
Direnggut Corona, Optimisme Konsumen RI Terendah Sejak 2016
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 April 2020 11:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumen Indonesia tetap optimistis mengarungi bahtera ekonomi baik saat ini maupun pada masa mendatang. Namun optimisme itu tergerus hingga ke titik terendah sejak 2016.
Pada Senin (6/4/2020), Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Maret 2020 sebesar 113,8. Konsumen masih pede, karena nilai indeks di atas 100.
Namun optimisme konsumen terus dalam tren penurunan. Bahkan pencapaian Maret 2020 adalah yang terendah sejak September 2016.
IKK adalah salah satu indikator permulaan (leading indicator) untuk meneropong arah perekonomian ke depan. Ketika konsumen masih yakin dan berniat untuk meningkatkan konsumsi, maka prospek ekonomi akan cerah. Sebaliknya jika konsumen pesimistis maka prospek pertumbuhan ekonomi juga mendung, karena konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 60% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
"Optimisme konsumen yang tertahan disebabkan oleh menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan. Menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terutama dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan kerja yang lebih terbatas. Sedangkan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tertahan akibat persepsi konsumen terhadap kondisi kegiatan usaha enam bulan mendatang yang tidak sekuat persepsi konsumen pada bulan sebelumnya," jelas keterangan tertulis BI.
Pada Senin (6/4/2020), Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Maret 2020 sebesar 113,8. Konsumen masih pede, karena nilai indeks di atas 100.
Namun optimisme konsumen terus dalam tren penurunan. Bahkan pencapaian Maret 2020 adalah yang terendah sejak September 2016.
IKK adalah salah satu indikator permulaan (leading indicator) untuk meneropong arah perekonomian ke depan. Ketika konsumen masih yakin dan berniat untuk meningkatkan konsumsi, maka prospek ekonomi akan cerah. Sebaliknya jika konsumen pesimistis maka prospek pertumbuhan ekonomi juga mendung, karena konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 60% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
"Optimisme konsumen yang tertahan disebabkan oleh menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan. Menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terutama dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan kerja yang lebih terbatas. Sedangkan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan tertahan akibat persepsi konsumen terhadap kondisi kegiatan usaha enam bulan mendatang yang tidak sekuat persepsi konsumen pada bulan sebelumnya," jelas keterangan tertulis BI.
Pages
Most Popular