
Internasional
Ekonomi AS Mau 'Buka Lagi' 1 Mei, Tak Semudah itu Mr Trump
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 April 2020 07:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Keinginan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membuka kembali ekonomi (reopen) di tengah pandemi corona (COVID-19) menuai perlawanan dari sejumlah gubernur sejumlah negara bagian.
Pasalnya, penambahan kasus masih tinggi dan angka kematian masih tinggi. Di mana Minggu (19/4/2020), AS mencatat ada 24.787 ribu kasus baru atau menjadi total 763.579 , dengan tambahan kematian 1.510 atau menjadi total 40.524 kematian.
Pengujian yang dilakukan pemerintah juga dirasa para gubernur masih kurang. Mereka menuntut Trump fokus ke hal tersebut, sebelum benar-benar membuka kembali perekonomian AS yang shutdown.
Gubernur New York Andrew Cuomo misalnya, walau membenarkan penurunan jumlah pasien yang dirawat intensif dan jumlah kematian, ia mendesak jarak sosial tetap dilakukan warga.
"Kami menunjukkan bahwa ancaman ini (corona) bisa dikendalikan. Tapi ini baru sebagian waktu saja. Kita belum bisa memastikan ia turun," ujarnya dikutip dari Reuters, Senin (20/4/2020).
Menurutnya tes masih akan dilakukan masif hingga minggu depan. Di mana akan ada 2 ribu orang per hari yang diuji atau 14 ribu dalam seminggu di negara bagian dengan penduduk 19 juta jiwa itu.
New York merupakan negara bagian dengan kasus terbanyak, yakni 247.215 kasus. Di mana total kematian kini mencapai 18.298.
Gubernur lainnya dari negara bagian Virginia Ralph Northam juga menentang pembukaan. "Itu (pembukaan) hanya delusi," ujarnya dikutip AFP.
Hal senada juga ditekankan Gubernur Washington, Jay Inslee. Ia bahkan berujar langka pemerintah pusat berbahaya.
"Pemerintah sebenarnya adalah hukum negara-negara bagian," katanya. "Saat memiliki presiden Amerika yang mendorong orang-orang melanggar hukum ... itu berbahaya," ujarnya.
Ekonomi AS terpukul karena shutdown yang dilakukan. Di mana 22 juta orang AS menjadi pengangguran dalam sebulan terakhir.
Sabtu, beberapa orang berunjuk rasa di Texas meminta ekonomi AS dibuka lagi. "Mari Kita Bekerja," tulis pengunjuk rasa.
Sebelumnya Trump mengumumkan segera mengeluarkan pedoman membuka kembali perekonomian AS. Ia menilai kasus baru di AS sudah turun dan corona sudah sampai puncak di negara itu.
(sef/sef) Next Article Trump Setop Tunjangan Pengangguran AS Rp 8,5 Juta/Minggu?
Pasalnya, penambahan kasus masih tinggi dan angka kematian masih tinggi. Di mana Minggu (19/4/2020), AS mencatat ada 24.787 ribu kasus baru atau menjadi total 763.579 , dengan tambahan kematian 1.510 atau menjadi total 40.524 kematian.
Gubernur New York Andrew Cuomo misalnya, walau membenarkan penurunan jumlah pasien yang dirawat intensif dan jumlah kematian, ia mendesak jarak sosial tetap dilakukan warga.
"Kami menunjukkan bahwa ancaman ini (corona) bisa dikendalikan. Tapi ini baru sebagian waktu saja. Kita belum bisa memastikan ia turun," ujarnya dikutip dari Reuters, Senin (20/4/2020).
Menurutnya tes masih akan dilakukan masif hingga minggu depan. Di mana akan ada 2 ribu orang per hari yang diuji atau 14 ribu dalam seminggu di negara bagian dengan penduduk 19 juta jiwa itu.
New York merupakan negara bagian dengan kasus terbanyak, yakni 247.215 kasus. Di mana total kematian kini mencapai 18.298.
Gubernur lainnya dari negara bagian Virginia Ralph Northam juga menentang pembukaan. "Itu (pembukaan) hanya delusi," ujarnya dikutip AFP.
Hal senada juga ditekankan Gubernur Washington, Jay Inslee. Ia bahkan berujar langka pemerintah pusat berbahaya.
"Pemerintah sebenarnya adalah hukum negara-negara bagian," katanya. "Saat memiliki presiden Amerika yang mendorong orang-orang melanggar hukum ... itu berbahaya," ujarnya.
Ekonomi AS terpukul karena shutdown yang dilakukan. Di mana 22 juta orang AS menjadi pengangguran dalam sebulan terakhir.
Sabtu, beberapa orang berunjuk rasa di Texas meminta ekonomi AS dibuka lagi. "Mari Kita Bekerja," tulis pengunjuk rasa.
![]() |
Sebelumnya Trump mengumumkan segera mengeluarkan pedoman membuka kembali perekonomian AS. Ia menilai kasus baru di AS sudah turun dan corona sudah sampai puncak di negara itu.
(sef/sef) Next Article Trump Setop Tunjangan Pengangguran AS Rp 8,5 Juta/Minggu?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular