
Kasus Corona di RI 8.000-an, Singapura 13.000-an, Kok Bisa?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 April 2020 14:02

Selain Korea Selatan, sebenarnya ada negara lain di kawasan Asia Tenggara yang juga dinilai berhasil menangani wabah yang saat ini merebak ke lebih dari 185 negara dan teritori di penjuru dunia ini. Negara tersebut adalah Vietnam.
Sudah dalam sepekan terakhir Vietnam tak melaporkan satu kasus baru COVID-19. Walau akhirnya hari ini dilaporkan ada dua kasus baru, jumlah kumulatif kasus di Vietnam tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara lainnya.
Berdasarkan data kompilasi John Hopkins University CSSE, jumlah penderita COVID-19 di Vietnam per hari ini mencapai 270 orang saja. Namun yang lebih mengejutkan adalah korban jiwa akibat COVID-19 di negara tersebut berjumlah nol. Tidak ada yang meninggal akibat COVID-19 di Vietnam. Hebat bukan?
Lantas bagaimana sebenarnya penanganan COVID-19 di Vietnam? Mari kita runut terlebih dahulu mulai dari awal mula kasus terjadi di Vietnam.
Vietnam melaporkan dua kasus pertamanya pada 23 Januari 2020, bertepatan dengan hari di mana sebagian besar kota di Provinsi Hubei termasuk Wuhan dikarantina. The ASEAN Post melaporkan, dua orang penderita COVID-19 tersebut adalah seorang ayah dan anak yang datang dari Wuhan ke Hanoi.
Vietnam bahkan dikabarkan telah menyiapkan berbagai upaya mengantisipasi wabah itu akan muncul di negaranya jauh sebelum terkonfirmasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa saat Wuhan baru melaporkan 27 kasus, Vietnam sudah ambil ancang-ancang.
Sebuah rapat penting antara Kementerian Kesehatan Vietnam, WHO dan Center for Disease Control & Prevention (CDC) dari AS dihelat pada 15 Januari. Rapat tersebut digelar membahas strategi penanganan wabah.
Empat hari sebelum rapat itu diselenggarakan tepatnya pada 11 Januari 2020 ketika kasus kematian pertama di China dilaporkan, Vietnam bersiap siaga dengan mengetatkan pengawasan medis serta menutup seluruh perbatasan hingga bandara yang berpotensi menjadi titik penyebaran wabah.
Strategi yang paling awal dilakukan Vietnam dalam menangani wabah ini adalah dengan melakukan pelacakan kontak (contact tracing) sehingga orang yang diduga penyebar maupun yang terinfeksi bisa segera diisolasi. Menurut WHO, proses penelusuran kontak memiliki tiga langkah berikut: identifikasi kontak, daftar kontak, dan tindak lanjut kontak.
“Vietnam telah berhasil melakukan penelusuran melalui identifikasi yang cepat klasifikasi Kementerian Kesehatan yang jelas mengenai kasus COVID-19 terutama bagi yang terinfeksi, diduga terinfeksi dan yang terpapar serta mobilisasi cepat para profesional kesehatan, personel keamanan publik, militer, dan pegawai negeri sipil untuk menerapkan penelusuran, ”catat Asia Pacific Foundation of Canada dalam laporannya, mengutip The ASEAN post.
Selain itu, Vietnam juga menerapkan pengawasan ketat terhadap orang yang dicurigai terinfeksi. Dilaporkan bahwa kementerian kesehatan negara tersebut telah bekerja dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan sistem pelaporan online di mana dugaan dan konfirmasi kasus COVID-19, serta orang-orang yang berhubungan dekat dengan mereka, dimasukkan ke dalam basis data yang tersedia secara real time kepada pemerintah di Hanoi.
Selain itu, Kementerian Informasi dan Komunikasi (MIC) Vietnam juga telah memperkenalkan aplikasi seluler bernama NCOVI untuk memungkinkan masyarakat menyatakan keadaan kesehatan mereka setiap hari.
World Economic Forum (WEF) juga memuji Vietnam atas tanggapan cepatnya dalam menangani virus corona jenis baru ini. WEF juga mencatat bahwa Vietnam menjadi negara partai tunggal, dengan layanan militer dan keamanan yang besar dan terorganisir ... telah mampu membuat keputusan dengan cepat dan tepat.
Nah sekarang sudah tahu kan, bahwa kasus di Indonesia ini harus benar-benar diwaspadai. Fenomena yang sekarang terjadi di Indonesia bagaikan puncak gunung es atau 'Tip of The Iceberg'.
