
Internasional
Kematian Akibat Corona di AS Lebih Tinggi dari Perang Vietnam
Ratu Rina, CNBC Indonesia
29 April 2020 14:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Angka kematian akibat virus corona (COVID-19) di AS naik di atas 58.000 pada hari Selasa (28/4/2020). Angka ini melampaui hilangnya nyawa masyarakat AS akibat Perang Vietnam yang terjadi tahun 1955 hingga 1975.
Sebagaimana diungkap Reuters, kemarin AS mencatat ada 58.605 pasien meninggal karena COVID-19. Padahal selama 20 tahun perang Vietnam terjadi korban meninggal encapai 58.220.
Jumlah infeksi virus corona AS juga tercatat naik berlipat ganda selama 18 hari terakhir menjadi lebih dari 1 juta. Dari data John Hopkins University (JHU) ada 1.012.582 kasus di mana 30% ada di New York, New Jersey dan Massachusetts.
Menurut Reuters jumlah yang sebenarnya diyakini lebih tinggi. Pasalnya, tulis media itu, pejabat sempat mengungkapkan kurangnya tenaga terlatih dan terbatasnya alat uji sehingga banyak kasus infeksi tidak tercatat.
Sementara itu, dalam Twitternya, Presiden AS Donald Trump mengatakan kenaikan signifikan pada kasus di AS, adalah karena negaranta melakukan pengujian yang sangat baik. "Lebih baik dari negara mamapun di dunia," katanya dalam akun @realDonaldTrump, dikutip CNBC Indonesia Rabu (29/4/2020).
Ia mengatakan kasus di negara lain kecil karena alat pengujian yang jauh tertinggal.
Virus ini pertama kali dilaporkan akhir tahun lalu di China. Kematian AS yang paling awal diketahui terjadi pada bulan Februari di Pantai Barat.
Secara global kini ada 3,1 juta kasus. Sebanyak 1,9 juta kasus aktif, di mana ada 218 ribu kematian dan 956 ribu orang sembuh.
(sef/sef) Next Article Mengintip Desa dengan Kematian COVID-19 Tertinggi di AS
Sebagaimana diungkap Reuters, kemarin AS mencatat ada 58.605 pasien meninggal karena COVID-19. Padahal selama 20 tahun perang Vietnam terjadi korban meninggal encapai 58.220.
Jumlah infeksi virus corona AS juga tercatat naik berlipat ganda selama 18 hari terakhir menjadi lebih dari 1 juta. Dari data John Hopkins University (JHU) ada 1.012.582 kasus di mana 30% ada di New York, New Jersey dan Massachusetts.
Menurut Reuters jumlah yang sebenarnya diyakini lebih tinggi. Pasalnya, tulis media itu, pejabat sempat mengungkapkan kurangnya tenaga terlatih dan terbatasnya alat uji sehingga banyak kasus infeksi tidak tercatat.
Sementara itu, dalam Twitternya, Presiden AS Donald Trump mengatakan kenaikan signifikan pada kasus di AS, adalah karena negaranta melakukan pengujian yang sangat baik. "Lebih baik dari negara mamapun di dunia," katanya dalam akun @realDonaldTrump, dikutip CNBC Indonesia Rabu (29/4/2020).
Ia mengatakan kasus di negara lain kecil karena alat pengujian yang jauh tertinggal.
Virus ini pertama kali dilaporkan akhir tahun lalu di China. Kematian AS yang paling awal diketahui terjadi pada bulan Februari di Pantai Barat.
Secara global kini ada 3,1 juta kasus. Sebanyak 1,9 juta kasus aktif, di mana ada 218 ribu kematian dan 956 ribu orang sembuh.
(sef/sef) Next Article Mengintip Desa dengan Kematian COVID-19 Tertinggi di AS
Most Popular