Corona di RI: Tingkat Kematian Turun, Tingkat Kesembuhan Naik

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 May 2020 06:01
Uji Lab Tanaman Herbal untuk Covid-19 di Lab Cara Pembuatan Obat Tradisonal Baik (cpotb) Pusat Penelitian Kimia LIPI (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Uji Lab Kandidat Obat Herbal untuk Covid-19 di Lab Cara Pembuatan Obat Tradisonal Baik (CPOTB) Pusat Penelitian Kimia LIPI (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan penanganan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia menunjukkan tanda-tanda positif. Laju pertumbuhan jumlah kasus baru menurun, demikian pula tingkat kematian (mortality rate). Sedangkan rasio pasien yang sembuh justru semakin meningkat.

Per 7 Mei 2020, jumlah pasien positif corona di Tanah Air adalah 12.776 orang. Bertambah dari posisi per hari hari sebelumnya yaitu 12.438 orang.



Meski penularan masih terjadi, seperti yang setiap hari disampaikan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, tetapi persentase pertumbuhannya kian melambat. Pertumbuhan kasus harian pada 7 Mei adalah 2,72%, melambat dibandingkan hari sebelumnya yaitu 3,04%.

Sejak 13 April, laju pertumbuhan kasus corona di Indonesia sudah berada di kisaran satu digit dan dalam tren menurun. Jika bisa dipertahankan bahkan lebih baik lagi, maka harapan Presiden Joko Widodo bahwa kurva pasien corona bisa turun pada bulan ini dapat tercapai. Semoga...





Kabar baik lainnya adalah mortality rate akibat virus corona di Indonesia dalam tren menurun. Per 7 Mei, jumlah pasien meninggal tercatat 930 orang. Secara nominal masih bertambah dari hari sebelumnya yakni 895 orang.

Namun dalam dalam delapan hari terakhir, mortality rate sudah terjaga di kisaran 7%. Jauh dari posisi puncak yaitu 9,5% yang terjadi pada 2 April.



Sementara tingkat kesembuhan (recovery rate) dari virus corona justru semakin meningkat. Per 7 Mei, jumlah pasien yang berhasil sembuh adalah 2.381 orang. Bertambah dari hari sebelumnya yaitu 2.317 orang. Pasien yang sembuh sudah lebih dari dua kali lipat dibandingkan yang tutup usia.

Recovery rate per 7 Mei adalah 18,64%, naik dibandingkan hari sebelumnya yaitu 18,63%. Ini semakin memberi konfirmasi bahwa kurva kasus corona di Indonesia semakin melandai, dan kemungkinan bisa turun dalam waktu yang tidak terlampau lama.







Virus corona lebih cepat menyebar ketika terjadi interaksi dan kontak antar-manusia yang tinggi, apalagi dalam jarak dekat. Oleh karena itu, kunci untuk mempersempit ruang penyebaran adalah dengan menjaga jarak, meminimalkan kontak, dan membatasi ruang gerak warga.

Di Indonesia, upaya ini dilakukan dalam bentuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Per 3 Mei, terdapat empat provinsi dan 22 kabupaten/kota yang sudah menerapkan kebijakan tersebut.




Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa upaya untuk melawan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. PSBB yang membatasi interaksi dan mobilitas masyarakat menyebabkan roda ekonomi berputar sangat lambat.

Pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97% yang merupakan laju paling lemah sejak 2001. Kuartal berikutnya, kemungkinan ekonomi Indonesia bisa terkontraksi alias tumbuh negatif.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan kontraksi ekonomi pada kuartal II-2020 adalah risiko yang sangat nyata. "Pertumbuhan ekonomi bisa turun 0,3%, hampir mendekati nol. Atau bahkan negative growth di -2,6%," kata Sri Mulyani, beberapa waktu lalu.




Wajar jika ekonomi domestik terkontraksi pada kuartal II-2020. Ini karena aktivitas ekonomi yang seharusnya memuncak seiring momentum Ramadan-Idul Fitri malah mati suri akibat pandemi virus corona.

Riset Morgan Stanley menyebutkan, pembatalan penerbangan di Indonesia mencapai 77,7%. Kunjungan masyarakat ke berbagai tempat juga menurun, yang naik hanya kunjungan ke rumah karena memang #dirumahaja.

coronaMorgan Stanley

"PSBB akan diimplementasikan di lebih banyak daerah, sehingga kami memperkirakan konsumsi rumah tangga akan terkontraksi 15-30% pada kuartal II-2020 dan baru bangkit pada kuartal IV-2020," kata Helmi Arman, Ekonom Citi.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular