
Kang Emil Ungkap Data Mengejutkan: 70% yang Kena Covid Pria
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
10 May 2020 20:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membeberkan sejumlah fakta terkait penyebaran virus korona di wilayahnya. Di antaranya soal statisik dominasi laki-laki yang lebih banyak terserang oleh Covid-19 di Jawa Barat.
"Covid ini 70% yang kena laki-laki, yang perempuan lebih disiplin. Kesimpulannya berarti covid-19 di Jabar banyak menyerang lelaki, usia milenial dan produktif," kata Ridwan Kamil dalam bincang eksklusif bersama CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Hal itu disinyalir karena laki-laki lebih banyak keluar rumah untuk bekerja. Di lapanga memang banyak sektor-sektor industri yang masih operasi. Meskipun banyak perempuan juga demikian, tapi kedisiplinan yang diduga membedakan.
Kedisiplinan untuk mengikuti protokol kesehatan, termasuk menuruti anjuran berada di rumah juga menimbulkan fakta menarik lainnya.
"Satu bukti lagi, virus covid-19 ini hampir tidak ada di anak-anak sekolah. Kenapa? karena mereka disiplin. Jutaan anak sekolah nggak ada yang positif Covid-19. Berati semua orang harus taat dan mencontoh anak sekolah yang polos tapi disiplin ini," sebutnya.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan penyumbang angka Covid-19 terbesar nomor dua di Indonesia setelah DKI Jakarta, yakni temuan kasus positif sebanyak 1437 orang. 202 orang diantaranya sembuh dan 95 orang meninggal.
Jawa Barat masih menjadi provinsi dengan tingkat infeksi positif virus korona terbesar kedua di Indonesia. Namun, Ridwan Kamil berharap kasus di Jabar terus menurun. Caranya yakni dengan mengurangi pergerakan manusia selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
"Kalau sudah bisa di bawah 10% per hari untuk Jawa Barat dengan populasi 50 juta, harusnya masuk kategori bisa dikendalikan, sehingga kita bisa relaksasi di daerah yang secara ilmiah terbukti zero covid," kata pria yang biasa disapa Kang Emil ini.
Namun, itu bukan pekerjaan mudah. Karena di wilayah yang sudah lama menerapkan PSBB pun, masyarakatnya masih banyak yang keluar. Baik untuk bekerja atau pun di luar itu.
"Kita tes berapa banyak kerumunan, ternyata kerumunan Bodebek masih 48%. Berarti 48% penduduk di Bodebek masih wara-wiri. Idealnya 30%, nah kalau 30%, orang masih bisa kerja, tapi diatur-atur saja," sebutnya.
Ia mengungkapkan bahwa kebijakan mengatur pergerakan manusia juga perlu rumus khusus. Jika diterapkan terlalu ketat, maka ekonomi akan sulit. Sebaliknya, jika pergerakannya masif maka virusnya jadi lebih sulit diatur. Sehingga, perlu ada keseimbangan.
Karena itu, Ia mengambil langkah untuk menerapkan PSBB secara merata di seluruh Jabar. Harapannya, dengan pergerakan manusia yang bisa turun, maka penularannya pun berbanding lurus.
"Makanya PSBB supaya penularan Covid-19 menurun. Musyawarah putuskan daerah terbesar di negeri ini, 50 juta orang, kontrol 27 daerah. Serempak di jaga, tidak haya provinsi tapi antar kota, kabupaten dijaga. Termasuk jalan tikus," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
"Covid ini 70% yang kena laki-laki, yang perempuan lebih disiplin. Kesimpulannya berarti covid-19 di Jabar banyak menyerang lelaki, usia milenial dan produktif," kata Ridwan Kamil dalam bincang eksklusif bersama CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Hal itu disinyalir karena laki-laki lebih banyak keluar rumah untuk bekerja. Di lapanga memang banyak sektor-sektor industri yang masih operasi. Meskipun banyak perempuan juga demikian, tapi kedisiplinan yang diduga membedakan.
Kedisiplinan untuk mengikuti protokol kesehatan, termasuk menuruti anjuran berada di rumah juga menimbulkan fakta menarik lainnya.
"Satu bukti lagi, virus covid-19 ini hampir tidak ada di anak-anak sekolah. Kenapa? karena mereka disiplin. Jutaan anak sekolah nggak ada yang positif Covid-19. Berati semua orang harus taat dan mencontoh anak sekolah yang polos tapi disiplin ini," sebutnya.
Jawa Barat menjadi provinsi dengan penyumbang angka Covid-19 terbesar nomor dua di Indonesia setelah DKI Jakarta, yakni temuan kasus positif sebanyak 1437 orang. 202 orang diantaranya sembuh dan 95 orang meninggal.
Jawa Barat masih menjadi provinsi dengan tingkat infeksi positif virus korona terbesar kedua di Indonesia. Namun, Ridwan Kamil berharap kasus di Jabar terus menurun. Caranya yakni dengan mengurangi pergerakan manusia selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
"Kalau sudah bisa di bawah 10% per hari untuk Jawa Barat dengan populasi 50 juta, harusnya masuk kategori bisa dikendalikan, sehingga kita bisa relaksasi di daerah yang secara ilmiah terbukti zero covid," kata pria yang biasa disapa Kang Emil ini.
Namun, itu bukan pekerjaan mudah. Karena di wilayah yang sudah lama menerapkan PSBB pun, masyarakatnya masih banyak yang keluar. Baik untuk bekerja atau pun di luar itu.
"Kita tes berapa banyak kerumunan, ternyata kerumunan Bodebek masih 48%. Berarti 48% penduduk di Bodebek masih wara-wiri. Idealnya 30%, nah kalau 30%, orang masih bisa kerja, tapi diatur-atur saja," sebutnya.
Ia mengungkapkan bahwa kebijakan mengatur pergerakan manusia juga perlu rumus khusus. Jika diterapkan terlalu ketat, maka ekonomi akan sulit. Sebaliknya, jika pergerakannya masif maka virusnya jadi lebih sulit diatur. Sehingga, perlu ada keseimbangan.
Karena itu, Ia mengambil langkah untuk menerapkan PSBB secara merata di seluruh Jabar. Harapannya, dengan pergerakan manusia yang bisa turun, maka penularannya pun berbanding lurus.
"Makanya PSBB supaya penularan Covid-19 menurun. Musyawarah putuskan daerah terbesar di negeri ini, 50 juta orang, kontrol 27 daerah. Serempak di jaga, tidak haya provinsi tapi antar kota, kabupaten dijaga. Termasuk jalan tikus," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular