
3 Orang Kena Corona di Stasiun, Bima Arya: Idealnya Setop KRL
Sandi Ferry, CNBC Indonesia
05 May 2020 10:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Kota Bogor mengonfirmasi bahwa tiga orang yang positif terinfeksi Covid-19 saat pengecekan tes swab di Stasiun Bogor pada pekan lalu bukan merupakan warga Bogor.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo menyebut ketiganya adalah laki-laki, dua orang tinggal di Jakarta, sementara satu orang lainnya tinggal di Sukabumi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo menyebut ketiganya adalah laki-laki, dua orang tinggal di Jakarta, sementara satu orang lainnya tinggal di Sukabumi.
"Mereka setiap hari menggunakan KRL [KRL Commuter Line]. Yang orang Sukabumi kerja di Jakarta. Dua orang lagi juga sama kerja di Jakarta tapi sedang melakukan tugas ke Bogor. Kami meneruskan ke dinas kesehatan setempat dan kepada yang bersangkutan," jelasnya, Senin malam (4/5/2020).
Dia mengatakan, meski sudah mendapat penanganan dari Dinas Kesehatan daerah masing-masing dari tiga orang tersebut, namun dengan ditemukannya tiga orang yang terkonfirmasi positif, maka bukan tidak mungkin bisa menyebarkan kepada pengguna KRL lainnya.
![]() Pengunjung mengugunakan transportasi KRL di Stasiun Tujuan Bogor-Jakarta Kota, Kamis,12/3/2020. Paparan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait risiko penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19 via transportasi salah satunya KRL commuterline rute Bogor-Depok-Jakarta Kota berisiko tinggi menjadi area penyebaran virus corona terbesar. Beberapa penumpang juga menggunakan masker guna antisipasi penyebaran virus. Pantauan CNBC Indonesia Penumpang yang telah menumpuk mulai berjalan merangsek mendekati arah datangnya kereta. Jam-jam sibuk kendaraan umum dimana banyak para pekerja yang memulai aktivitasnya sehingga terlihat tidak ada tempat untuk bergerak. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) |
"Tiga orang yang positif itu tanpa gejala. Merasa sehat-sehat saja tapi berpotensi menularkan virus itu lebih bahaya karena mereka beraktivitas normal, merasa sehat dan merasa tidak memiliki virus. Kalau dia menularkan ke orang yang rentan yang mempunya penyakit bawaan, itu akan jatuh ke dalam kondisi yang lebih buruk. Itu yang perlu diwaspadai," tandasnya.
Menyikapi persoalan ini, Wali Kota Bogor Bima Arya menilai masih ada kepadatan penumpang di Stasiun Bogor, utamanya pada pagi hari. Meski memang sudah berkurang 60% dari hari-hari biasanya. Tapi 40% ini adalah orang-orang yang bekerja di sektor yang dikecualikan seperti perbankan, cleaning service, apotek, minimarket, dan logistik.
Ia menyatakan, harus ada evaluasi kebijakan agar PSBB (pembatasan sosial berskala besar) yang sedang berlangsung tidak menjadi hal yang sia-sia. Bahkan termasuk langkah yang ekstrim sekalipun.
"Jadi opsi pertama paling ideal adalah setop [operasional KRL] total. kedua, memperketat di sini [stasiun]. ketiga mungkin dievaluasi layanan gerbong dan jadwalnya semaksimal mungkin," jelasnya.
Berdasarkan kajian epidemiologi, kata dia, yang terpapar Covid-19 itu mayoritas dari kerumunan seperti stasiun dan pasar.
"Kerja keras kita di PSBB ini adalah stasiun dan pasar. Terbaru, hasil tes swab 3 orang dinyatakan positif kemarin itu kan dari stasiun. Dan ini Orang Tanpa Gejala [OTG], dia berkeliaran tapi bisa mematikan orang," katanya.
"Kerja keras kita di PSBB ini adalah stasiun dan pasar. Terbaru, hasil tes swab 3 orang dinyatakan positif kemarin itu kan dari stasiun. Dan ini Orang Tanpa Gejala [OTG], dia berkeliaran tapi bisa mematikan orang," katanya.
Selain itu, perusahaan pun diminta untuk bisa lebih tanggap dalam mengkoordinir karyawannya dalam menjalankan protokol kesehatan. Bima menyoroti opsi memaksimalkan layanan antar jemput dari perusahaan yang dikecualikan boleh beroperasi.
"Perusahaan, pabrik atau unit ekonomi apapun silahkan menyediakan layanan bagi karyawannya. Jadi lebih terkontrol," tambahnya.
Rekomendasi-rekomendasi tersebut, lanjutnya, akan disampaikan kepada pemerintah pusat untuk menjadi dasar perubahan kebijakan.
"Tidak bisa tidak, harus ada evaluasi kebijakan. Kemarin kita koordinasi di WhatsApp Group 5 kepala daerah. Kita akan bersurat lagi lebih detail memberikan opsi-opsi tadi untuk dibahas oleh kementerian," pungkasnya.
"Tidak bisa tidak, harus ada evaluasi kebijakan. Kemarin kita koordinasi di WhatsApp Group 5 kepala daerah. Kita akan bersurat lagi lebih detail memberikan opsi-opsi tadi untuk dibahas oleh kementerian," pungkasnya.
(tas/tas) Next Article Selain Bima Arya, Ada Pejabat Pemkot Bogor Positif Corona
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular