Gudang Garam: dari Pabrik Rumahan, Bangun Bandara Sampai Tol

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
13 November 2020 09:08
Gudang Garam
Foto: www.gudanggaramtbk.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama PT Gudang Garam Tbk kembali jadi buah bibir terkait rencana bisnis baru perseroan. Gudang Garam kini mulai gencar masuk ke bisnis infrastruktur.

Setelah sebelumnya sempat heboh dengan proyek Bandara Kediri, Gudang Garam kini membuat kejutan dengan berencana membangun proyek tol di Jawa Timur.

Sejak panjang perjalanan usaha Gudang Garam sudah separuh abad lebih, untuk keluar dari bisnis utama mereka memproduksi rokok. Hadirnya Gudang Garam di proyek infrastruktur menjadi angin segar bagi perkembangan sarana infrastruktur di Indonesia.

Berikut rekam jejak Gudang Garam yang disarikan oleh CNBC Indonesia, Jumat (13/11).

Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak 1958 di Kota Kediri, Jawa Timur.

Hingga kini, Gudang Garam terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi.

Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM).

Pendirian perusahaan berawal pada 1958, yang bermula dari sebuah industri rumahan. Produk kretek yang diproduksi pertama kali adalah SKL dan SKT.

Salah satu motor bisnis Gudang Garam ialah PT Surya Madistrindo (SM) yang didirikan pada 2002. Fokus bisnisnya adalah menjalankan distribusi produk-produk sigaret Gudang Garam bersama dengan tiga perusahaan distribusi lainnya.

Di tahun 2009, SM ditunjuk sebagai distributor tunggal yang memegang kendali strategi distribusi dan field marketing untuk seluruh wilayah Indonesia.

Kini SM didukung oleh sumber daya manusia mencapai lebih dari 14.000 orang yang tersebar pada 12 kantor perwakilan regional dan lebih dari 180 kantor perwakilan area di Indonesia.

Saat kabar PT Gudang Garam Tbk akan membangun bandara, awalnya tak ada yang percaya, perusahaan rokok ini masuk ke bisnis infrastruktur. Namun,  PT Gudang Garam Tbk melalui anak usaha PT Surya Dhoho Investama (SDI) akhirnya merealisasikan pembangunan bandara Internasional di Kediri, Jawa Timur.

Dirut PT Surya Dhoho Investama (PT SDI), Susanto Widyatmoko memperkirakan pembangunan bandara ini akan menelan dana sekitar Rp 6 triliun, masing-masing Rp 3 triliun untuk tanah dan bandara. 

Menurutnya, pembangunan bandara ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) khusus. Di mana 100% dikerjakan oleh swasta. "Kan kalau umum, misal tanah pemerintah, tapi infrastruktur swasta. Ini 100% swasta semua," ungkap Susanto di Kemenko Maritim dan Investasi, Kamis, (16/01/2020).

Groundbreaking Bandara Dhoho atau Bandara Gudang Garam di Kabupaten Kediri resmi berlangsung Rabu (15/4/2020). Prosesi ground breaking dilaksanakan secara virtual oleh Menko Kemaritiman dan Investasi yang sekaligus menjabat Menteri Perhubungan Ad Interim Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan.

Bandara ini nantinya kan dibuka untuk publik khususnya untuk wilayah Kediri dan sekitarnya sebagai salah satu bandara alternatif di Jawa Timur.

Sebelumnya, Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta sebagai pemilik bandara menyebutkan pihaknya sudah mengerucutkan rencana nilai investasi pembangunan bandara tersebut.

Dari sebelumnya dipatok senilai Rp 1 triliun-Rp 10 triliun, telah dipersempit menjadi Rp 6 triliun-Rp 9 triliun, termasuk di dalamnya dana pembebasan lahan.

Raksasa produsen rokok di Tanah Air asal Kediri, Jawa Timur, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masuk ke bisnis pengelolaan jalan tol dengan mendirikan anak usaha baru yakni PT Surya Kertaagung Toll (SKT). Gudang Garam berencana membangun Tol Kediri-Tulungagung.

Rencana tersebut terungkap dari Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit.

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) masuk ke bisnis pengelolaan jalan tol dengan mendirikan anak usaha baru yakni PT Surya Kertaagung Toll (SKT). Pendirian Surya Kertagung Toll yang merupakan cucu usaha ini dilakukan pada 6 November 2020.

Surya Kertagung Toll adalah anak perusahaan PT Surya Kerta Agung yang sahamnya dimiliki oleh Gudang Garam sebanyak 499.999 saham atau setara dengan 99,9%.

Corporate Secretary GGRM Heru Budiman mengatakan pendirian Surya Kertaagung Toll dituangkan ke dalam Akta Pendirian Nomor 09 tanggal 6 November 2020 oleh Notaris Danny Rachman Hakim, S.H., M.Kn, Notaris di Kediri.

Pendirian cucu usaha ini juga telah mendapat pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan Menkumham Nomor AHU-0057932.AH.01.01.Tahun 2020 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perseroan Terbatas PT Surya Kertaagung Toll, tertanggal 6 November 2020.

"Modal dasar Rp 1,2 triliun, modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 300 miliar atau sebanyak 300.000 saham dengan nilai nominal Rp 1 juta per saham," kata Heru, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu (11/11/2020).

Struktur kepemilikan saham yakni Surya Kerta Agung memiliki 299.999 saham atau 99,9% atau setara dengan Rp 299,99 miliar. Sementara Heru Budiman mengambil bagian saham sebanyak 1 saham (0,1%) atau setara dengan Rp 1 juta.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular