
Bakal Punya Bandara, Gudang Garam Serahkan ke BUMN
Monica Wareza, CNBC Indonesia
10 March 2020 17:18

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Angkasa Pura I (Persero)/ AP I menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) untuk pengelolaan Bandara Dhoho Kediri yang nantinya akan dibangun oleh Gudang Garam.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan bandara ini akan menggunakan konsep multi airport mengingat daya tampung Bandara Juanda di Surabaya saat ini sudah mencapai kapasitas maksimalnya.
"Apa yang dilakukan adalah bagaimana kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui konektivitas. Permasalahan lack of capacity mudah-mudahan bisa diatasi dengan baik dan investasi dengan nilai tak kecil tapi bisa kerja sama juga," kata Faik di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta sebagai pemilik bandara menyebutkan pihaknya sudah mengerucutkan rencana nilai investasi pembangunan bandara tersebut.
Dari sebelumnya dipatok senilai Rp 1-10 triliun, telah dipersempit menjadi Rp 6 triliun-Rp 9 triliun, termasuk di dalamnya dana pembebasan lahan.
"Groundbreaking bandara ini akan dimulai pada 15 April 2020 mendatang. Kalau untuk target [pengerjaan] kami maunya dua tahun tapi kalau medannya bukan terlalu mudah, tapi kami harapkan dua tahun atau lebih lama yang penting selesai. Timing penting tapi kualitas lebih penting," kata Istata dalam kesempatan yang sama.
Dia menyebutkan, seluruh dana yang akan digunakan untuk pembangunan bandara tersebut akan menggunakan kas internal perusahaan dan tak akan mengganggu cash flow perusahaan.
"Kami sendiri masih mengerjakan detailnya, kira-kira akan mengeluarkan cashflow berapa. Tapi keperluan dana saya yakin bisa di-cover dari dana internal karena kalau bicara spread out sekitar lebih dari 2 tahun, kami sudah keluar dari kemarin-kemarin, kalau dibagi menjadi 3-4 tahun tidak membebani. Masih oke dari dana internal," terangnya.
Untuk pembangunan tahap pertama, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara hampir 400 hektar dengan dimensi runway 2400 meter x 45 meter. Daya tampung terminal bandara ini akan mencapai 1,5 juta penumpang per tahun.
Namun ditargetkan total daya tampung bandara ini nantinya akan mencapai 5 juta penumpang.
Bandara Dhoho di Kediri ini akan dibangun di Desa Grogol, Kecamatan Grogol dan Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Jarak Desa Grogol ke Pusat Kota Kediri sekitar 13 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Sementara jarak dari Bandara Juanda Sidoarjo sekitar 120 km dengan waktu tempuh 1,5 hingga 2 jam perjalanan via jalan tol. Sedangkan jarak dari Bandara Abdurahman Saleh Malang sekitar 87 km dengan waktu tempuh perjalanan darat 3 hingga 4 jam.
(hoi/hoi) Next Article Rokok Gudang Garam Masuk Bisnis Tol, Pemerintah Kegirangan!
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan bandara ini akan menggunakan konsep multi airport mengingat daya tampung Bandara Juanda di Surabaya saat ini sudah mencapai kapasitas maksimalnya.
"Apa yang dilakukan adalah bagaimana kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui konektivitas. Permasalahan lack of capacity mudah-mudahan bisa diatasi dengan baik dan investasi dengan nilai tak kecil tapi bisa kerja sama juga," kata Faik di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta sebagai pemilik bandara menyebutkan pihaknya sudah mengerucutkan rencana nilai investasi pembangunan bandara tersebut.
Dari sebelumnya dipatok senilai Rp 1-10 triliun, telah dipersempit menjadi Rp 6 triliun-Rp 9 triliun, termasuk di dalamnya dana pembebasan lahan.
"Groundbreaking bandara ini akan dimulai pada 15 April 2020 mendatang. Kalau untuk target [pengerjaan] kami maunya dua tahun tapi kalau medannya bukan terlalu mudah, tapi kami harapkan dua tahun atau lebih lama yang penting selesai. Timing penting tapi kualitas lebih penting," kata Istata dalam kesempatan yang sama.
Dia menyebutkan, seluruh dana yang akan digunakan untuk pembangunan bandara tersebut akan menggunakan kas internal perusahaan dan tak akan mengganggu cash flow perusahaan.
"Kami sendiri masih mengerjakan detailnya, kira-kira akan mengeluarkan cashflow berapa. Tapi keperluan dana saya yakin bisa di-cover dari dana internal karena kalau bicara spread out sekitar lebih dari 2 tahun, kami sudah keluar dari kemarin-kemarin, kalau dibagi menjadi 3-4 tahun tidak membebani. Masih oke dari dana internal," terangnya.
Untuk pembangunan tahap pertama, Bandara Dhoho Kediri direncanakan akan dibangun seluas 13.558 meter persegi dari luas total lahan bandara hampir 400 hektar dengan dimensi runway 2400 meter x 45 meter. Daya tampung terminal bandara ini akan mencapai 1,5 juta penumpang per tahun.
Namun ditargetkan total daya tampung bandara ini nantinya akan mencapai 5 juta penumpang.
Bandara Dhoho di Kediri ini akan dibangun di Desa Grogol, Kecamatan Grogol dan Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Jarak Desa Grogol ke Pusat Kota Kediri sekitar 13 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Sementara jarak dari Bandara Juanda Sidoarjo sekitar 120 km dengan waktu tempuh 1,5 hingga 2 jam perjalanan via jalan tol. Sedangkan jarak dari Bandara Abdurahman Saleh Malang sekitar 87 km dengan waktu tempuh perjalanan darat 3 hingga 4 jam.
(hoi/hoi) Next Article Rokok Gudang Garam Masuk Bisnis Tol, Pemerintah Kegirangan!
Most Popular