Tito Ungkap Bahaya Pengangguran, Dari Hoax Hingga Radikalisme

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
20 February 2020 13:20
Demikian dikatakan Tito dalam Rapat Kerja Nasional Investasi 2020 di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Foto: Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian menjadi salah satu pembicara dalam Rapat Kerja Nasional Investasi 2020 di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Kamis (20/2/2020). Dalam kesempatan itu, Tito menguraikan urgensi investasi terhadap perekonomian.

"Intinya dua. Pertama, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi karena APBN gak mampu menjaga ekonomi seperti saat ini tanpa didorong swasta, investasi dalam negeri, dan luar negeri. Kedua, antisipasi problema nasional atau tingginya pertumbuhan penduduk," ujarnya.

Secara khusus, Tito menyoroti pertumbuhan penduduk dari kalangan anak muda. Menurut dia, apabila mereka tidak diberikan pekerjaan, maka mereka akan menjadi pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran per Agustus 2019 sebanyak 7,05 juta orang.

"Dampaknya negatif. Gak ada kerjaan punya HP. HP itu sudah jadi bagian tubuh kita sekarang ini, mau kaya, mau miskin, rata-rata punya HP. Banyak hoaks terjadi karena nganggur. Banyak masuk grup ini itu dan semuanya dikomenin," kata Tito.

Saya punya saudara, kelihatannya gak radikal, tapi di medsos (media sosial) radikal sekali. Ternyata dia nganggur," lanjut eks Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia itu.

Pengangguran, lanjut Tito, juga bisa membuat seseorang menjadi begal, penipu, dan bahkan menjadi pemicu konflik sosial. Ia mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon (Maluku), Aceh, dan Poso (Sulawesi Tengah).



Tito juga bicara soal bonus demografi. Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi pada 2030-2045. Bonus demografi, menurut Tito, harus ditangkap sebagai peluang sekaligus penyokong pertumbuhan ekonomi.


"Kalau mereka nganggur, terjadi bencana demografi dan membuat beban negara banyak," katanya.

Oleh karena itu semua, Tito mengatakan iklim investasi harus diperbaiki.

"Jangan sampai yang di dalam lari ke luar, yang dari luar gak mau datang ke dalam. Kalau nutup pintu karena hoaks, cari ke tempat lain, yang punya duit. Di mana ada gula, pasti ada semut yang datang," ujar mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Tito Karnavian Perintahkan BNPP Terjun ke Perbatasan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular