Jokowi Susun Neraca Komoditas, Sembako Ini yang Banyak Impor

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
31 May 2022 15:09
Pedagang merapikan minyak kemasan di pasar Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis,6/1/2022. Harga komoditas minyak goreng terus mengalami kenaikan secara signifikan pada akhir tahun 2021 lalu. Memasuki 2022, harganya masih belum juga mengalami penurunan, bahkan terus naik.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), secara nasional harga minyak goreng curah pada 29 Desember lalu hanya Rp 18.400/Kg. Pada 5 Januari 2022 atau kemarin, menyentuh Rp 18.550/Kg.

Pantauan CNBC Indonesia di pasar Ciputat, salah satu pedagang warung grosir sembako Ichsan mengatakan harga Minyak kiloan Rp21.000/kg dan harga minyak dalam kemasan Rp38.000 per liter. Kemudian ke warung lain Matondang menjual minyak kemasan nya seharga Rp37.000 dan minyak kiloanya seharga Rp20.000/kg. 

Kenaikan harga minyak goreng saat ini dipengaruhi oleh harga crude palm oil (CPO) dunia yang naik menjadi US$ 1.340/MT. Kenaikan harga CPO ini menyebabkan harga minyak goreng ikut naik cukup signifikan.

Namun selain CPO ada juga faktor lain yakni kenaikan harga minyak nabati dunia. Penyebab kenaikan harga karena gangguan cuaca yang menekan tingkat produksi minyak nabati dunia.

Merespons tren kenaikan harga minyak goreng yang pada akhir Desember 2021 mencapai Rp18.492/liter atau mengalami peningkatan 8,31 persen, pemerintah segera memprioritaskan penyediaan minyak goreng dengan harga terjangkau, yang sekaligus bertujuan mengadakan stabilisasi harga.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memastikan produksi minyak goreng kemasan berharga Rp14 ribu per liter akan dimulai paling lambat minggu depan. Untuk tahap awal, pemerintah akan menunjuk 5 produsen minyak goreng sebagai pelaksana produksi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Penjualan Minyak Goreng (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia yang kaya akan hasil alam, tetapi sejumlah bahan pangan masih bergantung pada negara lain. Akibatnya neraca dagang bahan pangan menjadi defisit.

Seperti daging hewan sepanjang Januari hingga Maret 2022 mencatatkan defisit US$ 164,5 juta atau Rp 2,39 triliun (kurs=Rp 14.500/US$). Begitu juga dengan gandum-ganduman yang defisit hingga Rp 16,96 triliun. Bahkan, beras yang jadi makanan pokok orang Indonesia mengalami defisit hingga Rp 294,72 miliar.

Adapun untuk bahan pangan ikan dan udang mengalami surplus senilai Rp 12,32 triliun. Berikut beberapa neraca bahan pangan Indonesia yang dihimpun oleh Tim riset CNBC Indonesia:

Bahan Pangan

Impor (US$ juta)

Ekspor (US$ juta)

Neraca (US$ juta)

1

Daging hewan

168.3

3.8

-164.5

2

Ikan dan udang

93.5

944.4

850.9

3

Susu, mentega, telur

423.3

180.4

-242.9

4

Sayuran

106.8

16.8

-90

5

Buah-buahan

364.2

241.8

-122.4

6

Kopi, teh, rempah-rempah

111

462.1

351.1

7

Gandum-ganduman

1,171.00

1.4

-1169.6

8

Daging dan ikan olahan

15.7

445.6

429.9

9

Gula dan kembang gula

1,137.80

123.6

-1014.2

11

Beras

20.87

0.549

-20.321

Lembaga Nasional Single Window (LSNW) bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kementerian Koordinator Perekonomian, mengembangkan sebuah sistem bernama neraca komoditas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan neraca komoditas adalah sistem informasi berisi data produksi dan konsumsi dari komoditas ekspor impor yang penting. "Sistem komprehensif dan real time," kata Sri Mulyani dalam dalam dalam acara Talkshow Neraca Komoditas, Senin (30/5/2022).

Neraca komoditas, kata Sri Mulyani akan menerapkan tiga fungsi utama, yakni penerbitan persetujuan impor, penerbitan persetujuan ekspor, sekaligus sebagai acuan data produksi dan konsumsi, serta acuan untuk mengembangkan industri nasional.

Kemudian,  kata Sri Mulyani, neraca komoditas ini berlaku sebagai patokan yang dijadikan referensi untuk pelaku usaha di dalam memperoleh kepastian bahan baku dan bahan penolong yang dibutuhkan, di dalam melaksanakan kegiatan usaha mereka.

Saat ini implementasi neraca komoditas baru mencakup lima komoditas yang penting, di antaranya beras, gula, daging, garam dan ikan. Dalam waktu dekat, kata Sri Mulyani lewat neraca komoditas ini, akan bisa mencakup lebih banyak komoditas-komoditas strategis lainnya di dalam perekonomian Indonesia.

"Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan komoditas, terhadap komoditas pasti akan memberikan kebaikan bagi penguatan ekonomi Indonesia," ujarnya lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bunda! Ternyata Ada Nih Sembako yang Lagi Murah Bisa Diborong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular