
Pandemi Covid-19 Seret Prancis ke Jurang Resesi
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 April 2020 18:26

Paris, CNBC Indonesia - Bank Sentral Prancs (Bank of France) melaporkan pertumbuhan ekonomi Prancis pada kuartal I-2020 sebesar -6%. Ini merupakan kinerja terburuk sejak 1945. Semua tak lepas dari pandemiĀ Covid-19 yang telah memporak-porandakan perekonomian.
Seperti dilaporkan kantor berita AFP, Rabu (8/4/2020), data sebelumnya menunjukkan ekonomi Prancis -0,1% pada kuartal IV-2019. Dengan pertumbuhan negatif dua kuartal beruntun, maka secara teknis Prancis sudah memasuki resesi.
Bank Sentral Prancis melaporkan aktivitas ekonomi anjlok 32 persen dalam dua minggu terakhir pada bulan Maret, seiring dengan naiknya angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di negara tersebut.
"Anda harus kembali menengok ke kuartal kedua 1968 (era pergolakan politik Mei 1968), untuk menemukan penurunan aktivitas yang serupa," tulis keterangan Bank Sentral Prancis.
Dalam dua minggu terakhir, Bank Sentral Prancis harus menerima kenyataan ekonomi Prancis tumbuh -1,5% seiring dengan banyaknya angka terjangkit dan kematian dari virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 itu.
Selain itu, di antara sektor-sektor ekonomi yang paling parah terkena dampaknya merupakan industri konstruksi, transportasi, restoran, dan penginapan.
Prancis sendiri sudah memulai lockdown pada pada 17 Maret dan telah diperpanjang dua minggu hingga 15 April mendatang. Namun perpanjangan waktu tersebut dapat diperpanjang lagi jika tidak ada tanda-tanda berkurangnya angka konfirmasi positif Covid-19 per harinya.
Prancis kini menduduki urutan keempat di dunia dengan 109.069 kasus terjangkit, 10.328 kasus kematian, dan 19.337 kasus berhasil sembuh per Rabu (8/4/2020), menurut data Worldometers.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Seperti dilaporkan kantor berita AFP, Rabu (8/4/2020), data sebelumnya menunjukkan ekonomi Prancis -0,1% pada kuartal IV-2019. Dengan pertumbuhan negatif dua kuartal beruntun, maka secara teknis Prancis sudah memasuki resesi.
Bank Sentral Prancis melaporkan aktivitas ekonomi anjlok 32 persen dalam dua minggu terakhir pada bulan Maret, seiring dengan naiknya angka kasus konfirmasi positif Covid-19 di negara tersebut.
Dalam dua minggu terakhir, Bank Sentral Prancis harus menerima kenyataan ekonomi Prancis tumbuh -1,5% seiring dengan banyaknya angka terjangkit dan kematian dari virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 itu.
Selain itu, di antara sektor-sektor ekonomi yang paling parah terkena dampaknya merupakan industri konstruksi, transportasi, restoran, dan penginapan.
Prancis sendiri sudah memulai lockdown pada pada 17 Maret dan telah diperpanjang dua minggu hingga 15 April mendatang. Namun perpanjangan waktu tersebut dapat diperpanjang lagi jika tidak ada tanda-tanda berkurangnya angka konfirmasi positif Covid-19 per harinya.
Prancis kini menduduki urutan keempat di dunia dengan 109.069 kasus terjangkit, 10.328 kasus kematian, dan 19.337 kasus berhasil sembuh per Rabu (8/4/2020), menurut data Worldometers.
(miq/miq) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Most Popular