
Dari Amerika Sampai Australia, Pabrik-pabrik Sedang Menderita
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 April 2020 05:47

Beralih ke Asia, angka pembacaan awal PMI manufaktur Jepang periode April 2020 adalah 43,7. Ini menjadi catatan terendah sejak April 2009.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah menetapkan status darurat nasional. Pemerintah punya kuasa yang lebih tegas untuk meminta warga tinggal di rumah dan menutup perkantoran.
"Tidak berlebihan kalau mengatakan ekonomi Jepang dan dunia sedang menghadapi krisis terbesar setelah masa perang. Kami akan melindungi nyawa dan lapangan kerja dengan cara apapun," tegas Abe baru-baru ini, seperti diberitakan Reuters.
Keterangan tertulis au Jibun Bank menyebutkan, produksi turun ke titik terendah dalam sembilan tahun terakhir dan permintaan terus menurun. Penurunan permintaan sebagian terjadi untuk keperluan ekspor.
Bergeser ke selatan yaitu Australia, situasinya tidak lebih baik. Angka pembacan awal PMI manufaktur Negeri Kanguru periode April 2020 adalah 45,6, terendah sejak PMI mulai dicatat di sana pada Mei 2016.
"Pemesanan baru baik domestik maupun ekspor menurun tajam. Penyerapan tenaga kerja juga jauh berkurang. Belum lagi terjadi kenaikan biaya bahan baku karena depresiasi mata uang dolar Australia dan minimnya pasokan," tulis keterangan Commonweatlh Bank.
Dahsyat sekali memang virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini. Meski tidak kasat mata, tetapi mampu membuat rantai pasok global porak-poranda.
PMI yang jeblok menjadi sinyal awal bahwa ke depan produksi industri akan menurun. Permintaan sudah turun duluan karena social distancing, dan kini pasokan pun bakal anjlok. Dua sisi dari ekonomi sama-sama jeblok.
Oleh karena itu, mari kencangkan sabuk pengaman. Selama virus corona masih berkeliaran, maka sepertinya resesi ekonomi global bakal sangat dalam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe telah menetapkan status darurat nasional. Pemerintah punya kuasa yang lebih tegas untuk meminta warga tinggal di rumah dan menutup perkantoran.
Keterangan tertulis au Jibun Bank menyebutkan, produksi turun ke titik terendah dalam sembilan tahun terakhir dan permintaan terus menurun. Penurunan permintaan sebagian terjadi untuk keperluan ekspor.
Bergeser ke selatan yaitu Australia, situasinya tidak lebih baik. Angka pembacan awal PMI manufaktur Negeri Kanguru periode April 2020 adalah 45,6, terendah sejak PMI mulai dicatat di sana pada Mei 2016.
"Pemesanan baru baik domestik maupun ekspor menurun tajam. Penyerapan tenaga kerja juga jauh berkurang. Belum lagi terjadi kenaikan biaya bahan baku karena depresiasi mata uang dolar Australia dan minimnya pasokan," tulis keterangan Commonweatlh Bank.
Dahsyat sekali memang virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini. Meski tidak kasat mata, tetapi mampu membuat rantai pasok global porak-poranda.
PMI yang jeblok menjadi sinyal awal bahwa ke depan produksi industri akan menurun. Permintaan sudah turun duluan karena social distancing, dan kini pasokan pun bakal anjlok. Dua sisi dari ekonomi sama-sama jeblok.
Oleh karena itu, mari kencangkan sabuk pengaman. Selama virus corona masih berkeliaran, maka sepertinya resesi ekonomi global bakal sangat dalam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular