
Dorong Petani Muda, Mentan Limpo Punya Geratieks
Leidy Febian, CNBC Indonesia
10 March 2020 16:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo punya gerakan tiga kali ekspor (Geratieks). Suatu gerakan meningkatkan ekspor produk pertanian hingga tiga kali lipat agar menciptakan lapangan kerja, termasuk anak-anak muda untuk terjun ke pertanian.
Program ini mendapat tanggapan positif dari kalangan akademisi. Misalnya, akademisi dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Bali Prof Dr. I Made Supartha Utama mendukung Geratieks.
Menurutnya pencanangan Geratieks, termasuk penguatan data berbasis Agriculture War Room (AWR) diharapkan mampu mendorong wirausaha muda terjun secara langsung dan melipatgandakan lalu lintas ekspor dengan cara kerja yang tidak biasa antara lain memanfaatkan teknologi, inovasi, IT, digitalisasi, riset, jejaring dan kerja sama.
"Saya sangat optimistis bahwa ekspor kita bisa meningkat tajam. Namun saya kira program ini juga harus menjadi perhatian bersama untuk mempercepat mewujudkannya. Terutama Geratieks dan AWR harus berjalan secara beriringan," kata I Made Supartha Utama dalam pernyataannya dikutip, Selasa, (10/3/2020).
Ia bilang pemerintah wajib memperhatikan semua aspek yang berkaitan dengan pembangunan sistem. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengkreasikan produk pertanian yang ada di hulu maupun di hilir. Terlebih, pemerintah juga wajib mempelajari dinamika konsumen masyarakat.
"Menurut saya, jika sistem ini sudah terbangun secara benar, makan untuk memenuhi kebutuhan ekspor tidak akan sulit. Saat ini kita masih menjadi penyuplai produk pertanian terbesar di dunia," katanya.
Di sisi lain, penerapan program Geratieks juga harus dibarengi dengan tumbuh kembangnya petani muda secara cepat. Ini bisa dilakukan melalui program Petani Masuk Sekolah (PMS) sebagai solusi permanen dalam mengatasi minimnya minat anak muda.
Ia berharap pemerintah membuat pendekatan khusus kepada anak muda untuk meyakinkan mereka tentang bertani di era 4.0.
"Di Bali, kami memiliki komunitas namanya Petani Muda Keren. Disini para petani saling memberikan ilmu dengan petani baru dan mengajar anak-anak muda lainya yang tertarik dengan pertanian. Ini sangat luar biasa karena mereka mampu membangun minat anak muda lainnya," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Mentan: Gula Aman, Impor Sudah Masuk, Juni Panen 600 Ribu Ton
Program ini mendapat tanggapan positif dari kalangan akademisi. Misalnya, akademisi dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Bali Prof Dr. I Made Supartha Utama mendukung Geratieks.
Menurutnya pencanangan Geratieks, termasuk penguatan data berbasis Agriculture War Room (AWR) diharapkan mampu mendorong wirausaha muda terjun secara langsung dan melipatgandakan lalu lintas ekspor dengan cara kerja yang tidak biasa antara lain memanfaatkan teknologi, inovasi, IT, digitalisasi, riset, jejaring dan kerja sama.
"Saya sangat optimistis bahwa ekspor kita bisa meningkat tajam. Namun saya kira program ini juga harus menjadi perhatian bersama untuk mempercepat mewujudkannya. Terutama Geratieks dan AWR harus berjalan secara beriringan," kata I Made Supartha Utama dalam pernyataannya dikutip, Selasa, (10/3/2020).
Ia bilang pemerintah wajib memperhatikan semua aspek yang berkaitan dengan pembangunan sistem. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengkreasikan produk pertanian yang ada di hulu maupun di hilir. Terlebih, pemerintah juga wajib mempelajari dinamika konsumen masyarakat.
![]() |
"Menurut saya, jika sistem ini sudah terbangun secara benar, makan untuk memenuhi kebutuhan ekspor tidak akan sulit. Saat ini kita masih menjadi penyuplai produk pertanian terbesar di dunia," katanya.
Di sisi lain, penerapan program Geratieks juga harus dibarengi dengan tumbuh kembangnya petani muda secara cepat. Ini bisa dilakukan melalui program Petani Masuk Sekolah (PMS) sebagai solusi permanen dalam mengatasi minimnya minat anak muda.
Ia berharap pemerintah membuat pendekatan khusus kepada anak muda untuk meyakinkan mereka tentang bertani di era 4.0.
"Di Bali, kami memiliki komunitas namanya Petani Muda Keren. Disini para petani saling memberikan ilmu dengan petani baru dan mengajar anak-anak muda lainya yang tertarik dengan pertanian. Ini sangat luar biasa karena mereka mampu membangun minat anak muda lainnya," katanya.
(hoi/hoi) Next Article Mentan: Gula Aman, Impor Sudah Masuk, Juni Panen 600 Ribu Ton
Most Popular