Ngerinya Ramalan S&P Soal Corona ke Ekonomi, RI Bisa Selamat?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 March 2020 11:54
Sri Mulyani Bilang Rumit, RI Bersiap Hadapi Corona
Foto: Menkeu Sri Mulyani (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Virus corona juga sudah masuk ke Indonesia. Sampai hari ini ada 4 orang Indonesia yang dilaporkan positif terinfeksi virus corona yang sekarang mendapat penanganan intensif di RSPI Sulianti Saroso.

Merespons ketakutan global ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga memberikan komentar. Menurutnya fenomena wabah corona ini lebih rumit dari krisis yang terjadi pada 2008 silam akibat sub-prime mortgage.

"Lebih rumit yang ini (ketimbang krisis 2008-2009) karena ini menyangkut manusia, harus memberikan ketenangan dulu apa yang disebut dengan ancaman atau risiko terhadap mereka. Keselamatan, kesehatan, sampai pada kemungkinan terancam meninggal dunia. Itu yang jauh lebih langsung. Kalau dulu kan melalui lembaga keuangan, korporasi jatuh, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) paling," papar ex direktur pelaksana Bank Dunia tersebut.

Pemerintah pun tak tinggal diam. Bersama dengan Bank Indonesia, bauran kebijakan fiskal dan moneter disiapkan demi meredam dampak dari virus corona ini.

Melalui Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung pada 20-21 Februari lalu, Perry Warjiyo dan sejawat memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR) sebesar 25 bps ke level 4,75%. Bank Indonesia juga melonggarkan Giro Wajib Minimum (GWM) baik untuk rupiah maupun valas agar likuiditas perbankan tetap terjaga.

Sementara dari sisi lain pemerintah tengah mempersiapkan berbagai stimulus mulai dari memberikan diskon tiket pesawat hingga 50% untuk tiga bulan ke depan penerbangan domestik, menggenjot penyaluran kartu pra kerja dan kartu sembako, sampai mengalokasikan dana tambahan sebesar Rp 1,5 triliun untuk menambah kuota rumah bersubsidi.

Walau peredam sudah disiapkan, tetapi bursa saham tanah air masih terus mengalami tekanan. Terhitung sejak awal tahun, IHSG telah anjlok 12,72% (ytd) dengan asing masih mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp 6,48 triliun (ytd).

Untuk mengurangi tekanan yang dialami dan volatilitas yang tinggi di pasar saham tanah air, otoritas bursa akhirnya memutuskan untuk menghentikan transaksi short selling di tengah kondisi kepanikan seperti sekarang ini.

Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan wabah virus ini berakhir. Walau jumlah orang yang berhasil sembuh (>58.000 orang) jauh melebihi orang yang meninggal (>3.500 orang) tetapi lonjakan kasus baru dilaporkan setiap harinya.

Terkait apakah ekonomi RI dan pasar keuangan domestik bisa selamat atau tidak tentu harus melihat banyak faktor seperti sampai kapan wabah ini akan menjangkiti dunia, seperti apa langkah atau respons serta koordinasi negara-negara di dunia dalam melawan virus corona baik dari segi sistem kesehatan hingga stimulus fiskal maupun moneter.

Jika virus ini dapat segera dijinakkan, maka ada kemungkinan ekonomi akan rebound dalam periode yang cepat dan membentuk kurva V (V-shaped curve). Namun jika kondisi yang sebaliknya terjadi (amit-amit), maka perekonomian akan pulih dalam periode yang lebih lama.

Bagaimanapun juga negara-negara yang kini terjangkit virus corona merupakan negara yang erat hubungan ekonominya dengan Indonesia. Ekonomi China yang diramal tumbuh terendah dalam sejarah menjadi momok yang menakutkan bagi perekonomian RI.

Pasalnya jika perekonomian China terdampak 1 poin persentase (pp) saja, maka pertumbuhan ekonomi RI bisa terdampak sebesar 0,3-0,6 pp.




TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular