Duh! Dolar Australia Akhirnya Tembus ke Atas Rp 10.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 April 2020 12:00
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (29/4/2020) hingga menembus di atas Rp 10.000/AU$. Sebelum hari ini, mata uang Negeri Kanguru ini sudah menguat dalam 5 hari beruntun.

Pada pukul 11:20 WIB, AU$ setara Rp 10.047,75, dolar Australia menguat 0,66% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam lima hari sebelumnya, total penguatan dolar Australia sebesar 3,21%.

Rupiah sebenarnya mengawali hari ini dengan cukup bagus merespon video conference Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, yang memapaparkan Perkembangan Ekonomi Terkini.

Gubernur Perry kembali menebar optimisme di pasar keuangan hari ini. Pelemahan rupiah Selasa kemarin dikatakan sebagai akibat permintaan valas yang tinggi di akhir bulan, serta faktor teknikal.

Meski demikian BI masih pede rupiah akan ke Rp 15.000/US$ di akhir tahun nanti.

"Pertama, dari sisi fundamental yang Rp 15.400/US$ sekarang ini undervalue. Karena defisit transaksi berjalan lebih rendah dari yang kita perkirakan 2,5-3% PDB. Di Triwulan I-2020 di bawah 1,5% dari PDB dan di akhir tahun bisa di bawah 2% PDB," katanya.



"Sehingga kalau CAD lebih rendah maka kebutuhan devisa jauh lebih rendah dan ini mendukung penguatan nilai tukar ke arah fundamental. Selain itu faktor teknikal seperti premi risiko akan dorong lebih kuat dari Rp 15.400/US$," imbuh Perry.

Lebih jauh Perry mengatakan, ke depan arus aliran modal asing juga masih akan terus masuk pasar uang. Apalagi jika nanti pandemi COVID-19 telah mereda, sehingga masih akan terus menguat, kata Perry, ke arah Rp 15.000/US$.

Merespon paparan Perry tersebut, rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga 0,33% ke Rp 15.330/US$.

Tapi beda ceritanya menghadapi dolar Australia, rupiah justru tertekan sejak awal perdagangan hari ini. Dolar Australia sedang dinaungi sentimen positif setelah karantina wilayah (lockdown) di Australia dilonggarkan.

Australia menjadi salah satu negara yang mendapat pujian karena rendahnya tingkat kematian akibat penyakit virus corona (Covid-19). Hingga hari ini, jumlah kasus di Australia sebanyak 6.744 orang, dengan 89 meninggal dunia. Itu artinya tingkat kematian sebesar 1,3%. Sementara jumlah pasien yang sudah sembuh mencapai 5.670 orang atau 84% dari total kasus.



Penambahan kasus di Australia pun sudah melandai, Senin kemarin jumlah kasus baru yang dilaporkan hanya 10 orang, dan secara persentase penambahan kasus di bawah 1% sudah terjadi sejak 12 April lalu.

Oleh sebab itu, pemerintah Australia mulai melonggarkan lockdown, sehingga roda perekonomian kembali berputar. Pantai Bondi dan beberapa pantai lainnya di Sydney mulai dibuka kembali Selasa kemarin.



New South Wales, di mana setengah dari total jumlah kasus Covid-19 ada di negara bagian tersebut akan memperbolehkan orang berkunjung ke rumah mulai hari Jumat (1/5/2020), sebagaimana dilansir Channel News Asia.

Mulai berputarnya roda perekonomian Australia membuat nilai tukar mata uangnya terus bergerak naik setelah merosot di bulan Maret lalu. Pada 20 Maret, kurs dolar Australia menyentuh level Rp 8.479/SG$ yang merupakan level terendah sejak September 2011.

Sejak menyentuh level tersebut, dolar Australia terus menguat, hingga hari ini total kenaikannya lebih dari 18%.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular