Lupakan Saham & Reksa Dana, Ini Investasi Anti Rugi

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
24 February 2020 16:09
Di tengah ketidakpastian global dan merebaknya virus corona, berbagai instrumen investasi mulai mengalami tekanan.
Foto: Infografis/TIPS Agar Terhindar Investasi Bodong/Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia- Di tengah ketidakpastian global dan merebaknya virus corona, berbagai instrumen investasi mulai mengalami tekanan. Misalnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terpeleset hampir 8,02% sejak awal tahun.

Hal ini pun berimbas pada kinerja industri reksa dana yang berkaitan erat dengan bursa saham. Sektor ini pun mengalami penurunan dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) sebesar 0,56% sejak awal tahun. Apalagi, beberapa waktu belakangan industri ini juga diterpa isu tidak sedap dengan dibubarkannya beberapa reksa dana karena melanggar aturan. 

Lalu jika pasar saham dan reksa dana anjlok, pilihan apa yang dimiliki investor?

Instrumen investasi sebenarnya tidak hanya pasar modal melalui perdagangan saham, melainkan juga ada penerbitan surat utang. Jika dalam pasar saham investor membeli saham perusahaan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam investasi surat utang investor juga bisa membeli surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau negara berupa obligasi dan sukuk.


Nah dalam beberapa pekan ini, Dirjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan baru saja menerbitkan Sukuk Ritel seri SR-012. Berbeda dengan saham dan reksa dana yang memiliki risiko rugi, Sukri ini memiliki nilai tetap dan imbal hasil tetap sampai jatuh tempo. Sehingga risikonya tergolong sangat rendah dibandingkan saham dan reksa dana.

Selain itu, SR-012 yang tetap memberikan imbal hasil 6,3% (fixed coupon), meski ada penurunan suku bunga acuan BI, sehari sebelum penerbitan. Dengan nilai pembelian minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar per pesanan, tentunya nilai investasi yang cukup terjangkau, termasuk untuk generasi milenial.

Selain itu, SR-012 dapat diperdagangkan kembali mulai 11 Juni 2020, atau setelah tiga kali pembayaran kupon. Sukuk ritel juga menerapkan prinsip syariah dalam penerbitannya, SR-012 memiliki aset dasar barang milik negara (BMN) dan proyek APBN 2020 serta memanfaatkan akad ijarah asset to be leased.



Adapun pembayaran kupon pertama akan dilakukan pada 10 April 2020 (short coupon) dan akan dibayarkan setiap tanggal 10 setiap bulannya. Melalui penerbitan SR012 ini pemerintah memberikan kesempatan pada masyarakat untuk dapat berinvestasi pada SR012 sekaligus memiliki kesempatan berpartisipasi dalam mendukung pembangunan nasional.

SR-012 dapat dipesan dengan nilai maksimal per pemesan senilai Rp 3 miliar. Efek utang tersebut akan didistribusikan kepada pemesan pada 26 Maret 2020 dan akan jatuh tempo pada 10 Maret 2023. Efek itu baru dapat ditransaksikan di pasar sekunder pada 11 Juni.

[Gambas:Video CNBC]






(dob/dob) Next Article Kupon Lebih Rendah Tapi SBR009 Lebih Diborong Daripada SBR008

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular