
Disanksi AS di Tengah Corona, Ayatollah: Iran Makin Kuat
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 March 2020 15:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, sanksi Amerika Serikat (AS) yang diterapkan ke negara itu telah memaksa mereka untuk menjadi mandiri.
Hal itu disampaikan Khamenei dalam pidato untuk memulai tahun baru Iran, yang disiarkan di TV pemerintah, Jumat (20/3/2020).
Dalam kesempatan itu ia juga meminta rakyat Iran selalu menjaga persatuan di tengah banyaknya tekanan yang diterima.
"Dengan persatuan, kita meninggalkan tahun yang sangat sulit di belakang... Saya berterima kasih kepada Iran karena menunjukkan persatuan dan solidaritas yang signifikan ... Saya menyebut tahun baru ini, tahun lonjakan produksi," katanya dikutip dari Reuters.
"Iran mendapat manfaat dari sanksi Amerika. Itu membuat kita mandiri di semua bidang."
Ketegangan antara Iran dan AS telah meningkat sejak 2018 ketika Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir 2015. Perjanjian nuklir dengan enam negara itu dianggap Trump tidak bisa membuat Iran berhenti mengembangkan senjata nuklirnya.
Setelahnya, Trump menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Ini melumpuhkan ekonomi negeri tersebut.
Pernyataan Khamenei itu disampaikan di tengah buruknya kondisi Iran. Selain ekonomi, negara itu juga tengah ditekan wabah virus corona yang telah menginfeksi 18.407 orang di negara itu.
Di mana setidaknya ada 1.284 orang dinyatakan meninggal akibat wabah itu di sana. Sementara sebanyak 5.979 sembuh.
Ini menjadikan Iran sebagai negara dengan kasus corona terburuk di Timur Tengah. Iran berada di belakang Italia yang melaporkan 41.035 kasus.
Para pejabat Iran juga telah menyebut sanksi AS menghambat upaya Iran untuk menahan penyebaran virus di dalam negeri.
"Sanksi AS yang melanggar hukum menguras sumber daya ekonomi Iran, mengganggu kemampuan untuk melawan #COVID19," tulis Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di Twitternya.
(sef/sef) Next Article Iran-AS Bakal 'Temu Kangen' di Wina, Bahas Nuklir!
Hal itu disampaikan Khamenei dalam pidato untuk memulai tahun baru Iran, yang disiarkan di TV pemerintah, Jumat (20/3/2020).
"Dengan persatuan, kita meninggalkan tahun yang sangat sulit di belakang... Saya berterima kasih kepada Iran karena menunjukkan persatuan dan solidaritas yang signifikan ... Saya menyebut tahun baru ini, tahun lonjakan produksi," katanya dikutip dari Reuters.
"Iran mendapat manfaat dari sanksi Amerika. Itu membuat kita mandiri di semua bidang."
Ketegangan antara Iran dan AS telah meningkat sejak 2018 ketika Presiden AS Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir 2015. Perjanjian nuklir dengan enam negara itu dianggap Trump tidak bisa membuat Iran berhenti mengembangkan senjata nuklirnya.
Setelahnya, Trump menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Ini melumpuhkan ekonomi negeri tersebut.
Pernyataan Khamenei itu disampaikan di tengah buruknya kondisi Iran. Selain ekonomi, negara itu juga tengah ditekan wabah virus corona yang telah menginfeksi 18.407 orang di negara itu.
Di mana setidaknya ada 1.284 orang dinyatakan meninggal akibat wabah itu di sana. Sementara sebanyak 5.979 sembuh.
Ini menjadikan Iran sebagai negara dengan kasus corona terburuk di Timur Tengah. Iran berada di belakang Italia yang melaporkan 41.035 kasus.
Para pejabat Iran juga telah menyebut sanksi AS menghambat upaya Iran untuk menahan penyebaran virus di dalam negeri.
"Sanksi AS yang melanggar hukum menguras sumber daya ekonomi Iran, mengganggu kemampuan untuk melawan #COVID19," tulis Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di Twitternya.
(sef/sef) Next Article Iran-AS Bakal 'Temu Kangen' di Wina, Bahas Nuklir!
Most Popular