Gegara Corona, Ada yang Bilang Ekonomi RI Cuma Tumbuh 4,8%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 March 2020 09:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Mau tidak mau, suka tidak suka, Indonesia pasti terkena dampak ekonomi dari penyebaran virus corona. Bahkan bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa di bawah 5%.
Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa sudah ada dua warga negara Indonesia yang positif terjangkit virus corona. Indonesia bernasib sama dengan lebih dari 70 negara yang sudah kemasukan virus tersebut.
Penyebaran virus corona yang semakin luas membuat aktivitas ekonomi terhambat. Sejumlah pabrik, terutama di China, belum berproduksi dalam kapasitas optimal karena para pekerja khawatir tertular virus mematikan.
Masalahnya, China adalah pemain besar dalam perekonomian global. Negeri Tirai Bambu merupakan perekonomian terbesar kedua di dunia, eksportir nomor satu, dan pemain kunci dalam rantai pasok dunia.
Kala pasokan dari China menurun seiring kelesuan industri manufaktur, maka dunia usaha di berbagai negara akan kesulitan memperoleh bahan baku/penolong. Oleh karena itu, rantai pasok global akan rusak dan industri manufaktur global terancam mengalami kontraksi.
Hal serupa juga akan dialami oleh Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa industri dalam negeri berisiko mengalami kesulitan bahan baku/penolong yang didatangkan dari impor.
"Jadi kita akan melihat langkah-langkah apa yang kita lakukan untuk bisa mendukung percepatan impor bahan baku yang saat ini dalam posisi sudah menipis di berbagai industri manufaktur," jelas Sri Mulyani di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Industri pengolahan adalah sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada 2019, industri pengolahan menyumbang hampir 20% dari PDB nasional.
Jadi kala seperlima pembentuk PDB bermasalah, maka bisa merusak ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, sepertinya Indonesia bakal mustahil menghindari perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Kemarin, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa sudah ada dua warga negara Indonesia yang positif terjangkit virus corona. Indonesia bernasib sama dengan lebih dari 70 negara yang sudah kemasukan virus tersebut.
Penyebaran virus corona yang semakin luas membuat aktivitas ekonomi terhambat. Sejumlah pabrik, terutama di China, belum berproduksi dalam kapasitas optimal karena para pekerja khawatir tertular virus mematikan.
Kala pasokan dari China menurun seiring kelesuan industri manufaktur, maka dunia usaha di berbagai negara akan kesulitan memperoleh bahan baku/penolong. Oleh karena itu, rantai pasok global akan rusak dan industri manufaktur global terancam mengalami kontraksi.
Hal serupa juga akan dialami oleh Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa industri dalam negeri berisiko mengalami kesulitan bahan baku/penolong yang didatangkan dari impor.
"Jadi kita akan melihat langkah-langkah apa yang kita lakukan untuk bisa mendukung percepatan impor bahan baku yang saat ini dalam posisi sudah menipis di berbagai industri manufaktur," jelas Sri Mulyani di Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Industri pengolahan adalah sektor penyumbang terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pada 2019, industri pengolahan menyumbang hampir 20% dari PDB nasional.
![]() |
Jadi kala seperlima pembentuk PDB bermasalah, maka bisa merusak ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, sepertinya Indonesia bakal mustahil menghindari perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular