
Pukulan Corona
Raksasa Fast Food KFC Rumahkan Pekerja, Bagaimana McDonald's?
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
24 April 2020 15:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah restoran fast food terdampak oleh masa pandemik virus corona. Dampaknya mulai dari penghentian layanan makan di tempat (dine in), penurunan omzet, menutup gerai, hingga merumahkan pekerja seperti yang dilakukan ayam goreng KFC.
KFC bahkan sudah menutup 100 gerai mereka terutama yang ada di mal-mal, bagaimana dengan fast food lainnya?
Bagi raksasa fast food lain seperti McDonald's, pandemi corona khususnya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak pada layanan dine ini.
Associate Director of Communications McDonald's Indonesia, Sutji Lantyka mengakui layanan dine in menjadi penyumbang terbesar dalam penjualan produk-produk di restorannya. Kini, penjualan via online menjadi andalan demi memasarkan kepada pelanggan. Meski ia enggan menjelaskannya secara rinci.
"Kami tidak dapat menyebutkan berapa perbandingannya, namun sebelum kami menutup layanan dine in, yang terbanyak memang adalah dari layanan dine in. Pandemi COVID-19 saat ini dialami di banyak negara, tidak hanya di Indonesia, dan kami percaya semua perusahaan baik yang di Indonesia maupun di negara-negara lain juga menghadapi tantangan yang sama," kata Sutji kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/4).
Penjualan via online yang dimaksud adalah melalui beberapa saluran, mulai dari pengiriman via ojek online, maupun McDelivery. Begitu pun penjualan dengan cara drive thru, dimana pelanggan tidak perlu keluar dari kendaraannya ketika memesan makanan atau minuman.
"McDonald's Indonesia masih membuka layanan Drive-Thru dan McDelivery yang sebagian besar masih beroperasi selama 24 jam. Di beberapa daerah yang ada pembatasan jam operasional restoran, kami mengikuti aturan di daerah tersebut," paparnya.
Apakah sampai berdampak merumahkan pekerja?
Sutji Lantyka mengaku perusahaan masih tetap memperkerjakan pegawainya. Meski ia tidak tegas menjawab sudah merumahkan karyawannya atau belum. Termasuk menerapkan kebijakan pemutusan hubungan kerja.
"Hingga saat ini karyawan McDonald's masih bekerja seperti biasa karena meski pun layanan dine-in kami sementara tutup, namun karyawan kami masih bekerja melayani konsumen yang membeli secara take away, drive-thru mau pun delivery (McDelivery atau melalui Gofood/GrabFood)," kata Sutji
Perusahaan restoran memang diharapkan bisa mencari celah untuk terus menjual produknya dalam situasi pandemi. Pasalnya, kerugian yang timbul pun sudah sangat besar. Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin menyebut restoran fast food yang terimbas sudah banyak
Misalnya yang berada di dalam mall. Di Jakarta yang terkena dampak jumlahnya mencapai 1.848 dari total 77 mal. Belum lagi ditambah cafe maupun bar sebanyak 1.342 yang tutup. Sementara jika ditambah restoran di luar mall sebanyak 4.746 unit. "Jika ditotalkan, jumlahnya mencapai 7.000-an dengan perkiraan nilai kerugian sebanyak Rp 2 triliun," kata Emil kepada CNBC Indonesia.
(hoi/hoi) Next Article Raksasa KFC Rumahkan 450 Pekerja, Bagaimana Pizza Hut?
KFC bahkan sudah menutup 100 gerai mereka terutama yang ada di mal-mal, bagaimana dengan fast food lainnya?
Bagi raksasa fast food lain seperti McDonald's, pandemi corona khususnya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak pada layanan dine ini.
Associate Director of Communications McDonald's Indonesia, Sutji Lantyka mengakui layanan dine in menjadi penyumbang terbesar dalam penjualan produk-produk di restorannya. Kini, penjualan via online menjadi andalan demi memasarkan kepada pelanggan. Meski ia enggan menjelaskannya secara rinci.
"Kami tidak dapat menyebutkan berapa perbandingannya, namun sebelum kami menutup layanan dine in, yang terbanyak memang adalah dari layanan dine in. Pandemi COVID-19 saat ini dialami di banyak negara, tidak hanya di Indonesia, dan kami percaya semua perusahaan baik yang di Indonesia maupun di negara-negara lain juga menghadapi tantangan yang sama," kata Sutji kepada CNBC Indonesia, Jumat (24/4).
Penjualan via online yang dimaksud adalah melalui beberapa saluran, mulai dari pengiriman via ojek online, maupun McDelivery. Begitu pun penjualan dengan cara drive thru, dimana pelanggan tidak perlu keluar dari kendaraannya ketika memesan makanan atau minuman.
"McDonald's Indonesia masih membuka layanan Drive-Thru dan McDelivery yang sebagian besar masih beroperasi selama 24 jam. Di beberapa daerah yang ada pembatasan jam operasional restoran, kami mengikuti aturan di daerah tersebut," paparnya.
Apakah sampai berdampak merumahkan pekerja?
Sutji Lantyka mengaku perusahaan masih tetap memperkerjakan pegawainya. Meski ia tidak tegas menjawab sudah merumahkan karyawannya atau belum. Termasuk menerapkan kebijakan pemutusan hubungan kerja.
"Hingga saat ini karyawan McDonald's masih bekerja seperti biasa karena meski pun layanan dine-in kami sementara tutup, namun karyawan kami masih bekerja melayani konsumen yang membeli secara take away, drive-thru mau pun delivery (McDelivery atau melalui Gofood/GrabFood)," kata Sutji
Perusahaan restoran memang diharapkan bisa mencari celah untuk terus menjual produknya dalam situasi pandemi. Pasalnya, kerugian yang timbul pun sudah sangat besar. Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin menyebut restoran fast food yang terimbas sudah banyak
Misalnya yang berada di dalam mall. Di Jakarta yang terkena dampak jumlahnya mencapai 1.848 dari total 77 mal. Belum lagi ditambah cafe maupun bar sebanyak 1.342 yang tutup. Sementara jika ditambah restoran di luar mall sebanyak 4.746 unit. "Jika ditotalkan, jumlahnya mencapai 7.000-an dengan perkiraan nilai kerugian sebanyak Rp 2 triliun," kata Emil kepada CNBC Indonesia.
(hoi/hoi) Next Article Raksasa KFC Rumahkan 450 Pekerja, Bagaimana Pizza Hut?
Most Popular