
Harga Beras, Gula, Hingga Emas Ditaksir Picu Inflasi April
Ayos, CNBC Indonesia
17 April 2020 15:42

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) dalam survey sementara di dua minggu pertama bulan April 2020 menyampaikan sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga yang bervariasi.
Komoditas yang disurvey BPS ini nantinya akan menjadi komponen untuk menghitung besaran inflasi bulan April yang diumumkan awal bulan Mei 2020. Artinya kenaikan harga ini bisa saja berubah dalam dua minggu mendatang sebelum diumumkan angka finalnya oleh BPS.
Deputy Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, sejumlah komoditas strategis yang mengalami kenaikan di antaranya bawang merah, gula pasir, emas dan beras. Kenaikan berdasarkan survey di 15 kota.
"Kenaikan di 15 kota yakni Medan, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Bekasi, Depok, Semarang, Surabaya, Tangerang, Denpasar, Pontianak, Samarinda, Makasar dan Kendari," tutur Yunita kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/04/2020).
Adapun kenaikan komponen penyumbang inflasi tersebut, kata Yunita, cukup bervariasi di antaranya bawang merah yang naik rata - rata 16 persen, gula sekitar 7 persen, emas sekitar 5 persen dan beras naik sekitar 0,4 persen.
Sebagai catatan saja, kenaikan harga beras harus menjadi perhatian pemerintah sebagai komoditas strategis pangan nasional karena bobot beras terhadap perhitungan inflasi cukup besar, yakni 3,33 persen.
"Iya (bobot beras terhadap inflasi cukup besar) tapi yang baru 3,33 persen kalau yang lama 3,8 persen," jelas Kepala BPS, Suhariyanto kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/04/2020).
Sementara itu, Hendra salah satu pedagang beras di Pasar Beras Induk Cipinang, Jakarta Timur mengatakan, harga beras di tingkat grosir dinilai belum bisa turun karena Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang berlaku di Jakarta dalam sepekan.
"Permintaan banyak sekali jadi harga sementara belum bisa turun," tutur Hendra kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/04/2020).
Dikatakannya, harga beras biasanya akan turun di bulan April hingga Mei karena panen besar terjadi di sejumlah sentra produksi padi.
Saat ini, kata Hendra, di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur secara umum belum mengalami penurunan, akan tetapi beberapa jenis telah terjadi penurunan untuk jenis tertentu.
"Ada sebagian beras naik (Premium) dan ada sebagian mulai turun juga diantaranya Pandan Wangi dan IR- 41," jelasnya.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi April 2020 masih rendah dan terkendali. Ada empat faktor yang membuat inflasi domestik 'jinak'.
"Perkembangan harga-harga di pasar itu terkendali dan rendah. Kami perkirakan bahwa berdasarkan SPH (Survei Pemantauan Harga) minggu ke-2, inflasi April berada di sekitar 0,2% month-to-month. Year-on-year juga rendah yaitu 2,08%," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini, Kamis (9/4/2020).
(hoi/hoi) Next Article Harga Beras Medium Naik Jadi Rp 9.844/Kg
Komoditas yang disurvey BPS ini nantinya akan menjadi komponen untuk menghitung besaran inflasi bulan April yang diumumkan awal bulan Mei 2020. Artinya kenaikan harga ini bisa saja berubah dalam dua minggu mendatang sebelum diumumkan angka finalnya oleh BPS.
Deputy Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, sejumlah komoditas strategis yang mengalami kenaikan di antaranya bawang merah, gula pasir, emas dan beras. Kenaikan berdasarkan survey di 15 kota.
"Kenaikan di 15 kota yakni Medan, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Bekasi, Depok, Semarang, Surabaya, Tangerang, Denpasar, Pontianak, Samarinda, Makasar dan Kendari," tutur Yunita kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/04/2020).
Adapun kenaikan komponen penyumbang inflasi tersebut, kata Yunita, cukup bervariasi di antaranya bawang merah yang naik rata - rata 16 persen, gula sekitar 7 persen, emas sekitar 5 persen dan beras naik sekitar 0,4 persen.
Sebagai catatan saja, kenaikan harga beras harus menjadi perhatian pemerintah sebagai komoditas strategis pangan nasional karena bobot beras terhadap perhitungan inflasi cukup besar, yakni 3,33 persen.
"Iya (bobot beras terhadap inflasi cukup besar) tapi yang baru 3,33 persen kalau yang lama 3,8 persen," jelas Kepala BPS, Suhariyanto kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/04/2020).
Sementara itu, Hendra salah satu pedagang beras di Pasar Beras Induk Cipinang, Jakarta Timur mengatakan, harga beras di tingkat grosir dinilai belum bisa turun karena Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang berlaku di Jakarta dalam sepekan.
"Permintaan banyak sekali jadi harga sementara belum bisa turun," tutur Hendra kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/04/2020).
Dikatakannya, harga beras biasanya akan turun di bulan April hingga Mei karena panen besar terjadi di sejumlah sentra produksi padi.
Saat ini, kata Hendra, di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur secara umum belum mengalami penurunan, akan tetapi beberapa jenis telah terjadi penurunan untuk jenis tertentu.
"Ada sebagian beras naik (Premium) dan ada sebagian mulai turun juga diantaranya Pandan Wangi dan IR- 41," jelasnya.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi April 2020 masih rendah dan terkendali. Ada empat faktor yang membuat inflasi domestik 'jinak'.
"Perkembangan harga-harga di pasar itu terkendali dan rendah. Kami perkirakan bahwa berdasarkan SPH (Survei Pemantauan Harga) minggu ke-2, inflasi April berada di sekitar 0,2% month-to-month. Year-on-year juga rendah yaitu 2,08%," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers Perkembangan Ekonomi Terkini, Kamis (9/4/2020).
(hoi/hoi) Next Article Harga Beras Medium Naik Jadi Rp 9.844/Kg
Most Popular