Ramai Lockdown karena Corona, Pertumbuhan Ekonomi Bisa -4%!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 March 2020 06:04
Sektor Pariwsata Bakal Terpukul
Pantai Klayar, Pacitan (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Seperti yang disampaikan Muhyiddin, kebijakan lockdown memang ditempuh untuk membatasi ruang gerak penyebaran virus. Kasus dari luar negeri (imported case) bisa ditahan dengan larangan masuknya wisman. Sementara pembatasan aktivitas masyarakat akan menekan risiko penularan antar warga.

Nyawa memang jauh lebih penting dan patut menjadi prioritas utama. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kebijakan lockdown akan berdampak negatif bagi perekonomian.

Salah satu sektor yang akan paling merasakan dampaknya adalah pariwisata. Dengan adanya lockdown, baik wisman maupun wisatawan domestik (wisdom) tentu tidak bisa berpelesiran. Jika sektor pariwisata lumpuh, bahkan mati suri akibat virus corona, maka perekonomian global bisa terseret ke zona kontraksi (pertumbuhan negatif).

Riset Citi menyebutkan, pariwisata bukan sektor usaha kaleng-kaleng karena punya valuasi mencapai US$ 12 triliun (sekira Rp 178.956 triliun dengan kurs saat ini). Sektor pariwisata menyumbang 10,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia. Jadi ketika sektor ini bermasalah, maka pertumbuhan ekonomi global akan terpengaruh.



"Jika pengeluaran wisman melambat atau bahkan berhenti sama sekali, maka pertumbuhan ekonomi global akan berkurang 0,2-1,7 poin persentase. Lebih parah lagi, kalau pengeluaran wisman dan wisdom yang turun atau bahkan berhenti, maka pertumbuhan ekonomi dunia akan terpangkas 0,6-6,5 poin persentase," tulis riset tersebut.


(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular