Internasional

Siswa SD Positif Covid, Singapura Sekolah Online Mulai 19 Mei

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
17 May 2021 09:13
People are dwarfed against the financial skyline as they take photos of the Merlion statue along the Marina Bay area in Singapore, Tuesday, June 30, 2020. (AP Photo/Yong Teck Lim)
Foto: Singapura (AP/Yong Teck Lim)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Singapura akan memberlakukan pembelajaran berbasis rumah atau school from home mulai 19 Mei 2021. Aturan ini akan berlaku hingga 28 Mei 2021.

Langkah ini diambil akibat meningkatnya kasus Covid-19 di negara tersebut. Per Minggu (16/5/2021), Singapura mencatat 49 kasus baru dengan 450 total kasus aktif dan dua kasus serius.

Menteri Pendidikan Chan Chun Sing mengatakan pihak berwenang memahami bahwa peralihan ke pembelajaran berbasis rumah dapat menyebabkan kecemasan pada beberapa orang tua. Tapi Kementerian Pendidikan (MOE) akan memberikan bantuan maksimal.

"Tapi kami ingin meyakinkan semua orang tua dan siswa bahwa MOE akan terus memberikan bantuan dan dukungan penuh kami kepada sekolah, para guru dan orang tua yang membutuhkan bantuan tambahan untuk melakukan penyesuaian ini," katanya dikutip Senin (17/5/2021), dari Channel News Asia (CNA).

"Dan kami juga ingin menerapkan langkah-langkah untuk terus meminimalkan gangguan pada pembelajaran siswa kami."

Keputusan itu diambil setelah beberapa siswa sekolah dasar dinyatakan positif Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Sehingga sebagian besar infeksi terkait dengan klaster pusat pendidikan.

Pada konferensi media satuan tugas multi-kementerian Covid-19, Chan mengatakan mutasi India, B.1.617 "lebih ganas" dan lebih mudah menyerang anak-anak lebih muda. Namun tak dijelaskan apakah infeksi yang menyerang siswa SD itu benar adalah B.1.617.

Meski begitu, pendidikan pra-sekolah dan pusat penitipan siswa akan tetap dibuka offine untuk mendukung keluarga yang membutuhkan layanan tersebut. Namun, Chan tetap mendorong orang tua untuk menjaga anak-anak mereka di rumah jika memungkinkan.

Sementara institusi pendidikan tinggi akan mengurangi kehadiran di kampus dengan mengubah lebih banyak kelas secara online jika memungkinkan. Kecuali untuk sesi tatap muka penting seperti laboratorium, praktik, dan proyek tahun terakhir.

"Semua kelas pengayaan dan pengayaan berbasis pusat harus memindahkan aktivitas secara online hingga akhir Tahap 2 (Peringatan Tinggi)," tambah Chan.

"Ini diperlukan untuk mengurangi pembauran siswa dari sekolah yang berbeda dan meningkatkan keselamatan siswa kami."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Tarik Kecap-Saus ABC Buatan RI, Begini Faktanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular