
Stimulus Rp 158 T Disiapkan, Ini Komitmen Sri Mulyani
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
13 March 2020 18:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana mengeluarkan stimulus Rp 158,2 triliun untuk menggerakkan perekonomian di Indonesia di tengah pandemik covid-19 atau virus corona. Kendati demikian pemerintah buka peluang untuk bentuk stimulus lanjutan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan dalam menyikapi perkembangan merebaknya dampak covid-19 atau virus corona yang sudah pandemik ini, pemerintah akan terus merespons setiap situasi perekonomian.
"Sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemik, pemerintah menggelontorkan Rp 10,3 triliun untuk mendorong industri sektor pariwisata, hotel, dan restoran," kata Sri Mulyani saat konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/3/2020).
Sebulan kemudian, kata Sri Mulyani bercerita, bahwa corona virus sudah ditetapkan sebagai pandemik oleh Organisasi Badan Kesehatan dunia (WHO), risiko semakin meningkat dan dibutuhkan lagi stimulus tambahan.
Oleh karena itu, Sri Mulyani memandang, akan menyiapkan seluruh instrumen kebijakan yang dimiliki untuk memitigasi dan meminimalkan dampak buruk corona ke sektor usaha atau korporasi dan masyarakat.
Hal ini akhirnya membuat pemerintah membuka peluang, untuk merespons lagi setiap gejolak yang ada, termasuk stimulus ekonomi baru. "Ini bukan pengumuman terakhir, karena perkembangan ekonomi masih sangat dinamis," tegas Sri Mulyani.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya akan menggelontorkan sekitar Rp 158,2 triliun
Dia merinci Rp 158,2 triliun untuk stimulus pertama sebesar Rp 10,3 triliun dan stimulus kedua Rp 22,9 triliun, termasuk untuk mencegah adanya pelebaran defisit APBN 2020 sebesar 0,8% terhadap PDB, menjadi 2,5% terhadap PDB.
Pemerintah memproyeksi adanya pelebaran defisit pada APBN 2020 sebesar 0,8% terhadap PDB menjadi sebesar 2,5% dari sebelumnya ditargetkan 1,76% terhadap PDB. Artinya tambahan defisit anggaran sekitar Rp 125 triliun sehingga, total defisit menjadi Rp 432,2 triliun pada tahun ini.
(hoi/hoi) Next Article Sri Mulyani Finalisasi Perpres Stimulus Corona Rp 405 T
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan dalam menyikapi perkembangan merebaknya dampak covid-19 atau virus corona yang sudah pandemik ini, pemerintah akan terus merespons setiap situasi perekonomian.
"Sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemik, pemerintah menggelontorkan Rp 10,3 triliun untuk mendorong industri sektor pariwisata, hotel, dan restoran," kata Sri Mulyani saat konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (13/3/2020).
Oleh karena itu, Sri Mulyani memandang, akan menyiapkan seluruh instrumen kebijakan yang dimiliki untuk memitigasi dan meminimalkan dampak buruk corona ke sektor usaha atau korporasi dan masyarakat.
Hal ini akhirnya membuat pemerintah membuka peluang, untuk merespons lagi setiap gejolak yang ada, termasuk stimulus ekonomi baru. "Ini bukan pengumuman terakhir, karena perkembangan ekonomi masih sangat dinamis," tegas Sri Mulyani.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya akan menggelontorkan sekitar Rp 158,2 triliun
Dia merinci Rp 158,2 triliun untuk stimulus pertama sebesar Rp 10,3 triliun dan stimulus kedua Rp 22,9 triliun, termasuk untuk mencegah adanya pelebaran defisit APBN 2020 sebesar 0,8% terhadap PDB, menjadi 2,5% terhadap PDB.
Pemerintah memproyeksi adanya pelebaran defisit pada APBN 2020 sebesar 0,8% terhadap PDB menjadi sebesar 2,5% dari sebelumnya ditargetkan 1,76% terhadap PDB. Artinya tambahan defisit anggaran sekitar Rp 125 triliun sehingga, total defisit menjadi Rp 432,2 triliun pada tahun ini.
(hoi/hoi) Next Article Sri Mulyani Finalisasi Perpres Stimulus Corona Rp 405 T
Most Popular