
BPH Migas Ungkap Tantangan Turunkan Harga Gas Jadi US$6
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
18 February 2020 19:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengaku pesimis dengan target penurunan harga gas industri US$ 6 per MMBTU dalam waktu dekat. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu anggota komite BPH Migas Jugi Prajogio.
Jugi menjabarakan, kondisi objektifnya saat ini sudah pertengahan bulan Februari, sementara targetnya Maret harga gas industri sudah harus US$ 6 sudah terbentuk.
"Sekarang bayangkan saja pipa distribusi yang dimiliki PGN itu jumlahnya banyak sekali ratusan ruas, pengalaman BPH Migas kalau saya ingin menetapkan satu ruas pipa transmisi saja itu memakan proses agak lama," ungkapnya di DPR RI, Selasa, (18/02/2020).
Lebih lanjut dirinya mengatakan penugasan dari Kementerian dengan waktu yang pendek membuat BPH Migas pesimis. Menurutnya berdasarkan pengalaman, sejak pipa transmisi dibangun sampai data lengkap dan sudah mulai onstream memakan waktu setidaknya satu bulan.
"Tapi kalau seandainya data tidak lengkap, misalkan yang punya pipa tidak tau belanja modal (capex), belanja operasional (opex)nya masa kita semena-mena kasih tarif distribusi tanpa perhitungan kan bahaya," imbuhnya.
Dirinya mempertegas BPH Migas tidak mau menggunakan metode-metode yang tidak masuk akal dalam menetapkan biaya pipa distribusi. "Jadi kita punya kaidah," tegasnya.
Presiden Joko Widodo meminta harga gas industri bisa menjadi US$ 6 per MMBTU segera. PT. PGN Tbk menargetkan harga gas industri US$ 6 per MMBTU mulai berlaku pada 1 April 2020 mendatang.
Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan saat ini pihaknya tengah mengkonsultsasikan intensif dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Sudah diputuskan target pelaksanannya adalah 1 april 2020. Jadi kami sekarang sedang koordinasi dengan SKK Mingas karena pemerintah juga sedang kaji penurunan harga gas dari hulunya," ungkapnya di dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VI, Senin, (3/02/2020).
(gus/gus) Next Article Heran, Industri Jepang Cs Bisa Maju Meski Beli Mahal Gas RI
Jugi menjabarakan, kondisi objektifnya saat ini sudah pertengahan bulan Februari, sementara targetnya Maret harga gas industri sudah harus US$ 6 sudah terbentuk.
"Sekarang bayangkan saja pipa distribusi yang dimiliki PGN itu jumlahnya banyak sekali ratusan ruas, pengalaman BPH Migas kalau saya ingin menetapkan satu ruas pipa transmisi saja itu memakan proses agak lama," ungkapnya di DPR RI, Selasa, (18/02/2020).
"Tapi kalau seandainya data tidak lengkap, misalkan yang punya pipa tidak tau belanja modal (capex), belanja operasional (opex)nya masa kita semena-mena kasih tarif distribusi tanpa perhitungan kan bahaya," imbuhnya.
Dirinya mempertegas BPH Migas tidak mau menggunakan metode-metode yang tidak masuk akal dalam menetapkan biaya pipa distribusi. "Jadi kita punya kaidah," tegasnya.
Presiden Joko Widodo meminta harga gas industri bisa menjadi US$ 6 per MMBTU segera. PT. PGN Tbk menargetkan harga gas industri US$ 6 per MMBTU mulai berlaku pada 1 April 2020 mendatang.
Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso mengatakan saat ini pihaknya tengah mengkonsultsasikan intensif dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Sudah diputuskan target pelaksanannya adalah 1 april 2020. Jadi kami sekarang sedang koordinasi dengan SKK Mingas karena pemerintah juga sedang kaji penurunan harga gas dari hulunya," ungkapnya di dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VI, Senin, (3/02/2020).
(gus/gus) Next Article Heran, Industri Jepang Cs Bisa Maju Meski Beli Mahal Gas RI
Most Popular