Singapura Transparan Soal Corona, RI Bagaimana?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
10 March 2020 19:23
Singapura punya situs khusus yang menyajikan sebaran kasus-kasus sehingga publik bisa memantaunya.
Foto: Donald Banjarnahor
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengakui pihaknya tidak bisa melakukan penanganan virus corona seperti yang telah dilakukan negara tetangga Singapura.

Pemerintah Singapura menerapkan transparansi dalam menangani wabah virus corona di negaranya. Pemerintahnya berbagi informasi secara tepat waktu dan transparan dengan pemangku kepentingan domestik dan internasional.

Informasi itu kemudian dimuat dalam satu website khusus yang dibuat oleh pemerintah Singapura, yaitu https://co.vid19.sg/clusters.

Dari pantauan CNBC Indonesia, dalam situs resmi Singapura tersebut, informasi disajikan melalui diagram, grafik, hingga grafis visual. Penelusuran kontak atau contact tracing pasien dijelaskan secara satu per satu untuk setiap kasus di Negeri Singa tersebut.



Penelusuran juga dibagi berdasarkan masing-masing kluster, contohnya seperti kluster impor dari berbagai negara, kluster makan malam privat di Safra Jurong, dan kluster pertemuan imlek keluarga atau CNY (Chinese New Year) di Mei Hwan Drive pada 25 Januari 2020.

Tidak hanya itu, dalam situs resmi Singapura tersebut, persebaran corona juga digambarkan sesuai dengan lokasinya dalam sebuah peta.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, sampai saat ini pemerintah belum bisa melakukan transparansi seperti yang dilakukan oleh Singapura.

Pasalnya, lanjut Yurianto, dalam melakukan penelusuran kontak pasien atau contact tracing pasien corona, pemerintah pusat dibantu oleh pemerintah daerah, karena luasnya Indonesia yang sulit untuk dijangkau.

"Indonesia belum bisa membuka seperti halnya Singapura, karena tidak berputar pada wilayah kecil atau tracing [penelusuran] yang dikejar sudah sampai di luar Pulau Jawa," kata Yurianto.

Di samping itu, pemerintah juga tidak bisa mempublikasikan data sang pasien, karena menyangkut moralitas atau privasi sang pasien, dan mencegah adanya repsons yang tidak diinginkan dari masyarakat sekitarnya.

Kejadian penolakan penanganan pasien virus corona itu berkaca dari saat pemerintah memilih Natuna sebagai tempat observasi pertama warga negara Indonesia yang baru pulang dari Wuhan, China.

"Belum bisa dibuka [data pasien seperti Singapura], karena responnya sangat beragam. Belum memiliki pemahaman yang sama di antara kita. Kemarin sempat ditolak [oleh masyarakat setempat], untuk memutuskan Natuna sebagai tempat [observasi]," jelas Yurianto.


[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Kacau! Corona Bikin Peserta Singapore Airshow 2020 Mundur

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular