
Permintaan Rendah, BI Ramal Inflasi RI Ikut Rendah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi domestik masih akan rendah dan terkendali. Salah satu penyebabnya adalah permintaan masyarakat yang rendah.
Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Maret 2020 sebesar 0,1% month-on-month. Ini membuat inflasi tahunan menjadi 2,96%.
"Kami melihat ke depan tekanan inflasi akan rendah. Pertama, permintaan masyarakat rendah. Inflasi inti itu rendah, kesenjangan input dan output itu rendah," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers perkembangan ekonomi terkini, Kamis (2/4/2020).
Faktor kedua, lanjut Perry, ekspektasi inflasi juga terjaga rendah. Ketiga, dampak nilai tukar terhadap inflasi juga rendah.
Sebagai catatan, nilai tukar rupiah cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang 2020. Sejak awal tahun, pelemahan mata uang Tanah Air berada di kisaran 18%.
"Dalam kondisi normal saja rendah, apalagi dalam kondisi begini. Pengusaha tidak mem-passthrough nilai tukar ke harga karena permintaan sedang rendah," kata Perry.
Faktor keempat, sebut Perry, adalah pemerintah memastikan kebutuhan bahan makanan. "Masyarakat tidak usah panik, nubruk-nubruk beli barang. Tenang," ujarnya.
(aji/aji) Next Article Ramalan BI: Inflasi April Rendah, Cuma 0,2%