Kebijakan yang saat ini dilakukan yakni Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga rasanya tidak efektif lantaran tes yang dilakukan juga masih sangat sedikit, juga masih ada ketidaksinkronan antara pusat dan daerah. Kita semua butuh penanganan yang tepat. Jangan sudah telat, penanganan tak tepat pula. Ujung-ujungnya rugi buat semuanya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Sudah dalam sepekan terakhir Vietnam tak melaporkan satu kasus baru COVID-19. Walau akhirnya hari ini dilaporkan ada dua kasus baru, jumlah kumulatif kasus di Vietnam tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara lainnya.
Berdasarkan data kompilasi John Hopkins University CSSE, jumlah penderita COVID-19 di Vietnam per hari ini mencapai 270 orang saja. Namun yang lebih mengejutkan adalah korban jiwa akibat COVID-19 di negara tersebut berjumlah nol. Tidak ada yang meninggal akibat COVID-19 di Vietnam. Hebat bukan?
Lantas bagaimana sebenarnya penanganan COVID-19 di Vietnam? Mari kita runut terlebih dahulu mulai dari awal mula kasus terjadi di Vietnam.
Vietnam melaporkan dua kasus pertamanya pada 23 Januari 2020, bertepatan dengan hari di mana sebagian besar kota di Provinsi Hubei termasuk Wuhan dikarantina. The ASEAN Post melaporkan, dua orang penderita COVID-19 tersebut adalah seorang ayah dan anak yang datang dari Wuhan ke Hanoi.
Vietnam bahkan dikabarkan telah menyiapkan berbagai upaya mengantisipasi wabah itu akan muncul di negaranya jauh sebelum terkonfirmasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa saat Wuhan baru melaporkan 27 kasus, Vietnam sudah ambil ancang-ancang.
Sebuah rapat penting antara Kementerian Kesehatan Vietnam, WHO dan Center for Disease Control & Prevention (CDC) dari AS dihelat pada 15 Januari. Rapat tersebut digelar membahas strategi penanganan wabah.
Empat hari sebelum rapat itu diselenggarakan tepatnya pada 11 Januari 2020 ketika kasus kematian pertama di China dilaporkan, Vietnam bersiap siaga dengan mengetatkan pengawasan medis serta menutup seluruh perbatasan hingga bandara yang berpotensi menjadi titik penyebaran wabah.
Strategi yang paling awal dilakukan Vietnam dalam menangani wabah ini adalah dengan melakukan pelacakan kontak (contact tracing) sehingga orang yang diduga penyebar maupun yang terinfeksi bisa segera diisolasi. Menurut WHO, proses penelusuran kontak memiliki tiga langkah berikut: identifikasi kontak, daftar kontak, dan tindak lanjut kontak.
“Vietnam telah berhasil melakukan penelusuran melalui identifikasi yang cepat klasifikasi Kementerian Kesehatan yang jelas mengenai kasus COVID-19 terutama bagi yang terinfeksi, diduga terinfeksi dan yang terpapar serta mobilisasi cepat para profesional kesehatan, personel keamanan publik, militer, dan pegawai negeri sipil untuk menerapkan penelusuran, ”catat Asia Pacific Foundation of Canada dalam laporannya, mengutip The ASEAN post.
Selain itu, Vietnam juga menerapkan pengawasan ketat terhadap orang yang dicurigai terinfeksi. Dilaporkan bahwa kementerian kesehatan negara tersebut telah bekerja dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan sistem pelaporan online di mana dugaan dan konfirmasi kasus COVID-19, serta orang-orang yang berhubungan dekat dengan mereka, dimasukkan ke dalam basis data yang tersedia secara real time kepada pemerintah di Hanoi.
Selain itu, Kementerian Informasi dan Komunikasi (MIC) Vietnam juga telah memperkenalkan aplikasi seluler bernama NCOVI untuk memungkinkan masyarakat menyatakan keadaan kesehatan mereka setiap hari.
World Economic Forum (WEF) juga memuji Vietnam atas tanggapan cepatnya dalam menangani virus corona jenis baru ini. WEF juga mencatat bahwa Vietnam menjadi negara partai tunggal, dengan layanan militer dan keamanan yang besar dan terorganisir ... telah mampu membuat keputusan dengan cepat dan tepat.
Nah sekarang sudah tahu kan, bahwa kasus di Indonesia ini harus benar-benar diwaspadai. Fenomena yang sekarang terjadi di Indonesia bagaikan puncak gunung es atau 'Tip of The Iceberg'.
Kebijakan yang saat ini dilakukan yakni Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga rasanya tidak efektif lantaran tes yang dilakukan juga masih sangat sedikit, juga masih ada ketidaksinkronan antara pusat dan daerah. Kita semua butuh penanganan yang tepat. Jangan sudah telat, penanganan tak tepat pula. Ujung-ujungnya rugi buat semuanya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Pages
Most Popular