
Bos OJK Ungkap Alasan Stimulus Kredit Hanya Untuk UMKM
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
18 April 2020 20:04

Jakarta, CNBC Indonesia- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menegaskan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sangat membutuhkan stimulus dan insentif kredit di tengah pandemi COVID-19. OJK meluncurkan stimulus di bidang jasa keuangan, baik bank, perusahaan pembiayaan (multifinance), asuransi, dan dana pensiun.
Pasalnya, pengusaha di level kecil dan mikro belum memiliki kapasitas melakukan corporate decision seperti perusahaan berskala besar. "Bank pasti sudah paham kalau yang kecil-kecil ini tidak bisa commercial decision, justru bank lebih proaktif bagaimana mereka bisa hidup. Kalau yang kecil-kecil ini tidak diberikan guidance ya bisa mati," kata Wimboh kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/04/2020).
Proporsi, jumlah debitur UMKM di bank banyak meskipun secara nilai lebih kecil dibandingkan korporasi. Sementara perusahaan berskala besar menurut dia sudah memiliki kemampuan lebih dalam menghadapi krisis. Wimboh mengatakan kredit untuk perusahaan swasta bersakala besar sifatnya lebih kompleks dibandingkan UMKM, karena permasalahan bukan sekedar cashflow.
"Untuk perusahaan besar tidak ada aturan khusus, kalau diatur khusus malah nanti membatasi variasi di lapangan," kata Wimboh.
Sebelumnya dia mengatakan berkurangnya interaksi secara langsung akibat pandemi COVID-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) justru mempercepat proses digitalisasi di OJK. Wimboh meyakini lembaga pemerintahan ataupun perusahaan pun pasti bergerak cepat melakukan digitalisasi demi kelancaran proses kerja.
"AdanyaCOVID-19 ini mempercepat digitalisasi, rapat dewan komisioner sekarang juga sudah digital. Bisa dikatakan blessing in disguise, ekonomi tetap jalan biarpun orang tidak lalu lalang,"katanya.
(dob/dob) Next Article Wimboh Santoso Lantik 15 Pejabat OJK Baru
Pasalnya, pengusaha di level kecil dan mikro belum memiliki kapasitas melakukan corporate decision seperti perusahaan berskala besar. "Bank pasti sudah paham kalau yang kecil-kecil ini tidak bisa commercial decision, justru bank lebih proaktif bagaimana mereka bisa hidup. Kalau yang kecil-kecil ini tidak diberikan guidance ya bisa mati," kata Wimboh kepada CNBC Indonesia, Kamis (17/04/2020).
Proporsi, jumlah debitur UMKM di bank banyak meskipun secara nilai lebih kecil dibandingkan korporasi. Sementara perusahaan berskala besar menurut dia sudah memiliki kemampuan lebih dalam menghadapi krisis. Wimboh mengatakan kredit untuk perusahaan swasta bersakala besar sifatnya lebih kompleks dibandingkan UMKM, karena permasalahan bukan sekedar cashflow.
Sebelumnya dia mengatakan berkurangnya interaksi secara langsung akibat pandemi COVID-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) justru mempercepat proses digitalisasi di OJK. Wimboh meyakini lembaga pemerintahan ataupun perusahaan pun pasti bergerak cepat melakukan digitalisasi demi kelancaran proses kerja.
"AdanyaCOVID-19 ini mempercepat digitalisasi, rapat dewan komisioner sekarang juga sudah digital. Bisa dikatakan blessing in disguise, ekonomi tetap jalan biarpun orang tidak lalu lalang,"katanya.
(dob/dob) Next Article Wimboh Santoso Lantik 15 Pejabat OJK Baru
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular