Internasional

Dukung Erdogan? Eropa Kutuk Serangan Suriah-Putin di Idlib

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 February 2020 13:25
Eropa mengutuk serangan militer yang dilakukan Suriah, didukung militer Rusia di Idlib.
Foto: Korban Suriah. (AP Photo/Ghaith Alsayed)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 27 orang pemimpin di Uni Eropa mengutuk serangan yang dilakukan pemerintah Suriah di kota Idlib, di mana kelompok anti pemerintahan Bashar al-Assad berada. Mereka menganggap serangan yang didukung militer Rusia tersebut adalah bencana kemanusiaan.

"Serangan militer baru di Idlib oleh rezim Suriah dan para pendukungnya, menyebabkan penderitaan manusia yang sangat besar, tidak dapat diterima," kata Dewan Uni Eropa, yang mewakili 27 negara anggota pada Jumat (20/2/2020), dikutip dari AFP.

"Uni Eropa mendesak semua pihak dalam konflik untuk sepenuhnya menghormati kewajiban mereka di bawah hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional dan untuk memungkinkan akses kemanusiaan tanpa hambatan dan mengarahkan ke semua yang membutuhkan."

Peringatan itu muncul selama KTT Uni Eropa yang ditujukan untuk menyusun anggaran Uni Eropa berlangsung. Presiden Prancis, Emmanuel Macron bahkan mengatakan peristiwa di barat laut Suriah yang terjadi beberapa waktu lalu tidak bisa diabaikan.

"Selama berminggu-minggu salah satu drama kemanusiaan terburuk telah berlangsung. Saya ingin mengutuk dalam istilah terkuat serangan militer yang dilakukan selama beberapa minggu oleh rezim Bashar al-Assad terhadap penduduk sipil Idlib," kata Macron.

Macron meminta Dewan Keamanan PBB, di mana Prancis adalah anggota tetap di sana, untuk bertanggung jawab. Apalagi Rusia dikatakan enggan melakukan gencatan senjata.

Pekerja bantuan di Suriah mendesak serangan dihentikan dan bantuan internasional datang. Terutama untuk hampir satu juta orang yang melarikan diri dari serangan Suriah di Idlib, yang menjadi gelombang terbesar warga sipil kehilangan tempat tinggal dalam konflik tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa sebanyak 900.000 warga Suriah, dengan lebih dari 500.000 di antaranya adalah anak-anak, mengungsi akibat perang antara militer Suriah dengan kelompok anti Assad sejak Desember 2019 lalu.

Angka tersebut 100.000 lebih dari yang dicatat PBB sebelumnya. PBB juga menjelaskan jika ada banyak bayi-bayi yang sekarat akibat kedinginan, serta kamp bantuan dan pengungsian yang sudah kepenuhan.

Konflik Suriah sebenarnya sudah terjadi sejak 2011. Bukan hanya melibatkan pro Assad dan anti Assad, tapi juga Rusia dan Turki di kubu yang berlawanan.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Dibombardir Rudal, Ekonomi Suriah Rugi Ribuan Triliun Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular