
Bertaruh Nyawa, Kisah Perang Badar Tenaga Medis RI vs Corona!
Gustidha Budiartie & Ferry Sandi, CNBC Indonesia
18 March 2020 06:48

Melihat perjuangan para dokter dan perawat di garis depan yang penuh risiko dan mulai kewalahan, aliansi praktisi medis dan beberapa asosiasi pun buka suara dan membuat permintaan tegas ke Presiden Joko Widodo.
Mengutip akun Instagram @Mestyariotedjo , para tenaga medis ini dibuat bingung dengan banyaknya sumber informasi, banyaknya suara, dan ketidaktegasan.
"Maka kami bersatu dan berkolaborasi, menyuarakan apa yang nyata terjadi, dan menyusun Rekomendasi Strategi Penanganan COVID-19 kepada Pak @jokowi dan pemerintah," tulis Mesty yang merupakan dokter sekaligus pendiri start-up Wecare.id di akun instagram, Selasa (17/3/2020).
Berikut beberapa rekomendasi para tenaga medis tersebut.
1. Memperkuat koordinasi dan komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat.
2. Memastikan akses informasi dan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
3. Memastikan tersedianya dukungan teknis pelaksanaan penanganan Covid 19
4. Memastikan tersedianya layanan kesehatan yang optimal dan aman
5. Memastikan pengendalian kasus Covid 19 melalui skrining massif, pembatasan sosial, dan karantina diri
6. Pembatasan sosial berupa lockdown dengan modifikasi atau aturan yang diperjelas dan tegas di daerah prioritas seperti di DKI Jakarta saat ini
7. Memastikan upaya mitigasi dampak dan penggunaan teknologi dalam penanganan covid 19
Bukan cuma asosiasi , mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pun ikut mewanti-wanti soal kondisi tenaga medis RI yang memprihatinkan dari sisi ketersediaan sumber daya sampai alat perlindungan.
"Masih banyak langkah ke depan, kita masih perlu rumah sakit khusus, perlu dokter banyak, peralatan lebih banyak, tenaga lebih banyak, obat lebih banyak, dan relawan lebih banyak," ujar JK saat dijumpai di Menara Kadin, Selasa (17/3/2020).
Ia mengatakan kondisi ke depan bisa lebih buruk dari hari ini. Data Kementerian Kesehatan sampai hari ini sudah terdapat 172 kasus positif Covid 19. Ia memproyeksi, pertumbuhan penambahan pasien bisa mencapai 30% sehari.
"Ini tidak main-main, hari ini orang lain besok di antara kita ada yang kena. Kalau ada 1 yang kena di sini 20 orang bisa kena. Makanya upaya bersama perlu."
Angka pasien positif hari ini, kata dia, itupun dari hasil pemeriksaan terbatas. Jika yang dites atau diperiksa bisa mencapai 10 ribu atau 20 ribu, diyakini jumlahnya bisa melonjak lagi.
"Yang diperiksa baru 1200 orang udah kena 174. Bagaimana kalau diperiksa 200 ribu kaya di Korea. Atau 100 ribu aja berapa yang bisa kena? Sekarang ini memang masih 100 lebih karena memang yg diperiksa hanya tidak banyak," tegas JK dengan nada yang agak meninggi.
Mengutip riset New York Times, perlu dicatat pemerintah bahwa pekerja medis adalah orang yang paling berisiko tertular dan terinfeksi virus corona. "Mereka bekerja dekat dengan pasien, dan banyak diantaranya harus dikarantina karena terkena virus tersebut."
Sebelum semuanya menjadi lebih buruk, sudah selayaknya Kementerian Kesehatan mengambil tindakan dan kebijakan cepat untuk melindungi para pejuang di garda depan ini. Jangan sampai, tenaga medis yang kami cintai berjuang hanya dengan modal tekad, doa, dan menunggu keajaiban. Rakyat sudah mulai bergerak mandiri untuk membantu para tenaga medis, pemerintah jangan sampai kalah.
(gus/sef)
Mengutip akun Instagram @Mestyariotedjo , para tenaga medis ini dibuat bingung dengan banyaknya sumber informasi, banyaknya suara, dan ketidaktegasan.
"Maka kami bersatu dan berkolaborasi, menyuarakan apa yang nyata terjadi, dan menyusun Rekomendasi Strategi Penanganan COVID-19 kepada Pak @jokowi dan pemerintah," tulis Mesty yang merupakan dokter sekaligus pendiri start-up Wecare.id di akun instagram, Selasa (17/3/2020).
1. Memperkuat koordinasi dan komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat.
2. Memastikan akses informasi dan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
3. Memastikan tersedianya dukungan teknis pelaksanaan penanganan Covid 19
4. Memastikan tersedianya layanan kesehatan yang optimal dan aman
5. Memastikan pengendalian kasus Covid 19 melalui skrining massif, pembatasan sosial, dan karantina diri
6. Pembatasan sosial berupa lockdown dengan modifikasi atau aturan yang diperjelas dan tegas di daerah prioritas seperti di DKI Jakarta saat ini
7. Memastikan upaya mitigasi dampak dan penggunaan teknologi dalam penanganan covid 19
Bukan cuma asosiasi , mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pun ikut mewanti-wanti soal kondisi tenaga medis RI yang memprihatinkan dari sisi ketersediaan sumber daya sampai alat perlindungan.
"Masih banyak langkah ke depan, kita masih perlu rumah sakit khusus, perlu dokter banyak, peralatan lebih banyak, tenaga lebih banyak, obat lebih banyak, dan relawan lebih banyak," ujar JK saat dijumpai di Menara Kadin, Selasa (17/3/2020).
Ia mengatakan kondisi ke depan bisa lebih buruk dari hari ini. Data Kementerian Kesehatan sampai hari ini sudah terdapat 172 kasus positif Covid 19. Ia memproyeksi, pertumbuhan penambahan pasien bisa mencapai 30% sehari.
"Ini tidak main-main, hari ini orang lain besok di antara kita ada yang kena. Kalau ada 1 yang kena di sini 20 orang bisa kena. Makanya upaya bersama perlu."
Angka pasien positif hari ini, kata dia, itupun dari hasil pemeriksaan terbatas. Jika yang dites atau diperiksa bisa mencapai 10 ribu atau 20 ribu, diyakini jumlahnya bisa melonjak lagi.
"Yang diperiksa baru 1200 orang udah kena 174. Bagaimana kalau diperiksa 200 ribu kaya di Korea. Atau 100 ribu aja berapa yang bisa kena? Sekarang ini memang masih 100 lebih karena memang yg diperiksa hanya tidak banyak," tegas JK dengan nada yang agak meninggi.
Mengutip riset New York Times, perlu dicatat pemerintah bahwa pekerja medis adalah orang yang paling berisiko tertular dan terinfeksi virus corona. "Mereka bekerja dekat dengan pasien, dan banyak diantaranya harus dikarantina karena terkena virus tersebut."
Sebelum semuanya menjadi lebih buruk, sudah selayaknya Kementerian Kesehatan mengambil tindakan dan kebijakan cepat untuk melindungi para pejuang di garda depan ini. Jangan sampai, tenaga medis yang kami cintai berjuang hanya dengan modal tekad, doa, dan menunggu keajaiban. Rakyat sudah mulai bergerak mandiri untuk membantu para tenaga medis, pemerintah jangan sampai kalah.
Pages
Most Popular