Konsumen Resah! Corona Bikin Cari Kerja Makin Susah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 May 2020 11:35
Blok M Mall Sepi Pengunjung
Foto: Pengunjung melintas di Blok M Mall, Jakarta, Kamis (7/2/2019). Blok M pernah jadi primadona pusat perbelanjaan Jakarta pada periode 1990 hingga awal 2000-an, namun saat ini sepi. (CNBC Indonesia / Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumen Indonesia tidak lagi optimistis dalam melihat prospek perekonomian saat ini dan masa mendatang. Pesimisme konsumen tercermin dalam Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang sudah di bawah 100.

Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK pada April 2020 sebesar 84,8. Turun drastis dari bulan sebelumnya yaitu 113,8 sekaligus menjadi yang terendah sejak Juli 2008!




"Melemahnya optimisme konsumen terutama disebabkan oleh menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan penurunan terdalam pada indeks penghasilan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja. Sementara di sisi ekspektasi, konsumen masih relatif optimis terhadap perkiraan kondisi ekonomi pada 6 bulan mendatang meskipun tidak sekuat perkiraan bulan sebelumnya. Optimisme tersebut ditopang oleh perkiraan penghasilan yang meningkat dan kegiatan usaha yang kembali membaik pada 6 bulan mendatang, seiring dengan perkiraan telah meredanya pandemi COVID-19 di Indonesia," sebut keterangan BI, Rabu (6/5/2020).

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik start. Di atas 100 berarti konsumen pede, sebaliknya kalau di bawah 100 konsumen pesimistis.

IKK adalah salah satu indikator awalan (leading indicator) yang penting untuk mengeker ke mana ekonomi akan bergerak. Leading indicator lain yang kerap digunakan untuk membawa arah ekonomi adalah Purchasing Managers' Index (PMI).


(hal 2)

Diblejeti sedikit lebih dalam, IKK terbagi dalam dua sub-indeks besar yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Dari dua sub-indeks ini, IKE yang mengalami penurunan paling dalam hingga ke 62,8.

"Persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah cukup dalam, ditengarai akibat dampak penyebaran Covid-19," sebut keterangan tertulis BI.



IKE dibagi lagi menjadi tiga sub-indeks yaitu Penghasilan Saat ini, Ketersediaan Lapangan Kerja, dan Pembelian Barang Tahan Lama. Ketiganya menurun drastis dan berada di bawah 100.



Namun dari tiga sub-indeks di IKE, paling parah dialami Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja. Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang memaksa orang-orang #dirumahaja membuat aktivitas ekonomi mati suri sehingga lapangan kerja semaki sempit. "

Penurunan optimisme konsumen seiring dengan keyakinan terhadap ketersediaan lapangan kerja yang semakin menurun. Hal tersebut disebabkan banyaknya pengurangan tenaga kerja yang dilakukan oleh perusahaan akibat pandemi Covid-19. Tercatat menurut data Kementerian Ketenagakerjaan per 20 April, jumlah tenaga kerja yang dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah mencapai 2,08 juta pekerja," papar laporan BI.



TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular