Resesi di AS Rasanya Tinggal Tunggu Waktu

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 May 2020 13:35
Dollar
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS / Beawiharta)
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi atau tumbuh negatif pada kuartal I-2020. Pada kuartal II-2020, kemungkinan besar kontraksi akan kembali terjadi bahkan semakin dalam. Dengan begitu, AS akan resmi masuk jurang resesi.

Selama periode Januari-Maret 2020, ekonomi AS terkontraksi -4,8%. Ini adalah pencapaian terburuk sejak Depresi Besar pada 1930-an, lebih parah ketimbang krisis keuangan 2008-2009.




Penyebabnya apa lagi kalau bukan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). AS adalah negara dengan jumlah pasien positif corona terbanyak di dunia.

Data WHO menyebutkan, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 5 Mei 2020 adalah 3.517.345 orang. Dari angka itu, sebanyak 1.154.985 orang (32,84%) ada di Negeri Paman Sam.

Begitu cepat dan luasnya penyebaran virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini membuat pemerintah AS menempuh kebijakan ekstrem. Berbagai negara bagian di AS menetapkan pembatasan sosial (social distancing) bahkan karantina wilayah (lockdown).

Warga tidak boleh keluar rumah, kecuali untuk urusan mendesak. Satu dari enam warga negara AS terpaksa 'terpenjara' di rumah.

Kemudian perkantoran, pabrik, dan sekolah diliburkan. Pusat perbelanjaan dan tempat wisata tutup sementara. Restoran hanya boleh melayani makan-minum di tempat.

Semua ini dilakukan untuk membatasi interaksi antar-manusia, apalagi kalau sampai membikin kerumunan. Sebab, virus akan sangat mudah menular ketika intensitas interaksi dan kontak semakin tinggi.

Dampak dari kebijakan social distancing adalah ekonomi menjadi mati suri. Konsumsi rumah tangga melambat karena orang-orang #dirumahaja. Investasi dan ekspor pun setali tiga uang. Hasilnya ya itu tadi, ekonomi mengkerut sampai ke titik terparah sejak 1930-an.

"Kalau ekonomi AS terpukul begitu keras pada kuartal I, di mana hanya kurang dari sebulan lockdown diterapkan di berbagai negara bagian, maka jangan tanya bagaimana kontraksi pada kuartal II. Bakal jadi bencana," tegas Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

Ya, kondisi pada kuartal II-2020 memang bakal lebih parah. Bank sentral AS (TheFederal Reserve/The Fed) cabang Atlanta memperkirakan ekonomi AS terkontraksi sangat dalam yaitu -17,6% pada kuartal II-2020.

Jika terjadi, maka AS resmi masuk ke jurang resesi karena pada kuartal sebelumnya ekonomi terkontraksi -4,8%. Resesi adalah kontraksi ekonomi dua kuartal beruntun pada tahun yang sama.


US National Association for Business Economics (NABE) punya proyeksi yang lebih seram lagi. Konsensus yang melibatkan 45 ekonom menghasilkan proyeksi ekonomi AS bakal terkontraksi 26,5% pada periode April-Juni 2020.

"Ekonomi AS saat ini sudah masuk resesi. Pandemi virus corona benar-benar memukul aktivitas ekonomi," kata Constance Hunter, Presiden NABE yang juga Kepala Ekonom KPMG, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Meski begitu, resesi ekonomi di AS diperkirakan tidak berlangsung lama. NABE memperkirakan ekonomi AS pada kuartal III-2020 diperkirakan tumbuh 2% dan lebih tinggi lagi menjadi 5,8% pada kuartal IV-2020.

"Ekonomi AS saat ini sudah masuk resesi. Namun panel optimistis bahwa ekonomi akan kembali tumbuh pada paruh kedua 2020," lanjut Hunter.

nabeNABE

Well, yang terjadi biarlah terjadi. Kalau resesi memang sepertinya sudah menjadi keniscayaan, tidak bisa lagi dihindari, ya biar saja seperti itu. Sekarang yang penting adalah bagaimana nasib ke depan, setelah masuk 'jurang' secepat apa bisa keluar.

Seiring dengan penyebaran virus corona yang semakin melambat, sedikit demi sedikit aktivitas publik mulai dibuka lagi. Dengan catatan tidak ada gelombang serangan kedua (second wave), maka bukan tidak mungkin segalanya akan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama.

"Kita mulai melihat ekonomi dibuka lagi, kita sudah melihat masyarakat beraktivitas lagi. Mungkin kita sudah melalui saat-saat terburuk dan mulai sekarang sepertinya situasi akan terus membaik," kata Paul Nolte, Manajer Portofolio di Kingsview Investment Management, sebagaimana diwartakan Reuters.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Masih Resesi, Ekonomi RI Q1 Diramal Tumbuh -1% Hingga -0,1%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular