Serba-serbi Pandemi

Aneh Tapi Nyata, Dokter Pandemi Flu di 1918 Mirip Dr Fauci

Redaksi CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
06 May 2020 11:57
Dr. Fauci
Foto: Dr. Fauci
Jakarta, CNBC Indonesia- Mereka berdua sama-sama mencoba mengatasi pandemi dan melihat tingkah laku masyarakat. Keduanya juga menyarankan pembatasan sosial dan penggunaan masker di tempat publik. Bukan cuma itu, dua ahli ini juga mengingatkan jangan tergesa-gesa mencabut pembatasan sosial.

Langkah yang dilakukan kedua pakar ini cukup mirip dalam menangani pandemi, tapi kemiripan mereka tak sebatas di keahliannya. Bahkan sampai ke wajahnya juga.

Dr. Thomas Tuttle.Foto: Dr. Thomas Tuttle.
Dr. Thomas Tuttle.


Bedanya, yang satu mengatasi pandemi flu di Amerika Serikat pada 1918. Sementara satunya lagi mengatasi pandemi saat ini.

Mengutip CNN Internasional, pakar pandemi pada 1918 tersebut adalah Dr Thomas Tuttle, pakar pandemi yang menangani masalah wabah influenza di Washington pada 1918. Sementara satunya lagi adalah Dr Anthony Fauci, pakar pandemi yang kini jadi ketua satgas penanganan virus corona di Amerika Serikat.


Dulu, Tuttle menyebarkan rekomendasi langkah-langkah antisipasi wabah lewat telegram. Sementara Fauci kini hadir di layar tv sepekan sekali untuk memberikan update ke seluruh warga AS.

Kemiripan Fauci dan Tuttle ini dibahas tak cuma oleh CNN, namun juga oleh Forbes.

Keduanya juga membahas soal awal mula penularan virus. Tuttle meyakini penyebaran virus flu pada 1918 di AS dibawa oleh orang tanpa gejala yang imun, namun berpotensi tinggi menulari orang di sekitarnya.

Ini sama seperti penelitian Fauci yang meyakini penyebaran sebenarnya sudah terjadi sejak Januari, dua bulan sebelum virus akhirnya mewabah dan dibawa oleh orang tanpa gejala.

Situasi yang dihadapi keduanya pun hampir mirip, ketika ingin menekan penyebaran wabah namun dibatasi oleh pemerintah karena sebagai pakar tak ada kewenangan untuk mencabut pembatasan sosial. Meskipun mereka sangat menentang pencabutan tersebut.

Tuttle, pada saat itu, mewanti-wanti bahwa wabah flu belum berhenti. "Perang dengan penyakit ini belum selesai, kita masih berada di tengahnya, untuk itu kita harus siap-siap dengan situasi ke depan," tulisnya.

Prediksinya benar, pandemi terus terjadi sampai 1919 dan di akhirnya mengakibatkan 50 juta nyawa penduduk di dunia melayang. Termasuk 675 ribu warga Amerika.

Kondisi saat ini di Amerika, hampir serupa. Fauci menentang habis-habisan pembatasan sosial dicabut dan mengingatkan ancaman di musim gugur dan dingin mendatang.

[Gambas:Video CNBC]





(gus) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular