
Bisnis Kritis Gegara Corona: Pekerja Terancam Dirumahkan-PHK
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
04 March 2020 09:57

Dampak penyebaran virus corona begitu memukul industri pariwisata, khususnya travel agent Indonesia. Ancaman PHK mulai menghantui para pegawai travel agent.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, menjelaskan dampak penurunan penjualan karena virus corona berdampak pada operasional perusahaan.
Dikatakan, banyak perusahaan per awal Maret ini tak lagi beroperasi secara penuh. Sistem shift pegawai pun tak lagi diberlakukan, ujung-ujungnya ada travel agent melakukan efisiensi dan mempertimbangkan PHK.
"Dari teman teman udah mulai bilang untuk langkah efisiensi, tidak ada jam lembur lagi," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (3/3).
Bahkan, ada perusahaan meliburkan karyawannya selama seminggu secara bergantian. Artinya, jatah kerja pegawai dipangkas jadi separuh.
"Jadi masuknya seminggu-seminggu, karyawannya masuknya separuh-separuh. Kemudian sudah tidak ada rekrutmen karyawan baru, itu mulai terjadi," katanya.
"Tadinya mereka buka dua shift, itu nggak ada. Otomatis dengan nggak ada shift malam nggak kerja kan mereka. Kemudian seminggu kerja seminggu libur. Jadi gaji per bulan hanya bayar separuh nih," katanya
Ia juga mengatakan telah terjadi penurunan penjualan mencapai 60% sejak Januari sampai Maret 2020. Di samping itu, banyak calon pelancong yang sebelumnya memesan tiket, memilih melakukan pembatalan.
"Pembatalan perjalanan baik yang ke luar negeri maupun di dalam negeri sudah 80% ya, bisa lebih juga dalam waktu dekat," ujarnya.
"Otomatis dalam satu bulan ini travel agent ini enggak ada pemasukan karena pembatalan segala macam itu. Nah terlebih lagi, tadinya kan kita berpikir ya sudah regional terkena dampak virus corona, kita bisa menjual domestik. Tapi ternyata Indonesia mulai kena kan," lanjutnya (hoi/hoi)
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), Pauline Suharno, menjelaskan dampak penurunan penjualan karena virus corona berdampak pada operasional perusahaan.
Dikatakan, banyak perusahaan per awal Maret ini tak lagi beroperasi secara penuh. Sistem shift pegawai pun tak lagi diberlakukan, ujung-ujungnya ada travel agent melakukan efisiensi dan mempertimbangkan PHK.
Bahkan, ada perusahaan meliburkan karyawannya selama seminggu secara bergantian. Artinya, jatah kerja pegawai dipangkas jadi separuh.
"Jadi masuknya seminggu-seminggu, karyawannya masuknya separuh-separuh. Kemudian sudah tidak ada rekrutmen karyawan baru, itu mulai terjadi," katanya.
"Tadinya mereka buka dua shift, itu nggak ada. Otomatis dengan nggak ada shift malam nggak kerja kan mereka. Kemudian seminggu kerja seminggu libur. Jadi gaji per bulan hanya bayar separuh nih," katanya
Ia juga mengatakan telah terjadi penurunan penjualan mencapai 60% sejak Januari sampai Maret 2020. Di samping itu, banyak calon pelancong yang sebelumnya memesan tiket, memilih melakukan pembatalan.
"Pembatalan perjalanan baik yang ke luar negeri maupun di dalam negeri sudah 80% ya, bisa lebih juga dalam waktu dekat," ujarnya.
"Otomatis dalam satu bulan ini travel agent ini enggak ada pemasukan karena pembatalan segala macam itu. Nah terlebih lagi, tadinya kan kita berpikir ya sudah regional terkena dampak virus corona, kita bisa menjual domestik. Tapi ternyata Indonesia mulai kena kan," lanjutnya (hoi/hoi)
Next Page
Harga Bahan Baku Obat Naik
Pages
Most Popular