Dampak Corona
Uang Rp 30 Triliun Melayang Gegara 1.600 Hotel Tutup
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
15 April 2020 15:35
Jakarta, CNBC Indonesia - Persatuan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) mencatat hingga 13 April 2020 sudah ada 1.642 hotel dari 31 Provinsi yang tutup akibat wabah virus corona. Namun, jumlah itu bisa jauh lebih besar dari realitanya di lapangan, karena banyak pelaku usaha yang tidak melaporkannya.
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengungkapkan bahwa provinsi dengan jumlah penutupan hotel terbesar masih di Jawa Barat dengan 501 hotel, disusul Bali 281 hotel, Jawa Timur 144 hotel serta DKI Jakarta sebanyak 100 hotel.
"Kenapa Jawa Barat lebih banyak dari Bali? Karena ini berdasarkan laporan yang masuk. Kebetulan temen-temen Jabar paling rajin lapor. Bali agak lambat pelaporannya," katanya dalam rapat dengar pendapat antara pelaku usaha sektor pariwisata dengan Komisi X DPR RI, Rabu (15/4).
Impaknya, pendapatan yang diperoleh pun melonjak turun. Berdasarkan data PHRI, industri pariwisata telah mengalami kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan asing sekitar US$ 4 miliar atau setara dengan RP 60 triliun sejak Januari 2020 hingga April 2020. Sementara sektor hotel kehilangan potensi penerimaan sekitar Rp 30 triliun.
Adapun data BPS menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari-Februari 2020 hanya 2,16 juta orang atau turun 11,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kunjungan sepanjang Februari secara tahunan bahkan anjlok 28,85 persen. Pada saat yang sama, tingkat keterisian kamar hotel klasifikasi bintang rata-rata hanya 49,2 persen. Kondisi saat ini, tingkat hunian hotel dan restoran mendekati nihil.
"Daerah-daerah tujuan wisata yang paling merasakan penurunan jumlah wisata yaitu Manado, Bali dan Batam. Berdasar data Kemenparekraf hingga pekan kedua April, juga tercatat sebanyak 180 destinasi dan 232 desa wisata di Indonesia tutup," sebut Hariyadi yang juga merangkap jabatan ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu.
(hoi/hoi) Next Article 80% Kamar Hotel di Bali Kosong, Karyawan Jadi Korban
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengungkapkan bahwa provinsi dengan jumlah penutupan hotel terbesar masih di Jawa Barat dengan 501 hotel, disusul Bali 281 hotel, Jawa Timur 144 hotel serta DKI Jakarta sebanyak 100 hotel.
"Kenapa Jawa Barat lebih banyak dari Bali? Karena ini berdasarkan laporan yang masuk. Kebetulan temen-temen Jabar paling rajin lapor. Bali agak lambat pelaporannya," katanya dalam rapat dengar pendapat antara pelaku usaha sektor pariwisata dengan Komisi X DPR RI, Rabu (15/4).
Impaknya, pendapatan yang diperoleh pun melonjak turun. Berdasarkan data PHRI, industri pariwisata telah mengalami kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan asing sekitar US$ 4 miliar atau setara dengan RP 60 triliun sejak Januari 2020 hingga April 2020. Sementara sektor hotel kehilangan potensi penerimaan sekitar Rp 30 triliun.
Adapun data BPS menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara pada Januari-Februari 2020 hanya 2,16 juta orang atau turun 11,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Kunjungan sepanjang Februari secara tahunan bahkan anjlok 28,85 persen. Pada saat yang sama, tingkat keterisian kamar hotel klasifikasi bintang rata-rata hanya 49,2 persen. Kondisi saat ini, tingkat hunian hotel dan restoran mendekati nihil.
"Daerah-daerah tujuan wisata yang paling merasakan penurunan jumlah wisata yaitu Manado, Bali dan Batam. Berdasar data Kemenparekraf hingga pekan kedua April, juga tercatat sebanyak 180 destinasi dan 232 desa wisata di Indonesia tutup," sebut Hariyadi yang juga merangkap jabatan ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu.
(hoi/hoi) Next Article 80% Kamar Hotel di Bali Kosong, Karyawan Jadi Korban
Most Popular