
Internasional
Gelombang II? Sebulan 0 Kasus, COVID-19 Muncul Lagi di Wuhan
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
11 May 2020 15:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China kembali melaporkan kasus baru COVID-19 di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei, Senin (11/5/2020). Hal ini terjadi setelah selama sebulan penuh, Wuhan menyatakan tidak ada kasus infeksi baru di kota tersebut.
Dikutip dari AFP, lima kasus dikonfirmasi muncul dari satu distrik perumahan di kota industri ini. Kelimanya terkait satu kasus yang ditemukan Minggu (10/5/2020), yang melibatkan seorang lelaki berusia 89 tahun.
Berbeda dari kasus kebanyakan, semua pasien baru COVID-19 ini tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali (asimptomatik) seperti demam. Mereka diketahui menderita COVID-19 setelah dites.
Seorang pejabat di distrik itu dipecat pemerintah setempat. Pasalnya ia dianggap lalai menahan penyebaran virus.
Di provinsi Hubei, secara garis besar sudah ada 11 kasus tanpa gejala yang dilaporkan. China merekam kasus pasien bergejala (simpotomatik) dan tidak secara terpisah.
Sebelumnya, China mengumumkan lockdown parsial pada Kota Shulan, di China Laut Timur, Provinsi Jilin, setelah pemerintah menemukan kluster infeksi COVID-19 baru. Dikutip dari CGTN, pengumuman dilakukan pada Minggu (10/5/2020).
Semua warga wajib tinggal di rumah. Siswa SMP dan SMA juga akan kembali melakukan kegiatan belajar mengajar secara online.
Semua fasilitas umum, bioskop, perpustakaan ditutup sementara. Fasilitas kereta api, di dalam maupun ke luar kota disetop hingga akhir Mei ini.
Bus diminta menunda layanan. Sedangkan taksi tak diizinkan meninggalkan kota.
"Pihak berwenang mengatakan akan melakukan penyelidikan menyeluruh pada semua warga Shulan," tulis media itu. Pemerintah juga akan melakukan pelacakan kontak pada semua yang berhubungan dekat dengan pasien yang didiagnosis.
Dari South China Morning Post, diketahui kasus pertama ditemukan pada 7 Mei saat seorang wanita 45 tahun didiagnosis dengan COVID-19. Padahal kota sudah mencatat nol kasus sejak 9 April.
Wanita itu diketahui bekerja pada sebuah binatu. Bagaimana ia terinfeksi masih belum jelas, karena sejak 23 April ia tak meninggalkan provinsi itu dan tidak bertemu dengan siapapun dari luar negeri.
China kini memang mengkhawatirkan serangan gelombang kedua COVID-19. Berdasarkan data Worldometers, China mencatat ada 141 kasus aktif di negara itu saat ini.
Sebelumnya, China mencatat ada 82.918 total kasus COVID-19. Di mana 4.633 pasien meninggal dan 78.144 sembuh.
(sef/miq) Next Article China Revisi Kematian di Wuhan, Naik 50% Jadi 3.869 Orang
Dikutip dari AFP, lima kasus dikonfirmasi muncul dari satu distrik perumahan di kota industri ini. Kelimanya terkait satu kasus yang ditemukan Minggu (10/5/2020), yang melibatkan seorang lelaki berusia 89 tahun.
Berbeda dari kasus kebanyakan, semua pasien baru COVID-19 ini tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali (asimptomatik) seperti demam. Mereka diketahui menderita COVID-19 setelah dites.
Di provinsi Hubei, secara garis besar sudah ada 11 kasus tanpa gejala yang dilaporkan. China merekam kasus pasien bergejala (simpotomatik) dan tidak secara terpisah.
Sebelumnya, China mengumumkan lockdown parsial pada Kota Shulan, di China Laut Timur, Provinsi Jilin, setelah pemerintah menemukan kluster infeksi COVID-19 baru. Dikutip dari CGTN, pengumuman dilakukan pada Minggu (10/5/2020).
Semua warga wajib tinggal di rumah. Siswa SMP dan SMA juga akan kembali melakukan kegiatan belajar mengajar secara online.
Semua fasilitas umum, bioskop, perpustakaan ditutup sementara. Fasilitas kereta api, di dalam maupun ke luar kota disetop hingga akhir Mei ini.
Bus diminta menunda layanan. Sedangkan taksi tak diizinkan meninggalkan kota.
"Pihak berwenang mengatakan akan melakukan penyelidikan menyeluruh pada semua warga Shulan," tulis media itu. Pemerintah juga akan melakukan pelacakan kontak pada semua yang berhubungan dekat dengan pasien yang didiagnosis.
Dari South China Morning Post, diketahui kasus pertama ditemukan pada 7 Mei saat seorang wanita 45 tahun didiagnosis dengan COVID-19. Padahal kota sudah mencatat nol kasus sejak 9 April.
Wanita itu diketahui bekerja pada sebuah binatu. Bagaimana ia terinfeksi masih belum jelas, karena sejak 23 April ia tak meninggalkan provinsi itu dan tidak bertemu dengan siapapun dari luar negeri.
China kini memang mengkhawatirkan serangan gelombang kedua COVID-19. Berdasarkan data Worldometers, China mencatat ada 141 kasus aktif di negara itu saat ini.
Sebelumnya, China mencatat ada 82.918 total kasus COVID-19. Di mana 4.633 pasien meninggal dan 78.144 sembuh.
(sef/miq) Next Article China Revisi Kematian di Wuhan, Naik 50% Jadi 3.869 Orang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular