
Lockdown Negara Lain Ganggu Pasokan Industri Makanan RI
Ratu Rina, CNBC Indonesia
08 April 2020 18:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S. Lukman mengatakan wabah virus covid-19 atau corona telah membuat kinerja industri makanan dan minuman tertekan. Selah satunya persoalan tersendatnya bahan baku, yang dipicu persoalan lockdown negara lain.
Saat ini GAPMMI tengah mempersiapkan produksi untuk memenuhi kebutuhan puasa dan hari raya lebaran. Hal ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di masa pandemi corona.
"Sejak Januari kemarin kami sudah meningkatkan kapasitas produksi termasuk juga kami menyiapkan bahan baku semua untuk mempersiapkan puasa, dalam persiapan-persiapan ini yang nyatanya menolong kami saat ini dengan ketersediaan bahan baku dan juga produk jadinya," jelas Adhi dalam dialog di program Squawk Box, CNBC Indonesia (08/04/2020).
Namun, pihaknya mengaku masih terdapat hambatan terkait bahan baku impor seperti garam, gula hingga bawang. Ia memperkirakan bahan baku yang tersedia saat ini hanya cukup untuk memenuhi produksi hingga bulan Juni mendatang.
"Kita sudah menyiapkan sejak Januari dan kami hitung ada beberapa bahan baku yang mungkin akan kurang di bulan Juni dan itu kami koordinasikan dengan pemerintah, antara lain garam dan gula kemudian bawang-bawang, ada bawang putih, bawang Bombay itu agak kurang," ujar Adhi.
Selain itu, terdapat juga masalah logistik dari negara pemasok yang menghambat kinerja industri. Hal ini terjadi karena adanya penutupan atau lockdown di negara pemasok, sehingga terjadi penundaan bahan baku yang sudah siap kirim.
"Misalnya dokumen bisa menyusul tapi barang bisa berangkat karena ada beberapa ketentuan, misalnya produk yang harus pre-shipment impression, sedangkan di negara tersebut pelayanannya tutup, kemudian ada dokumen coo/certificate order origin juga beberapa negara tidak melayani lagi selama ada covid-19 ini sehingga menjadi hambatan," katanya.
Pihaknya terus koordinasikan dengan pemerintah sehingga pemerintah bisa menerima alasan ini dan memberikan kompensasi dimana dokumen bisa menyusul, kemudian sementara barang tiba atau setelah masuk ke Indonesia.
(hoi/hoi) Next Article Dihantam Corona, Produksi Industri Mamin Melorot 10-40%
Saat ini GAPMMI tengah mempersiapkan produksi untuk memenuhi kebutuhan puasa dan hari raya lebaran. Hal ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di masa pandemi corona.
"Sejak Januari kemarin kami sudah meningkatkan kapasitas produksi termasuk juga kami menyiapkan bahan baku semua untuk mempersiapkan puasa, dalam persiapan-persiapan ini yang nyatanya menolong kami saat ini dengan ketersediaan bahan baku dan juga produk jadinya," jelas Adhi dalam dialog di program Squawk Box, CNBC Indonesia (08/04/2020).
Namun, pihaknya mengaku masih terdapat hambatan terkait bahan baku impor seperti garam, gula hingga bawang. Ia memperkirakan bahan baku yang tersedia saat ini hanya cukup untuk memenuhi produksi hingga bulan Juni mendatang.
"Kita sudah menyiapkan sejak Januari dan kami hitung ada beberapa bahan baku yang mungkin akan kurang di bulan Juni dan itu kami koordinasikan dengan pemerintah, antara lain garam dan gula kemudian bawang-bawang, ada bawang putih, bawang Bombay itu agak kurang," ujar Adhi.
Selain itu, terdapat juga masalah logistik dari negara pemasok yang menghambat kinerja industri. Hal ini terjadi karena adanya penutupan atau lockdown di negara pemasok, sehingga terjadi penundaan bahan baku yang sudah siap kirim.
"Misalnya dokumen bisa menyusul tapi barang bisa berangkat karena ada beberapa ketentuan, misalnya produk yang harus pre-shipment impression, sedangkan di negara tersebut pelayanannya tutup, kemudian ada dokumen coo/certificate order origin juga beberapa negara tidak melayani lagi selama ada covid-19 ini sehingga menjadi hambatan," katanya.
Pihaknya terus koordinasikan dengan pemerintah sehingga pemerintah bisa menerima alasan ini dan memberikan kompensasi dimana dokumen bisa menyusul, kemudian sementara barang tiba atau setelah masuk ke Indonesia.
(hoi/hoi) Next Article Dihantam Corona, Produksi Industri Mamin Melorot 10-40%
Most Popular