Pengusaha Ritel Kipas-Kipas, Corona Bikin Omzet Melejit

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
31 March 2020 17:09
Pelaku ritel terutama toko swalayan kebutuhan pokok mengalami limpahan omzet saat pandemi corona.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor ritel khususnya yang menyediakan kebutuhan pokok dan produk kesehatan di toko-toko swalayan kena dampak positif dari pandemi corona yang melanda Indonesia. Adanya permintaan kebutuhan tinggi saat masa pandemi mendorong omzet pelaku ritel melejit.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengakui ada lonjakan penjualan dari ritel saat ini. Lonjakan ini disebut-sebut sebagai imbas dari perilaku masyarakat yang mulai mempersiapkan stok pangan berlebihan dari kekhawatiran adanya karantina wilayah atau lockdown akibat pandemi virus corona. Namun, Roy menyebut ada faktor lainnya menjadi pemicu yaitu berkaitan jelang momen Puasa.

"Sebetulnya peningkatan di Ramadhan udah umum. Kalau di ritel modern karena mereka belanja sesuai peningkatan kebutuhan untuk bulan Ramadhan. Jadi bukan hanya karena COVID-19 saja," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (31/03).



Roy menyebut setiap tahun ada sekitar 10-15% kenaikan omzet jelang momen bulan Ramadhan. Jika ditambah dengan kondisi pandemi virus corona saat ini, tentu pertumbuhannya makin membesar. Namun, justru kondisi ini membuat ketidakpastian bagi peritel karena sulit diprediksi.

"Tahun ini kita belum tau kan karantina wilayah mengaturnya seperti apa. Jadi sangat tergantung pada situasi," ungkap Roy.

Apalagi, sempat terjadi kejadian panic buying. Tidak bisa dipungkiri, kejadian ini menambah pemasukan bagi ritel. Namun di sisi lain sangat mengkhawatirkan, karena ditakutkan masyarakat lain tidak mendapat kebagian pasokan bahan pokok.

Momen tersebut juga sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu. Ada beberapa kali momen, yakni pada 2 Maret 2020 saat kali pertama Presiden Jokowi mengumumkan dua kasus positif corona di Indonesia.

Kedua, panic buying pada tanggal 14 Maret 2020, saat ada imbauan kerja di rumah dan diliburkan kegiatan belajar selama dua pekan. Ketiga, pada 19 Maret, saat pengumuman kasus positif corona di Indonesia mencapai 308 kasus dan 25 orang meninggal. Namun, Roy menyebut saat ini kondisinya sudah mulai relatif normal.

"Info yang kita dapat memang hanya awal-awal saja. Panic buying karena korban hoax saja sebenarnya. Kita senantiasa ingatkan jangan termakan hoax, karena ritel modern anggota Aprindo tetap membuka tokonya. Jadi nggak ada yang kekurangan, tidak ada pasokan yang berkurang, bahkan ditingkatkan dari distributor atau pabrik. Jadi nggak ada alasan panic buying," katanya.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular