
Top 10 Impor RI di Maret: Dari Senjata hingga Bawang Putih
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
15 April 2020 14:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Total nilai impor Indonesia selama Maret 2020 tercatat US$ 13,35 miliar. Realisasi ini turun 0,75% dibandingkan Maret 2019, namun naik 15,6% dari Februari 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, impor dibandingkan bulan lalu meningkat karena impor non migas naik 19,83% sedangkan impor migas turun 8,07%.
Dari komposisi penggunaan barang, impor barang konsumsi tercatat US% 1,27 miliar atau mengalami peningkatan cukup tinggi yakni 3,8% dibandingkan Februari 2020 (month to month/mtm). Sementara, dibandingkan Maret 2019 (year on year/ YoY) peningkatan 10,66%.
Barang konsumsi yang mengalami kenaikan impor adalah senjata, buah pir dari China dan bawang putih dari Australia.
"Barang konsumsi yang meningkat selama Maret yakni senjata dan amunisi serta bagiannya, ini memang impor rutin dilakukan setiap tahun untuk pertahanan dan keamanan negara. Kebetulan 2020 jatuhnya di Maret," ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Rabu (15/4/2020).
Selanjutnya, impor bahan baku dan penolong tercatat US$ 10,28 miliar, meningkat 16,34% (mtm) dan naik tipis 1,72% (YoY). Adapun barang yang mengalami peningkatan adalah berbagai peralatan yang terkait dengan portable receiver untuk keperluan hp dan elektronik serta beberapa barang terkait dengan fuel oil.
Sementara barang modal pada Maret 2020 senilai US$ 1,8 miliar atau turun tipis 1,55(mtm), namun turun tajam 18,07% (YoY).
"Komposisi impor kita masih 77% dari bahan baku, 13% barang modal dan selebihnya 9,5% konsumsi," kata dia.
Adapun negara asal dengan peningkatan impor terbesar adalah China senilai US$ 1 miliar yang kemudian disusul oleh Hong Kong senilai US$ 191,7 juta serta Taiwan US$ 143,1 juta. Selanjutnya impor lainnya dari Swiss US$ 127,2 juta dan Amerika Serikat (AS) senilai US$ 125 juta.
"Peningkatan terbesar dari China karena recovery di sana cepat, sehingga impor dari China di Maret 2020 meningkat US$ 1 miliar," jelasnya.
Secara kumulatif, impor Januari-Maret 2020 tercatat US$ 39,17 miliar atau turun 3,69% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat US$ 40,67 miliar.
Berikut 10 golongan barang utama yang di impor selama Maret 2020:
1. Mesin dan peralatan mekanis US$ 6,02 miliar
2. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 4,52 miliar
3. Besi dan baja US$ 2,12 miliar
4. Plastik dan barang dari plastik US$ 2,02 miliar
5. Kendaraan dan bagiannya US$ 1,57 miliar
6. Bahan kimia organik US$ 1,41 miliar
7. Serealia US$ 892,2 juta
8. Barang dari besi dan baja US$ 799,4 juta
9. Ampas/sisa industri makanan US$ 681,5 juta
10. Berbagai produk kimia US$ 657,7 juta.
(dru) Next Article Impor Juga Tercatat Turun 0,75% ke US$ 13,35 Miliar
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, impor dibandingkan bulan lalu meningkat karena impor non migas naik 19,83% sedangkan impor migas turun 8,07%.
Dari komposisi penggunaan barang, impor barang konsumsi tercatat US% 1,27 miliar atau mengalami peningkatan cukup tinggi yakni 3,8% dibandingkan Februari 2020 (month to month/mtm). Sementara, dibandingkan Maret 2019 (year on year/ YoY) peningkatan 10,66%.
"Barang konsumsi yang meningkat selama Maret yakni senjata dan amunisi serta bagiannya, ini memang impor rutin dilakukan setiap tahun untuk pertahanan dan keamanan negara. Kebetulan 2020 jatuhnya di Maret," ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Rabu (15/4/2020).
Selanjutnya, impor bahan baku dan penolong tercatat US$ 10,28 miliar, meningkat 16,34% (mtm) dan naik tipis 1,72% (YoY). Adapun barang yang mengalami peningkatan adalah berbagai peralatan yang terkait dengan portable receiver untuk keperluan hp dan elektronik serta beberapa barang terkait dengan fuel oil.
Sementara barang modal pada Maret 2020 senilai US$ 1,8 miliar atau turun tipis 1,55(mtm), namun turun tajam 18,07% (YoY).
"Komposisi impor kita masih 77% dari bahan baku, 13% barang modal dan selebihnya 9,5% konsumsi," kata dia.
Adapun negara asal dengan peningkatan impor terbesar adalah China senilai US$ 1 miliar yang kemudian disusul oleh Hong Kong senilai US$ 191,7 juta serta Taiwan US$ 143,1 juta. Selanjutnya impor lainnya dari Swiss US$ 127,2 juta dan Amerika Serikat (AS) senilai US$ 125 juta.
"Peningkatan terbesar dari China karena recovery di sana cepat, sehingga impor dari China di Maret 2020 meningkat US$ 1 miliar," jelasnya.
Secara kumulatif, impor Januari-Maret 2020 tercatat US$ 39,17 miliar atau turun 3,69% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat US$ 40,67 miliar.
Berikut 10 golongan barang utama yang di impor selama Maret 2020:
1. Mesin dan peralatan mekanis US$ 6,02 miliar
2. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 4,52 miliar
3. Besi dan baja US$ 2,12 miliar
4. Plastik dan barang dari plastik US$ 2,02 miliar
5. Kendaraan dan bagiannya US$ 1,57 miliar
6. Bahan kimia organik US$ 1,41 miliar
7. Serealia US$ 892,2 juta
8. Barang dari besi dan baja US$ 799,4 juta
9. Ampas/sisa industri makanan US$ 681,5 juta
10. Berbagai produk kimia US$ 657,7 juta.
(dru) Next Article Impor Juga Tercatat Turun 0,75% ke US$ 13,35 Miliar
Most Popular