
Jokowi Targetkan Kurva Covid-19 Turun di Mei, Mungkinkah?
Redaksi, CNBC Indonesia
07 May 2020 16:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan kurva virus corona baru penyebab Covid-19 akan turun pada Mei 2020 ini. Sementara peneliti Singapura memprediksi wabah itu berakhir di Indonesia di Oktober 2020.
Permintaan Jokowi agar kurva Covid-19 ditekan bulan ini disampaikan dalam sidang kabinet paripurna melalui video conference di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
"Yang ketiga, saya ingin ingatkan fokus kerja yang paling utama sekarang ini tetap pada mengendalikan Covid-19 secepat-cepatnya. Menurunkan secepat-cepatnya," kata Jokowi.
Jokowi meminta jajarannya termasuk aparat hukum untuk mengerahkan seluruh kemampuan dalam membendung pandemi Covid-19 beserta dampak sosial ekonomi yang turut menyertainya di berbagai wilayah.
"Target kita di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai, sesuai target yang kita berikan yaitu kurvanya sudah harus turun, dan masuk pada posisi sedang di bulan Juni, di bulan Juli harus masuk pada posisi ringan, dengan cara apapun," katanya.
Sementara itu, ilmuwan dari Singapore University of Technology and Design (SUTD), yang sempat memprediksi Covid-19 akan berakhir di Indonesia pada September 2010, kembali mengubah prediksi. Sekarang prediksi tersebut mundur jadi 7 Oktober 2020.
Sebelumnya, penelitian dari SUTD menggunakan data penyebaran virus corona di Indonesia pada 29 April 2020 dan menghasilkan kesimpulan corona di Indonesia berakhir pada 1 September 2020. Nah, kini mereka menggunakan data pada 5 Mei 2020 dengan hasil akhir wabah Covid-19 pada 7 Oktober 2020.
Dalam membuat prediksi ini SUTD menggunakan Data-Driven Innovation Lab menggunakan model susceptible-infected-recovered (SIR). Model ini mengumpulkan data dari seluruh dunia untuk memperkirakan kurva siklus hidup dan berakhirnya pandemic di suatu negara dan dunia.
Dalam situs SUTD yang dikutip Kamis (7/5/2020), data ini ini untuk tujuan pendidikan dan penelitian dan mungkin mengandung kesalahan. Data akan dimasukkan secara harian.
Dalam makalahnya, Profesor SUTD Jianxi Lou mengatakan penelitian mereka harus diperlakukan secara hati-hati. Terlalu optimistis dapat melonggarkan disiplin individu dan memperpanjang masa penularan Covid-19.
Mereka pun memperingatkan akurasi model yang digunakan tergantung pada kualitas data dan model tersebut tidak bisa memprediksi efek dari kebijakan yang diambil pemerintah.
Selain itu, prediksi tersebut akan kurang bermanfaat bagi negara-negara pada tahap awal pandemi, karena mereka hanya memiliki data untuk sebagian kecil dari siklus hidupnya.
"Dalam kasus seperti itu, estimasi lebih tentang menjelaskan sejarah dan lebih sedikit tentang memprediksi masa depan," tulis profesor di SUTD Jianxi Luo.
(roy/roy) Next Article 2,5 Juta Orang RI Sudah Terpapar Covid-19
Permintaan Jokowi agar kurva Covid-19 ditekan bulan ini disampaikan dalam sidang kabinet paripurna melalui video conference di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
"Target kita di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai, sesuai target yang kita berikan yaitu kurvanya sudah harus turun, dan masuk pada posisi sedang di bulan Juni, di bulan Juli harus masuk pada posisi ringan, dengan cara apapun," katanya.
![]() Prediksi akhir virus corona Covid-19 di RI |
Sementara itu, ilmuwan dari Singapore University of Technology and Design (SUTD), yang sempat memprediksi Covid-19 akan berakhir di Indonesia pada September 2010, kembali mengubah prediksi. Sekarang prediksi tersebut mundur jadi 7 Oktober 2020.
Sebelumnya, penelitian dari SUTD menggunakan data penyebaran virus corona di Indonesia pada 29 April 2020 dan menghasilkan kesimpulan corona di Indonesia berakhir pada 1 September 2020. Nah, kini mereka menggunakan data pada 5 Mei 2020 dengan hasil akhir wabah Covid-19 pada 7 Oktober 2020.
Dalam membuat prediksi ini SUTD menggunakan Data-Driven Innovation Lab menggunakan model susceptible-infected-recovered (SIR). Model ini mengumpulkan data dari seluruh dunia untuk memperkirakan kurva siklus hidup dan berakhirnya pandemic di suatu negara dan dunia.
Dalam situs SUTD yang dikutip Kamis (7/5/2020), data ini ini untuk tujuan pendidikan dan penelitian dan mungkin mengandung kesalahan. Data akan dimasukkan secara harian.
Dalam makalahnya, Profesor SUTD Jianxi Lou mengatakan penelitian mereka harus diperlakukan secara hati-hati. Terlalu optimistis dapat melonggarkan disiplin individu dan memperpanjang masa penularan Covid-19.
Mereka pun memperingatkan akurasi model yang digunakan tergantung pada kualitas data dan model tersebut tidak bisa memprediksi efek dari kebijakan yang diambil pemerintah.
Selain itu, prediksi tersebut akan kurang bermanfaat bagi negara-negara pada tahap awal pandemi, karena mereka hanya memiliki data untuk sebagian kecil dari siklus hidupnya.
"Dalam kasus seperti itu, estimasi lebih tentang menjelaskan sejarah dan lebih sedikit tentang memprediksi masa depan," tulis profesor di SUTD Jianxi Luo.
(roy/roy) Next Article 2,5 Juta Orang RI Sudah Terpapar Covid-19
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular