
Darurat Corona
1,7 Juta Galon Air Masuk Jabodetabek/Hari, Bila Darurat Siap?
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
31 March 2020 18:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelancaran pasokan kebutuhan pangan menjadi kunci bila terjadi karantina wilayah atau lockdown termasuk di Jabodetabek. Meski sampai saat ini pemerintah pusat belum merestui, Presiden Jokowi menekankan pada kebijakan pembatasan sosial skala besar yang sudah ada peraturannya.
Di bidang kebutuhan pokok seperti air minum dalam kemasan/AMDK (air galon). Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) mencatat pada 2019 lalu produksi nasional AMDK sekitar 30 miliar liter per tahun.
"Perkiraan kita untuk Jabodetabek sekitar 40 persen dari total nasional," kata Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat kepada CNBC Indonesia, Selasa (31/3).
Artinya kebutuhan AMDK di Jabodetabek per tahun mencapai 12 miliar liter, itu setara sekitar 33 juta liter per hari. Bila satu kemasan galon berisi 19 liter, maka setidaknya dibutuhkan 1,7 juta galon per hari. Tentu saja AMDK yang didistribusikan ada yang berbentuk kemasan botol hingga gelas.
"Kita terus komunikasi ke pemerintah untuk menjamin produksi dan distribusi produk makanan dan minuman tetap berjalan," katanya.
Ia berharap pemerintah tetap menjamin kelancaran pasokan dan produksi makanan dan minuman termasuk AMDK bila ada kondisi darurat sekalipun. "Yang dibatasi adalah pergerakan orang, sedangkan barang dibutuhkan oleh masyarakat," tegasnya.
Rachmat mengatakan sejauh ini permintaan AMDK di Jabodetabek tak ada lonjakan meski ada sempat panic buying karena pandemi corona. "Masih normal secara volume. Belum ada peningkatan yang signifikan. Harapan kita di bulan puasa dan lebaran akan ada peningkatan yang signifikan," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Di bidang kebutuhan pokok seperti air minum dalam kemasan/AMDK (air galon). Asosiasi Pengusaha Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) mencatat pada 2019 lalu produksi nasional AMDK sekitar 30 miliar liter per tahun.
"Perkiraan kita untuk Jabodetabek sekitar 40 persen dari total nasional," kata Ketua Umum Aspadin Rachmat Hidayat kepada CNBC Indonesia, Selasa (31/3).
"Kita terus komunikasi ke pemerintah untuk menjamin produksi dan distribusi produk makanan dan minuman tetap berjalan," katanya.
Ia berharap pemerintah tetap menjamin kelancaran pasokan dan produksi makanan dan minuman termasuk AMDK bila ada kondisi darurat sekalipun. "Yang dibatasi adalah pergerakan orang, sedangkan barang dibutuhkan oleh masyarakat," tegasnya.
Rachmat mengatakan sejauh ini permintaan AMDK di Jabodetabek tak ada lonjakan meski ada sempat panic buying karena pandemi corona. "Masih normal secara volume. Belum ada peningkatan yang signifikan. Harapan kita di bulan puasa dan lebaran akan ada peningkatan yang signifikan," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI
Most Popular