di siang dan sore hari pada 22 Januari.
Tujuh anak muda (sepupunya dan enam teman sekelas) akhirnya terinfeksi COVID-19 setelah kontak beberapa jam dengan Patient-Index. Dari ketujuh orang tersebut tidak ada satu pasien pun telah mengunjungi Wuhan (kecuali Patient Index), terpapar ke pasar seafood [Huanan di Wuhan], terpapar ke binatang liar, atau mengunjungi lembaga medis dalam waktu tiga bulan terakhir.
Dalam kasus tersebut, periode inkubasi rata-rata adalah 2 hari (kisaran, 1-4). Interval serial-median adalah 1 hari (kisaran, 0-4). Setengah dari delapan anak yang terinfeksi Covid-19 mengalami demam, batuk berdahak, hidung tersumbat, dan kelelahan. Semua pasien mengalami gejala ringan ringan. Enam pasien mengalami pneumonia (semua ringan; satu bilateral) saat masuk ke RS. Pada 20 Februari, empat pasien sudah dipulangkan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah tingkat infeksi yang kuat terjadi selama masa inkubasi dan dengan cepat menular dalam klaster anak muda di luar Wuhan. Gejala yang dialami oleh anak klaster yang terdiri dari anak muda ini lebih ringan daripada gejala yang teramati pada orang dewasa.
Itu artinya anak muda juga rentan terhadap infeksi virus corona ini, mengingat virus yang menyebabkan penyakit adalah jenis yang baru. Selain gejala yang ringan, terkadang seorang yang menderita Covid-19 bahkan tak menunjukkan gejala sama sekali (asimptomatik).
Mengacu pada data Centre for Evidence Based Medicine (CEBM) ada 5% hingga 80% orang yang dites positif terinfeksi Covid-19 tak menunjukkan gejala sama sekali. Skrining penyakit berdasarkan gejala saja seringkali memberikan informasi yang tak tepat. Penderita Covid-19 tanpa gejala ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
(twg/twg)
Next Page
Kudu Waspada, Jangan Lengah
Pages
Most Popular