
BUMN Masker: Stok Bahan Baku Masker dari China Kosong!
Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 March 2020 12:58

Jakarta, CNBC Indonesia - BUMN produsen masker, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/RNI mengakui kekurangan pasokan bahan baku masker dari China sepeti kain spunbond. Meski BUMN yang memiliki pabrik gula ini juga masih menyimpan stok masker hanya ratusan ribu pcs.
Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo mengatakan dalam kondisi normal seharusnya pada Maret perusahaan akan memproduksi 5-7 juta pcs masker untuk memenuhi kebutuhan haji dan supply di dalam negeri sepanjang 2020. Namun sejak Januari 2020, pasokan bahan baku dari China sudah tak bisa lagi dikirim ke pabrik sehingga produksi perusahaan tertunda.
"Belum produksi, harapannya buat haji, Maret ini [produksi] 5-7 juta buat haji tapi ada kasus [corona] bahan baku nggak bisa keluar dari China jadi stok kosong. Kita bisa produksi beberapa puluh ribu tapi itu pakai bahan baku stok lama," kata Eko di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Dia menjelaskan, saat ini di gudang penyimpanan perusahaan hanya ada cadangan 100-an ribu pcs masker. Namun ini hanya akan dikeluarkan untuk kebutuhan emergency saja atau diperintahkan langsung oleh Menteri BUMN atau langsung dari Presiden.
"Kita krisis masker, tapi kalau emergency sih enggak, stok masih ada," imbuh dia.
Saat ini RNI masih menunggu kepastian bahan baku dari Eropa yang diharapkan segera mendapatkan kepastian. Diakuinya, kiriman bahan baku dari Prancis, Eropa ini akan sangat membantu namun masih belum ada jawaban pasti, karena penyebaran corona (COVID-19) di Eropa juga meluas.
Selain dari Eropa, kata Eko, pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan Jepang untuk kerja sama bilateral produksi masker.
"Kita rasa [masker] masih banyak di pasar tapi banyak itu kan yang tertangkap (menimbun). Buat Jakarta aja cukup itu," kata dia.
Ia menyebutkan, RNI hanyalah salah satu produsen masker di dalam negeri. Diperkirakan beberapa produsen lainnya masih memiliki pasokan dan bisa memenuhi kebutuhan pasar.
(hoi/hoi) Next Article Masker Langka? Jangan Khawatir, BUMN Lagi Produksi 2 Juta Pcs
Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo mengatakan dalam kondisi normal seharusnya pada Maret perusahaan akan memproduksi 5-7 juta pcs masker untuk memenuhi kebutuhan haji dan supply di dalam negeri sepanjang 2020. Namun sejak Januari 2020, pasokan bahan baku dari China sudah tak bisa lagi dikirim ke pabrik sehingga produksi perusahaan tertunda.
"Belum produksi, harapannya buat haji, Maret ini [produksi] 5-7 juta buat haji tapi ada kasus [corona] bahan baku nggak bisa keluar dari China jadi stok kosong. Kita bisa produksi beberapa puluh ribu tapi itu pakai bahan baku stok lama," kata Eko di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Dia menjelaskan, saat ini di gudang penyimpanan perusahaan hanya ada cadangan 100-an ribu pcs masker. Namun ini hanya akan dikeluarkan untuk kebutuhan emergency saja atau diperintahkan langsung oleh Menteri BUMN atau langsung dari Presiden.
"Kita krisis masker, tapi kalau emergency sih enggak, stok masih ada," imbuh dia.
Saat ini RNI masih menunggu kepastian bahan baku dari Eropa yang diharapkan segera mendapatkan kepastian. Diakuinya, kiriman bahan baku dari Prancis, Eropa ini akan sangat membantu namun masih belum ada jawaban pasti, karena penyebaran corona (COVID-19) di Eropa juga meluas.
Selain dari Eropa, kata Eko, pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan Jepang untuk kerja sama bilateral produksi masker.
"Kita rasa [masker] masih banyak di pasar tapi banyak itu kan yang tertangkap (menimbun). Buat Jakarta aja cukup itu," kata dia.
Ia menyebutkan, RNI hanyalah salah satu produsen masker di dalam negeri. Diperkirakan beberapa produsen lainnya masih memiliki pasokan dan bisa memenuhi kebutuhan pasar.
(hoi/hoi) Next Article Masker Langka? Jangan Khawatir, BUMN Lagi Produksi 2 Juta Pcs
Most Popular