
AS Bisa Resesi Gegara Corona, Nasib RI Bagaimana?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 March 2020 11:51

Probabilitas resesi memang semakin tinggi. Survei Reuters yang melibatkan 40 ekonom pada 19 Maret menunjukkan peluang resesi di Amerika Serikat (AS) dalam 12 bulan ke depan mencapai 80%. Padahal survei serupa dua minggu sebelumnya hanya menghasilkan median 30%.
"Kami malah meyakini AS saat ini sudah resesi. Meski kontraksi ekonomi sepertinya akan signifikan, tetapi sifatnya temporer. Kami memperkirakan ekonomi akan kembali tumbuh pada kuartal III-2020," kata Michelle Meyer, Ekonom Bank of America Merrill Lynch, seperti dikutip dari Reuters.
Pendapat senada dikeluarkan Sharmin Mossavar-Rahmani, Chief Investment Officer di Goldman Sachs. Dia memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam akan tertekan pada semester I-2020 dan pulih pada paruh kedua.
"Pada kuartal II-2020, ekonomi AS akan mengalami kontraksi terdalam setelah krisis keuangan global. Namun akan ada pertumbuhan uang kuat pada semester II. Perkiraan ini sangat tergantung kepada seberapa lama dan parah penyebaran virus dan seberapa efektif kebijakan fiskal dan moneter untuk memberikan dukungan," papar Mossavar-Rahmani, seperti diberitakan Reuters.
Nah, masalahnya AS adalah perekonomian terbesar di dunia. Kala kepala sang naga masuk ke air, maka seluruh badannya lambat laun akan mengikuti. Begitu AS resesi, maka minimal negara-negara lain akan merasakan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Ini yang terjadi kala krisis keuangan global. Pada 2009, AS yang merupakan episentrum dari krisis sub-prime mortgage mencatatkan kontraksi ekonomi -2,54%. Akibatnya, ekonomi dunia terkontraksi -1,68%.
Oleh karena itu, seluruh dunia termasuk Indonesia harus bersiap-siap dengan mulai memperhitungkan dampak resesi ekonomi AS. Sebab Indonesia hanya bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4% saat kali terakhir Negeri Adidaya mengalami resesi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
![]() |
"Kami malah meyakini AS saat ini sudah resesi. Meski kontraksi ekonomi sepertinya akan signifikan, tetapi sifatnya temporer. Kami memperkirakan ekonomi akan kembali tumbuh pada kuartal III-2020," kata Michelle Meyer, Ekonom Bank of America Merrill Lynch, seperti dikutip dari Reuters.
Pendapat senada dikeluarkan Sharmin Mossavar-Rahmani, Chief Investment Officer di Goldman Sachs. Dia memperkirakan ekonomi Negeri Paman Sam akan tertekan pada semester I-2020 dan pulih pada paruh kedua.
Nah, masalahnya AS adalah perekonomian terbesar di dunia. Kala kepala sang naga masuk ke air, maka seluruh badannya lambat laun akan mengikuti. Begitu AS resesi, maka minimal negara-negara lain akan merasakan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Ini yang terjadi kala krisis keuangan global. Pada 2009, AS yang merupakan episentrum dari krisis sub-prime mortgage mencatatkan kontraksi ekonomi -2,54%. Akibatnya, ekonomi dunia terkontraksi -1,68%.
Oleh karena itu, seluruh dunia termasuk Indonesia harus bersiap-siap dengan mulai memperhitungkan dampak resesi ekonomi AS. Sebab Indonesia hanya bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4% saat kali terakhir Negeri Adidaya mengalami resesi.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular