
Penjelasan Sri Mulyani Soal Stimulus yang Cuma 2,5% dari PDB
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 April 2020 13:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Jajaran menteri pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara perihal gelontoran stimulus fiskal untuk penanganan Covid-19 yang dianggap terlampau rendah dibandingkan negara lain.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ailrangga Hartarto mengemukakan bahwa ratusan triliunan dana yang dikeluarkan pemerintah saat ini akan terus dikalkulasi untuk menyikapi dampak wabah Covid-19.
"Kita tentu akan mengakses seberapa jauh dan seberapa dalam. Ini semua masih hitung kedalaman dan kelamaan dari pandemi Covid. Pemerintah akan evaluasi," kata Airlangga dalam konferensi pers, Rabu (22/4/2020).
Sebagai informasi, pemerintah telah mengucurkan dana setidaknya Rp 405,1 triliun untuk menangani pandemi Covid-19. Angka yang dikeluarkan pemerintah setara dengan 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara lain stimulus yang dikeluarkan pemerintah Indonesia terbilang lebih rendah. Misalnya saja sepertti Australia yang mencapai 10% dari PDB, maupun Singapura yang mencapai 10,5% dari PDB.
Lantas, apa kata pemerintah?
"Pemerintah akan evaluasi, tapi pemerintah tidak akan sembrono. Artinya pemerintah akan jaga kredibilitas daripada keuangan. Artinya, setiap evaluasi bisa dilakukan," kata Airlangga.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam kesempatan yang sama mengemukakan bahwa stimulus yang diberikan pemerintah akan tetap dievaluasi secara berkala. Bahkan, bendahara negara buka suara perihal kondisi keuangan negara saat ini.
"Kalau bicara apakah ada anggarannya atau tidak, semua negara dengan apa yang disebut stimulus mereka melakukan issuance utang. Dalam hal ini kita berhati-hati. Yang disampaikan pak menko tidak sembrono, tapi berusaha seefektif mungkin," katanya.
(dru) Next Article Jokowi Bentuk Panitia Seleksi Anggota DK OJK
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ailrangga Hartarto mengemukakan bahwa ratusan triliunan dana yang dikeluarkan pemerintah saat ini akan terus dikalkulasi untuk menyikapi dampak wabah Covid-19.
"Kita tentu akan mengakses seberapa jauh dan seberapa dalam. Ini semua masih hitung kedalaman dan kelamaan dari pandemi Covid. Pemerintah akan evaluasi," kata Airlangga dalam konferensi pers, Rabu (22/4/2020).
Namun, jika dibandingkan dengan negara-negara lain stimulus yang dikeluarkan pemerintah Indonesia terbilang lebih rendah. Misalnya saja sepertti Australia yang mencapai 10% dari PDB, maupun Singapura yang mencapai 10,5% dari PDB.
![]() |
Lantas, apa kata pemerintah?
"Pemerintah akan evaluasi, tapi pemerintah tidak akan sembrono. Artinya pemerintah akan jaga kredibilitas daripada keuangan. Artinya, setiap evaluasi bisa dilakukan," kata Airlangga.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam kesempatan yang sama mengemukakan bahwa stimulus yang diberikan pemerintah akan tetap dievaluasi secara berkala. Bahkan, bendahara negara buka suara perihal kondisi keuangan negara saat ini.
"Kalau bicara apakah ada anggarannya atau tidak, semua negara dengan apa yang disebut stimulus mereka melakukan issuance utang. Dalam hal ini kita berhati-hati. Yang disampaikan pak menko tidak sembrono, tapi berusaha seefektif mungkin," katanya.
(dru) Next Article Jokowi Bentuk Panitia Seleksi Anggota DK OJK
Most Popular