Corona Pukul Bisnis Bandara: Penumpang Hingga Kargo Anjlok

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
28 April 2020 12:54
Bandara Internasional Soekarno Hatta. (Ist/Wikipedia)
Foto: Bandara Internasional Soekarno Hatta. (Ist/Wikipedia)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Angkasa Pura II menyebut, pandemi Covid-19 yang turut berdampak pada industri jasa penerbangan, ikut mempengaruhi performa perusahaan pelat merah tersebut.

Direktur Keuangan AP II, Dodit Wiweko Probojakti mengatakan, selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) termasuk aturan larangan mudik, berakibat pada penurunan jumlah pergerakan penumpang domestik di bandara-bandara yang dikelola perseroan.

"Dari total 100% pergerakan penumpang, itu 80% berasal dari domestik. Tapi intinya, kami terus mendukung langkah pemerintah untuk mencegah Covid-19. At the same time, kami tetap melihat opportunity agar tidak terlalu besar efeknya bagi kami", jelas Dodit dalam Virtual Video Interview dengan CNBC Indonesia, Selasa (28/4/20).

Meski demikian, dari aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, AP II saat ini masih mengoperasionalkan pergerakan pesawat untuk penerbangan internasional, VIP dan kargo yang berada di 19 bandara yang masuk dalam zona merah.

Menurutnya, kontribusi 20 persen dari penumpang internasional, ditambah dengan pergerakan kargo dianggap cukup menopang pendapatan perusahaan di tengah pandemi.

"Sebenarnya bagi internasional passenger 20 persen dari total pergerakan penumpang di AP II, namun impact-nya mereka lebih besar dan kontribusinya lebih besar dari penumpang domestik, karena seperti passenger chart, oleh-oleh hingga makanan", sebut Dodit.



Hingga saat ini, setidaknya AP II telah mengikuti peraturan pemerintah terkait pencegahan penyebaran Covid-19 di 19 bandara yang dioperasikan di zona PSBB. Bandara-bandara tersebut di antaranya Soekarno-Hatta, Halim Perdana Kusumah, Husein Sastranegara, hingga Banyuwangi dan Supadio (Pontianak).

Bisnis Kargo Juga Kena Dampak
 
PT Angkasa Pura II mencatat pada 3 bulan pertama 2020, bisnis kargo perseroan turun hingga 30 persen. Pandemi Ccovid-19 menjadi alasan utama penurunan.

Dodit Wiweko Probojakti mengatakan, penurunan terjadi di awal Januari 2020 di awal pandemi Covid-19 yang melanda China. Pada bulan tersebut penurunan mencapai 13% year on year/YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"3 bulan ke belakang saat bermula di mainland China itu turun 13% YoY di Januari 2020. Sedangkan ini sudah turun 30% karena episentrum penyebaran sudah berpindah ke Amerika Serikat (AS), Eropa dan negara lainnya," sebut Dodit.

Ia menjelaskan penurunan bisnis kargo tidak berkontribusi besar pada penurunan pendapatan perseroan. Di mana diperkirakan kontribusi pada pendapatan (revenue) hanya di bawah 10 persen.

"Kami masih bersyukur meski di kala situasi berat ini, kontribusi pada all revenue AP II masih di bawah 10%, meski di kuartal-I turun 30 persen untuk kargo," katanya.

Untuk memperbesar opportunity perseroan di lini bisnis tersebut, AP II sedang mengkaji penggunaan konfigurasi pesawat penumpang untuk bisa membawa kargo. Pasalnya transportasi penerbangan untuk kargo masih diperbolehkan di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah.

"Ini kami sedang detailkan aturan ini, jadi kami bisa support membawa kargo di pesawat penumpang, dengan kelebihannya kalau loading dan unloading lebih cepat dilakukan dibandingkan di perut pesawat," jelasnya.


[Gambas:Video CNBC]



 
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular