
Corona Pukul Penerbangan
Penumpang Kian Sepi, Banyak Pesawat Parkir di Bandara
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
01 April 2020 21:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Turunnya jumlah penumpang angkutan udara berdampak pada banyaknya armada pesawat yang tak operasi. Di sisi lain beban parkir pesawat makin memberatkan para maskapai penerbangan.
Mereka mengharapkan adanya guyuran stimulus sebagai imbas menurunnya jumlah penerbangan domestik akibat virus corona.
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiratmadja menyebut stimulus khusus industri penerbangan mau tidak mau harus diberikan agar maskapai bisa menghindari kolaps. Pasalnya, kerugian yang timbul diperkirakan sudah sangat besar akibat warga yang mengurangi jasa penerbangan
Denon menyebut pemerintah wajar saja memberihimbauan agar masyarakat tidak pergi kemana-mana. Namun, akibat imbauan tersebut industri penerbangan terpukul sangat telak.
"Kan karena imbauan pemerintah supaya putus rantai COVID-19 dianjurkan stay at home. Kan orang nggak pergi, pesawat jadi nggak terbang dan akhirnya parkir. Jadi saya pikir kurang fair juga, udah parkir kita mesti bayar (Pajak dan lainnya). Orang nggak dikasih terbang," kata Denon kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/4) malam.
"Ini juga permohonan yang sifatnya penting supaya pemerintah bisa kasih stimulus atau insentif terhadap biaya yang juga tanggungan operator penerbangan. Dalam bentuk bantuan untuk pembayaran (JP4U) Jasa Pelayanan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara. Kan biaya kebandarudaraan dan biaya navigasi services di Airnav itu yang utamanya," lanjutnya.
Di sisi lain, ia juga mengharapkan adanya stimulus lain, yakni restrukturisasi utang, biaya pajak serta biaya hutang maupun suku bunga.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah penumpang domestik angkutan udara turun 8,08% pada Februari 2020 dibandingkan dengan Januari 2020.
Lebih lanjut, dia memerinci jumlah penumpang domestik angkutan udara sebanyak 5,79 juta pada Februrari 2020, sedangkan bulan sebelumnya (Januari 2020) sebesar 6,29 juta. Penurunan jumlah penumpang juga terjadi pada penerbangan internasional, yang mengalami penurunan 33,04%.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Mereka mengharapkan adanya guyuran stimulus sebagai imbas menurunnya jumlah penerbangan domestik akibat virus corona.
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiratmadja menyebut stimulus khusus industri penerbangan mau tidak mau harus diberikan agar maskapai bisa menghindari kolaps. Pasalnya, kerugian yang timbul diperkirakan sudah sangat besar akibat warga yang mengurangi jasa penerbangan
Pilihan Redaksi |
"Kan karena imbauan pemerintah supaya putus rantai COVID-19 dianjurkan stay at home. Kan orang nggak pergi, pesawat jadi nggak terbang dan akhirnya parkir. Jadi saya pikir kurang fair juga, udah parkir kita mesti bayar (Pajak dan lainnya). Orang nggak dikasih terbang," kata Denon kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/4) malam.
"Ini juga permohonan yang sifatnya penting supaya pemerintah bisa kasih stimulus atau insentif terhadap biaya yang juga tanggungan operator penerbangan. Dalam bentuk bantuan untuk pembayaran (JP4U) Jasa Pelayanan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara. Kan biaya kebandarudaraan dan biaya navigasi services di Airnav itu yang utamanya," lanjutnya.
Di sisi lain, ia juga mengharapkan adanya stimulus lain, yakni restrukturisasi utang, biaya pajak serta biaya hutang maupun suku bunga.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah penumpang domestik angkutan udara turun 8,08% pada Februari 2020 dibandingkan dengan Januari 2020.
Lebih lanjut, dia memerinci jumlah penumpang domestik angkutan udara sebanyak 5,79 juta pada Februrari 2020, sedangkan bulan sebelumnya (Januari 2020) sebesar 6,29 juta. Penurunan jumlah penumpang juga terjadi pada penerbangan internasional, yang mengalami penurunan 33,04%.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular