Pak Jokowi Tak Perlu Malu Soal BLT, Trump Saja Kasih Kok...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 April 2020 07:25
Presiden AS Donald Trump (AP/Patrick Semansky)
Presiden AS Donald Trump (AP/Patrick Semansky)
Bulan lalu, Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang (UU) paket stimulus fiskal untuk memerangi virus corona. Jumlahnya tidak tanggun-tanggung, sampai US$ 2 triliun atau sekira Rp 32.000 triliun dengan kurs saat ini.

Salah satu program dalam stimulus kelas paus itu adalah BLT kepada rakyat AS berpenghasilan di bawah US$ 75.000 (Rp 1,18 miliar) per tahun. Anggaran untuk program ini adalah US$ 500 miliar.

BLT yang diberikan pemerintahan Trump bisa sampai US$ 1.200 (Rp 18,72 juta) untuk lajang. Jika sudah berkeluarga dan punya anak, BLT ditambah US$ 500 (Rp 7,8 juta) per anak.


Syarat untuk mendapatkan BLT di Negeri Adidaya adalah sebagai berikut:

1. Warga negara AS penuh, permanent resident, atau bukan warga negara AS tetapi memegang Green Card.
2. Tidak berada dalam tanggungan siapapun.
3. Memiliki nomor induk jaminan sosial (Social Security Number/SSN) yang masih berlaku.
4. Berpendapatan kotor di bawah batas yang ditentukan.

Sementara di Australia, pemerintahan Perdana Menteri Scott Morrison sudah mengesahkan paket stimulus senilai AU$ 320 miliar (Rp 3,116,09 triliun). Di dalamnya ada program semacam BLT tetapi dengan sedikit variasi.

Bukan memberikan uang tunai, pemerintah Negeri Kanguru memberi subsidi bagi pekerja yang mengalami pemotongan gaji akibat terpaan pandemi virus corona. Ketika ada karyawan dengan gaji dwi-mingguan maksimal AU$ 1.500 (Rp 14,59 juta) mengalami pemotongan gaji sampai 30%, maka pemerintah akan menutup kekurangannya. Memang rakyat tidak menerima uang gepokan dari pemerintah, tetapi menerima 'gaji' dari kas negara.


Kemudian di Spanyol, pemerintahan Perdana Menteri Pedro Sanchez menggelontorkan bantuan tunai kepada rakyatnya. Belum disepakati berapa besarannya, tetapi akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa menjadi pengganti gaji bulanan.

Rencananya bantuan tersebut akan disalurkan kepada sekitar 1 juta rumah tangga termiskin di Spanyol. Jose Luis Escriva, Menteri Perlindungan Sosial Spanyol, mengatakan pendapatan rumah tangga miskin tersebut tidak sampai EUR 246 (Rp 4,1 juta) per bulan.

Escriva menambahkan kebutuhan dana untuk bantuan ini akan berasal dari utang. Dengan asumsi jumlah penerima bantuan adalah 1 juta rumah tangga dengan pendapatan EUR 246, maka pemerintah Spanyol akan membutuhkan dana EUR 246 juta (Rp 4.,1 triliun) setiap bulannya. Itu yang akan menjadi tambahan utang pemerintah.

Kondisi yang tidak biasa membutuhkan penyikapan yang tidak biasa pula. Pandemi virus corona adalah kejadian luar biasa, darurat kesehatan global.

Oleh karena itu, menjadi wajar jika pandemi ini harus disikapi oleh pemerintah dengan kebijakan yang tidak biasa. BLT adalah salah satunya.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular