
Ambisi Besar Jokowi: Curva COVID-19 Turun Bulan Ini
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 May 2020 07:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasang target tak main-main kepada jajarannya dalam menghadapi pandemi COVID-19. Pada bulan ini, angka kurva COVID-19 diminta turun sehingga situasinya bisa dikendalikan di masa depan.
Hal tersebut ditekankan Jokowi kepada jajaran menteri saat membuka sidang kabinet paripurna melalui video conference di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
"Yang ketiga, saya ingin ingatkan fokus kerja yang paling utama sekarang ini tetap pada mengendalikan COVID-19 secepat-cepatnya. Menurunkan secepat-cepatnya," kata Jokowi.
Jokowi meminta jajarannya termasuk aparat hukum untuk mengerahkan seluruh kemampuan dalam membendung pandemi COVID-19 beserta dampak sosial ekonomi yang turut menyertainya di berbagai wilayah.
"Target kita di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai, sesuai target yang kita berikan yaitu kurvanya sudah harus turun, dan masuk pada posisi sedang di bulan Juni, di bulan Juli harus masuk pada posisi ringan, dengan cara apapun," katanya.
Jokowi mengaku cukup optimis apabila upaya meredam wabah ini dilakukan bersama-sama akan menciptakan suatu hasil yang baik. Penurunan kurva COVID-19 pun bukanlah hal yang mustahil.
"Saya yakin jika kita bersatu, jika kita disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan semua rencana yang sudah kita siapkan yang lalu ini bisa kita atasi secepat-cepatnya," katanya.
Di kesempatan yang sama, Jokowi pun menggambarkan kondisi Indonesia saat ini di tengah wabah pandemi COVID-19. Diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam memberantas habis penyakit tersebut.
"Betul-betul situasinya bersifat extra ordinary dan memerlukan kecepatan, ketepatan," ujarnya.
Ia menegaskan kepada jajarannya agar mengedepankan prinsip good governance, transparansi dan akuntabilitas terutama di bidang kesehatan, maupun bidang sosial ekonomi dalam penanganan COVID-19.
"Tujuan kita hanya satu, keselamatan seluruh rakyat," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta 'pembantunya' siap untuk dikontrol oleh sejumlah lembaga negara maupun masyarakat. Menurutnya, diperlukan pengawasan ketat terhadap kinerja jajarannya dari pemangku kepentingan terkait.
"Dalam menjalankan tugas ini, pemerintah juga, kita semuanya juga harus siap untuk diawasi, siap untuk dikontrol, bukan hanya oleh lembaga negara seperti DPR, BPK, tapi juga oleh seluruh masyarakat," katanya.
Per kemarin, pemerintah mencatat ada total 12.438 kasus positif COVID-19. Di mana ada 9.226 kasus pasien aktif, dengan 2.317 sembuh dan 895 meninggal.
(sef/sef) Next Article Update Corona RI 25 Maret: 790 Kasus, 31 Sembuh, 58 Meninggal
Hal tersebut ditekankan Jokowi kepada jajaran menteri saat membuka sidang kabinet paripurna melalui video conference di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Jokowi meminta jajarannya termasuk aparat hukum untuk mengerahkan seluruh kemampuan dalam membendung pandemi COVID-19 beserta dampak sosial ekonomi yang turut menyertainya di berbagai wilayah.
"Target kita di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai, sesuai target yang kita berikan yaitu kurvanya sudah harus turun, dan masuk pada posisi sedang di bulan Juni, di bulan Juli harus masuk pada posisi ringan, dengan cara apapun," katanya.
Jokowi mengaku cukup optimis apabila upaya meredam wabah ini dilakukan bersama-sama akan menciptakan suatu hasil yang baik. Penurunan kurva COVID-19 pun bukanlah hal yang mustahil.
"Saya yakin jika kita bersatu, jika kita disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan semua rencana yang sudah kita siapkan yang lalu ini bisa kita atasi secepat-cepatnya," katanya.
Di kesempatan yang sama, Jokowi pun menggambarkan kondisi Indonesia saat ini di tengah wabah pandemi COVID-19. Diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam memberantas habis penyakit tersebut.
"Betul-betul situasinya bersifat extra ordinary dan memerlukan kecepatan, ketepatan," ujarnya.
Ia menegaskan kepada jajarannya agar mengedepankan prinsip good governance, transparansi dan akuntabilitas terutama di bidang kesehatan, maupun bidang sosial ekonomi dalam penanganan COVID-19.
"Tujuan kita hanya satu, keselamatan seluruh rakyat," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta 'pembantunya' siap untuk dikontrol oleh sejumlah lembaga negara maupun masyarakat. Menurutnya, diperlukan pengawasan ketat terhadap kinerja jajarannya dari pemangku kepentingan terkait.
"Dalam menjalankan tugas ini, pemerintah juga, kita semuanya juga harus siap untuk diawasi, siap untuk dikontrol, bukan hanya oleh lembaga negara seperti DPR, BPK, tapi juga oleh seluruh masyarakat," katanya.
Per kemarin, pemerintah mencatat ada total 12.438 kasus positif COVID-19. Di mana ada 9.226 kasus pasien aktif, dengan 2.317 sembuh dan 895 meninggal.
(sef/sef) Next Article Update Corona RI 25 Maret: 790 Kasus, 31 Sembuh, 58 Meninggal
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular