
Fantastis! Hotel-Hotel Dijual Toko Online Harganya Triliunan
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
29 April 2020 20:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah hotel mewah di berbagai lokasi strategis di Jakarta terpampang untuk dijual, yakni di e-commerce barang beli bekas. Nilainya tidak main-main, berkisar mulai dari ratusan miliar hingga angka triliunan rupiah.
Salah satunya hotel bintang empat di kawasan TB Simatupang yang dijual dengan pembukaan harga Rp 950 miliar atau US$ 68 juta. Penjual di iklan tersebut menerangkan ada sejumlah fasilitas yang diberikan. Yakni mulai dari 12 Meeting Rooms, Ballroom, Bar & Lounge, Specialty Restaurant, hingga 296 kamar yang terdiri dari beragam jenis.
Di dalamnya disebutkan bahwa disediakan pula garasi dengan 101 mobil & 90 motor, jumlah lantai 24 tingkat serta Luas tanah sebesar 5234 m2 dan luas bangunan sebesar 25617 m2. Termasuk sertifikat hak milik.
Kemudian di Sudirman, ada juga hotel mewah bintang 5 yang ditawarkan dengan harga mencapai Rp 2,7 triliun. Penjual menuliskan sejumlah fasilitas, di antaranya total 396 kamar, sejumlah restauran dan spa.
Di Mega Kuningan hotel bintang 5 dijual dengan harga Rp 2,25 triliun. Disebutkan sejumlah fasilitas, yakni 333 ruangan, fasilitas olahraga dengan sertifikat berjenis Hak Guna Bangunan (HGB) hingga tahun 2036 mendatang.
Ketua Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta, Arvin F Iskandar menilai memang perlu verifikasi lebih lanjut soal informasi itu. Namun, hal itu mungkin saja dilakukan karena media digital dirasa efektif sebagai tempat berjualan.
"Sarana penjualan lah sekarang kita liat. Baik di YouTube, Video Blog, media sosial lain. Sekarang sales mencoba lebih gencar melalui media digital," papar Arvin.
Ia mengakui setor perhotelan membutuhkan dana segar untuk bisa bertahan, yakni uang tunai dalam memutar cashflow perusahaan saat terdampak pandemi corona.
"Perhotelan hampir lockdown. Yang masih buka pun okupansi 5-10%. Gimana cashflow operasionalnya agak berat. Mereka mungkin mencoba memasarkan, mungkin ya. Cuma harganya pun ga harga bargain atau murah juga," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan memang saat ini banyak pemilik hotel ada yang menjual asetnya karena terdesak pandemi corona. Namun, biasanya dijual tak diumumkan di toko online, melainkan dari sesama pengusaha hotel saja.
Ia agak ragu dengan penjualan hotel di e-commerce karena punya pengalaman tak menyenangkan, hotelnya tanpa sepengetahuannya dijual di toko online. CNBC Indonesia sempat mengontak beberapa nomor pelapak, memang tak tersambung dengan penjual.
(hoi/hoi) Next Article 80% Kamar Hotel di Bali Kosong, Karyawan Jadi Korban
Salah satunya hotel bintang empat di kawasan TB Simatupang yang dijual dengan pembukaan harga Rp 950 miliar atau US$ 68 juta. Penjual di iklan tersebut menerangkan ada sejumlah fasilitas yang diberikan. Yakni mulai dari 12 Meeting Rooms, Ballroom, Bar & Lounge, Specialty Restaurant, hingga 296 kamar yang terdiri dari beragam jenis.
Di dalamnya disebutkan bahwa disediakan pula garasi dengan 101 mobil & 90 motor, jumlah lantai 24 tingkat serta Luas tanah sebesar 5234 m2 dan luas bangunan sebesar 25617 m2. Termasuk sertifikat hak milik.
Kemudian di Sudirman, ada juga hotel mewah bintang 5 yang ditawarkan dengan harga mencapai Rp 2,7 triliun. Penjual menuliskan sejumlah fasilitas, di antaranya total 396 kamar, sejumlah restauran dan spa.
Di Mega Kuningan hotel bintang 5 dijual dengan harga Rp 2,25 triliun. Disebutkan sejumlah fasilitas, yakni 333 ruangan, fasilitas olahraga dengan sertifikat berjenis Hak Guna Bangunan (HGB) hingga tahun 2036 mendatang.
Ketua Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta, Arvin F Iskandar menilai memang perlu verifikasi lebih lanjut soal informasi itu. Namun, hal itu mungkin saja dilakukan karena media digital dirasa efektif sebagai tempat berjualan.
"Sarana penjualan lah sekarang kita liat. Baik di YouTube, Video Blog, media sosial lain. Sekarang sales mencoba lebih gencar melalui media digital," papar Arvin.
Ia mengakui setor perhotelan membutuhkan dana segar untuk bisa bertahan, yakni uang tunai dalam memutar cashflow perusahaan saat terdampak pandemi corona.
"Perhotelan hampir lockdown. Yang masih buka pun okupansi 5-10%. Gimana cashflow operasionalnya agak berat. Mereka mungkin mencoba memasarkan, mungkin ya. Cuma harganya pun ga harga bargain atau murah juga," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan memang saat ini banyak pemilik hotel ada yang menjual asetnya karena terdesak pandemi corona. Namun, biasanya dijual tak diumumkan di toko online, melainkan dari sesama pengusaha hotel saja.
Ia agak ragu dengan penjualan hotel di e-commerce karena punya pengalaman tak menyenangkan, hotelnya tanpa sepengetahuannya dijual di toko online. CNBC Indonesia sempat mengontak beberapa nomor pelapak, memang tak tersambung dengan penjual.
(hoi/hoi) Next Article 80% Kamar Hotel di Bali Kosong, Karyawan Jadi Korban
Most Popular